Chereads / Kuhidup Dengan Siapa? / Chapter 44 - Pertemuan Istri dan Kekasih

Chapter 44 - Pertemuan Istri dan Kekasih

"Mana bekalku?" Ucap lelaki berperawakan atletis itu pada istrinya yang baru saja menutup resleting tas bekalnya.

"Mas Rey mau dibuatin bekal juga? Kukira mas Rey gak suka ama masakanku." Tanya Alisa terkejut tiba-tiba suaminya meminta bekal untuk di bawa.

"Jadi kamu mau maagku kambuh lagi karna gak ada sarapan dan juga gak dibawain bekal?" Jawab tegas Reygan sambil duduk meminum jus guava yang disiapkan istrinya.

"Tunggu sebentar." Alisapun langsung membalikkan badannya mengambilkan sarapan dan bekal suaminya.

Sudah hampir dua bulan ini ia dibuat terkejut dengan perubahan sikap Reygan. Sejak menemaninya saat dirawat di rumah sakit, lelaki itu bagaikan remaja labil dan sedikit melunak. Sesaat ia bersikap sangat menyebalkan dan membuat suasana mencekam karena amarahnya. Sesaat kemudian suaminya itu bersikap baik, manis dan dapat membuat siapa saja berdebar dengan kecupan dan pelukannya yang yah seringnya terkesan memaksa. Tentu saja hal itu membuat Alisa sedikit tidak nyaman dan menambah Pe Er gadis itu untuk terus membangun benteng yang kuat agar tidak jatuh pda pesona dosen tampannya itu ketika dalam Mode Manis. Apalagi saat ini Papanya sudah pulih, dinyatakan dapat menjalani rawat jalan dan dapat kembali memimpin perusahaan yang kembali bangkit atas bantuan Ibu Ambar dan para orang kepercayaan Reygan yang membantu mengenyahkan para benalu yang merusak perusahaan yang dirintis dari nol oleh Papanya.

"Bekal sudah siap. Aku berangkat dulu." Ucap gadis itu setelah menyerahkan bekal.

"Tunggu" Langkah Alisa terhenti saat satu tangan mencekalnya. "Kita berangkat bareng aja" Lanjut lelaki itu yang sukses membuat Alisa membelalakkan matanya.

"Gausah mas Rey, aku berangkat sendiri aja kayak biaaaa…sa." Ucap Alisa yang hampir terputus ketika ia melihat kilat marah di mata suaminya.

"Duduk! Dan tunggu aku selesai sarapan, kita berangkat bareng!" Tanpa babibu dan perlawana Alisa langsung menuruti perkataan suaminya. Daripada ribet ntar makin kacau, batin gadis itu.

***

"Turun!" Perintah Reygan setelah ia menghentikan mobilnya sebelum halte bus di dekat kampus

"Eh,,, ah oke, makasih tumpangannya mas Rey." Gadis yang tengah asyik menikmati ruwetnya kota saat pagi itu terkejut atas perintah suaminya yang tiba-tiba. Namun tak membutuhkan waktu lama untuk Alisa dapat mencerna situasi, ia juga tidak ingin terpergok oleh seisi kampus jika datang bersama dengan dosen yang selalu bisa menggemparkan dunia perempuan di kampus.

Reygan yang tengah fokus mengamati istrinya berjalan menjauhi mobil dikagetkan oleh getar ponselnya.

"Halo."

"Sayaaaaang, kamu kemana aja sih? Aku kangen tau." Teriak Carina diseberang telfon

"Maaf, aku lagi sibuk dengan persiapan ujian. Aku masih di jalan, nanti kutelfon lagi ya." Ucap lelaki itu kemudian memutus panggilan.

Carina terkejut dengan perlakuan kekasihnya yang mematikan panggilan secara sepihak. Sejak kekasihnya itu menikah, carina merasa perlakuan berbeda, dan ia merasa kalau Reygan semakin menjauh dari jangkauannya.

"Awas aja kami Reygan, kalau berani menjauh dariku." Desis Carina marah.

***

Senja menjelang, mobil sport dengan deru mesin itu mulai memasuki pelataran rumahnya. Reygan melangkah membuka pintu dan memasuki rumah bergaya minimalis mewahnya. Sepi karena sang istri belum kembali dari pekerjaan paruh waktunya di restoran cepat saji. Ia lalu melangkahkan kakinya menuju dapur, diambilnya note dari istrinya yang menempel di kulkas agar ia memanasi makanan sebelum memakannya. Tak dipungkiri kalau Reygan merasa kesepian jika tidak ada Alisa di dekatnya. Ia rindu celoteh istrinya, raut cuek istrinya, perhatian kecil yang ditujukan Alisa padanya, dan juga raut ketakutan saat ia mulai berulah. Apakah ia mulai merasa nyaman dan menerima kehadiran Alisa di sisinya?

