Malam yang seharusnya terasa tenang dan menyenangkan dengan menggunakannya untuk beristirahat. Namun tidak untuk Putri Cerllynda, dia sangat gelisah. Apalagi setelah pembicaraan tadi siang di taman bersama kedua pelayan wanitanya. Apakah esok hari semuanya akan baik-baik saja dan berjalan sesuai yang diinginkannya? Ataukah sebaliknya, bagaimana jika Raja Carlin mencela dan merendahkan Gressylia? Dia tidak ingin semua ini terjadi.
Dia terus bergulang-guling sana sini, hatinya benar-benar tidak tenang, dia mengkhawatirkam esok hari. Apalagi keempat pria itu pula akan datang ke kerajaan.
"Oh Tuhan, bagaimana jika Gress? Ah tidak-tidak, semuanya akan baik-baik. Sekarang kau harus istirahat dan menemuinya pagi sekali, semuanya akan baii-baik saja, oke!" monolognya pada diri sendiri.
Dia merekatkan selimutnya kembali dan memeluk guling yang dia ambil di atas lantai, gulingnya jatuh ke bawah karena ulah tubuhnya yang sedari tadi tidak ingin diam. Dia mencoba memejamkan matanya berulang kali, namun berulang kali pula dia gagal tertidur. Apalagi dia merasa tidak mengantuk sama sekali.
Denting jam terdengar nyaring pada malam hari yang diselimuti kesunyian ini, terus bergerak dengan perlahan, malam pula semakin larut. Semua orang sudah tertidur pulas di rumah mereka masing-masing, hingga matahari yant bersinar dengan cahayanya yang terang itu membangunkan mereka yang terlelap sepanjang malam untuk memulai aktifitasnya masing-masing di pagi hari.
"Huaaa aku masih mengantuk," gumam Putri Cerllynda merentangkan kedua lengannya dan menguap lebar, entah pada pukul berapa dia masih terjaga hingga akhirnya rasa lelah yang tiba-tiba membuatnya jatuh tidur begitu saja.
"Semoga hari ini akan baik-baik saja. Aku mencintaimu Gressylia," gumamnya lagi sambil menyibak selimut tebalnya, melangkah mendekati jendela dan menyibak tirai jendela, mengijinkan seluruh cahaya matahari masuk ke dalam kamarnya yang luas.
"Tuan Putri, air mandi Anda sudah siap." Putri Cerllynda mengangguk pelan, mempersilahkan pelayannya itu untuk meninggalkannya. Selanjutnya dia menyeret kakinya meenuju kamar mandi dan mulai membersihkan tubuhnya dengan air hangat yang disiapkan pelayannya.
Setelah kurang lebih 10 menit Putri Cerllynda keluar dari kamar mandi dan mematut dirinya di depan cermin dengan ditemani kedua pelayan pribadinya. Bahkan hari ini Putri Cerllynda memilih penampilan sederhana dengan gaun yang tidak terlalu mencolok dan mewah, seperti biasa dia biarkan rambutnya itu tergerai di atas punggungnya, memakai perhiasan dengan mencocokkan dengan penampilannya hari ini, terakhir dia sedikit memoles wajahnya agar semakin terlihat menawan.
"Tuan Putri serius mengenakan gaun ini? Ini terlalu sederhana, tapi Tuan Putri tetap terlihat sangat cantik hari ini," ucap Mina kepada Putri Cerllynda saat selesai membantu gadis itu mematut dirinya di depan cermin.
"Bagaimana? Bukankah aku sangat cocok jika bersanding dengan Gressylia?" ucapnya dengan wajah cerah dan ceria, kedua pelayannya itu mengangguk pelan.
"Sepertinya begitu, hanya saja kami belum melihat wajah pemuda yang telah membuat Tuan Putri kami jatuh cinta. Aku yakin dia pasti tampan sekali seperti yang Tuan Putri katakan, tentu saja pasti sangat cocok," ucap Lisa dengan suaranya yany lembut membuat senyuman Putri Cerllynda merekah mendengarnya.
"Hamba kagum dengan Tuan Putri yang tidak memandang jabatan ataupun kasta, semoga Tuan selalu memberi kebahagiaan pada Tuan Putri," ujar Mina dengan hatinya yang sedikit mengkhawatirkan nasib Putri Cerllynda pagi ini versama pemuda bernama Gressylia yang membuat sang putri jatuh cinta.
"Sebentar lagi kalian akan melihat Gressylia, dan katakan padaku betapa cocoknya dia denganku. Ayo kita ke bawah!" ajak Putri Cerllynda untuk sarapan pagi bersama sang ayah yang selalu datang lebih dulu ke ruang makan dan kemudian meninggalkannya karena harus mengurus banyak pekerjaan.
"Selamat pagi Ayahanda," sapa Putri Cerllynda yang di susul memberi hormat kepada ayahnya. Raja Carlin hanya mengangguk dan menyuruh putrinya untuk duduk di kursinya.
"Putriku, aku ingin kau jangan menemui pemuda itu, biarkan prajurit yang menyusulnya dan membawanya ke mari," ucap Raja Carlin memulai pembicaraan sebelum makan.
"Baiklah Ayahanda," jawab Putri Cerllynda dengan pasrah. Dia ingin sekali menolak, tetapi jika itu terjadi dia yakin sekali ayahnya itu akan marah padanya karena menolak printahnya.
"Aku sudah mengirim beberapa prajurit untuk menjemputnya, setelah satu jam mereka akan datang membawa pemuda pilihanmu itu," ucap Raja Carlin dengan tenang.
Sedangkan Putri Cerllynda merasa sedikit takut dan was-was dengan apa yang akan terjadi. Melihat ayahnya yang sudah mulai makan dan tidak mengeluarkan suara, Putri Cerllynda ikut menyuapkan makanan itu sedikit demi sedikit ke dalam mulutnya yang disusul oleh kunyahan yang pelan.
Hatinya berdegup tidak karuan, dia merasa sangat gugup dan takut. Dia masih memikirkan reaksi ayahnya saat melihat Gressylia. Ya, walaupun dia selalu mengatakan jika Gressylia adalah pemuda tampan, baik hati, pemberani, dan kuat, baginya itu sangat sempurna. Tapi, bagaimana menurut ayahnya, Raja Cerlin.
"Ampun Baginda Raja, Pangeran Albern dan Pangeran Cardwell sudah datang, begitu pula dengan Tuan Dario dan Tuan Freedx, mereka menunggu di ruang tamu," ucap seorang prajurit yang memberitahu kedatangan keempat pria yang Putri Cerllynda tolak dengan mentah-mentah, dia sunggung-sungguh tidak menginginkan mereka.
Raja Carlin hanya mengangguk paham, dia meneruskan memakan makanannya yang masih tersisa. Sedangkan prajurit itu langsung undur diri setelah memberi hormat kepada Raja Carlin dan Putri Cerllynda.
"Astaga, aku tidak dapat tenang," batin Putri Cerllynda sambil sesekali melirik ayahnya yang makan dengan tenang, seakan semuanya akan lancar-lancar saja. Dia memerhatikan ayahnya itu menaruh alat makannya di atas piring yang sudah kosong, meneguk segelas jus-nya dan berdiri dari tempat duduknya.
"Cepat habiskan makananmu dan temui mereka di ruang tamu," ucap Raja Carlin sambil berlalu meninggalkan Putri Cerllynda sendirian di meja makan.
Putri Cerllynda menghembuskan napas beratnya, dia benar-benar takut dengan pilihannya saat ini. Terlebih lagi dia sangat tahu jika ayahnya tidak akan pernah menyetujuinya menikah dengan Gressylia yang tak memiliki harta, jabatan, apalagi kehormatan, ini sangat buruk.
"Baiklah, semuanya akan baik-baik saja," gumam putri Cerllynda mengakhiri makannya.
Karena merasa gugup dan takut dia tidak berselera untuk makan lebih banyak. Pelayan yang berdiri di sana langsung merapikan meja makan, sedangkan Putri Cerllynda dengan kedua pelayannya itu meninggalkan meja makan dan pergi menuju ruang tamu, dia yakin ayahnya sudah ada di sana.
Pintu besar dan mewah itu dibuka saat Putri Cerllynda mendekatinya, dia masuk ke dalam dan saling memberi hormat satu sama lain, selanjutnya dia duduk di samping ayahnya yang masih saja menampilkan wajah tenangnya.
Tiba-tiba pintu ruang tamu terbuka kembali, dia menerka-nerka siapa yang datang? Ataukah Gressylia telah datang? Benar saja dugaannya, pemida yang membuatnya jatuh cinta itu berjalan dengan gagah bersama beberapa prajurit yang mengiringinnya.
Dia memakai pakaian sederhana yang tidak lusuh, terlihat lebih rapi seperti biasanya. Putri Cerllynda tersenyum menis kepada pemuda itu saat memberi salam kepada semua orang di ruangan itu.
Raja Carlin langsung berdiri dari tempat duduknya, mendekati pemuda yang berdiri di tengah-tengah mereka, wajahnya terlihat tenang dan ya tampan. Semua orang mengakui ketampanan Gressylia, namun hanya dalam hati. Lagi pula diam-diam mereka mendecih karena Putri Cerllynda yang memilih pemuda miskin sepertinya.
Raja Carlin menelisik Gressylia dari ujung kaki hingga rambut, sesekali dia mengeritkan keningnya. Mungkin dia heran kenapa putrinya memilih pemuda ini.