Belum sempat ia memanaskan makanan, terdengar suara bel rumahnya berbunyi. Tanpa berlama-lama Reygan langsung menuju pintu dan betapa terkejutnya ia saat ditemuinya sosok Carina saat pintu terbuka.

"Sayang, aku kangen." Ucap Carina sambil langsung membaur kepelukan Reygan.

"Sama sayang. Tapi kenapa kamu ke sini?"

"Kenapa? Emang gak boleh? Kamu takut ketauhan istrimu bawa satu-satunya wanita yang kamu cintai ke rumah?" Ucapnya sarkas sambil terus memeluk erat Reygan.

"Bukan begitu, aku cuma heran aja biasanya kamu yang minta aku ke apartemen."

"Abis kamunya susah banget dihubungi. Belum lagi kamu selalu putusin telfonku sepihak. Kenapa sih kamu menjauh dariku? Apa karena istrimu?" Tanya gadis itu sambil mendongakkan kepalanya menatap Reygan.

"Masuklah dulu. Kita bicara di dalam." Reygan kemudian menggandeng tangan kekasihnya dan mengajaknya melangkah menuju sofa.

"Mau minum apa?"

"Apa aja sayang, nanti aku bisa ambil sendiri. Sekarang tolong jelasin sesibuk apa kamu sampai cuekin aku terus, bahkan kamu gak berkabar saat sakit, dan aku harus tau dari Angga tentang keadaanmu."

"Maaf sayang, aku sedang banyak kerjaan di kaampus, aku harus meluangkan waktu untuk mengurus cafe dan sementara mengurus perusahaan papa karena baru saja aku diangkat menjadi CEO sementara sampai semua aman terkendali."

"Bukan karena istrimu kan?"

Reygan ragu menjawab pertanyaan dari kekasihnya. Jujur, ia juga lebih sering menghabiskan waktu dengan Alisa ditengah kesibukan mereka. Namun pada akhirnya dia menggeleng.

"Maafkan aku sayang sudah berfikir yang aneh-aneh, kamu sangat mencintaiku kan?"

"Tentu, aku sangat mencintaimu." Balas Reygan dan seketika Carina langsung mendekatkan dirinya dan mencium bibir kekasihnya.

Ciuman itu makin lama makin panas denga suara desahan Carina, namun sayang gelanyar aneh dirasakan oleh Reygan, kenapa ia merasakan hambat saat bercium dengan Carina? Berbeda dengan Alisa, bibir manis gadis itu seakan membuatnya enggan untuk melepaskan. Tunggu, kenapa aku memikirkan gadis itu? Batin Reygan.

Ia sibut bergelut dengan fikirannya sendiri tentang Alisa sampai ia tidak sadar kalau sekarang kekasihnya itu sudah naik ke atas pangkuannya dan mulai membuka kancing kemeja yang digunakan.

'Cklek' suara pintu yang pelan tidak mampu mengganggu aktivitas Carina mencumbu kekasihnya, dan Reygan masih sibuk dengan pikirannya sendiri, bingung dengan apa yang ia rasakan. Sementara gadis yang baru saja membuka pintu masih mematung terkejut melihat pemandangan yang ada di depannya.

Tak lama kemudian gadis itu tersadar dan segera berlari untuk keluar dari rumah.

'Cklek' suara pintu yang tertutup saat Alisa keluar mampu menyadarkan Reygan. "Alisa" ucapnya pelan sambil kemudian mendorong lembut kekasihnya, mendudukkannya di sofa dan keluar hendak mengejar Alisa.

Sementara Carina makin marah dibuatnya, karena kekasihnya itu tetap saja sulit dan selalu mengelak jika ia meminta lebih.

"Alisa" teriak Reygan setelah ia berada di luar rumahnya, diedarkan pandangannya kesegala arah untuk mencari keberadaan istrinya, hingga sampai ia melihat sebuah tas yang tidak tertutupi di salah satu sisi mobilnya. Dihampiri tas yang diyakini milik istrinya itu, dan voila, ia menemukan Alisa yang tengah bersembunyi di balik mobilnya dengan ekspresi santainya.

"Maaf mas Rey, aku gak sengaja, aku gak taj kalau… eerrr, pokoknya aku minta maaf, aku ga maksud buat ganggu mas Rey." Ujar Alisa sedikit bingung dan ketakutan. Ia cuma takut kalau suaminya itu akan marah dan berdampak besar pada kuliahnya.

"Kamu…. Aarghh!"

Emosi Reygan mulai memuncak, bukan, bukan karena ia merasa terganggu oleh kehadiran gadis itu, ia menyayangkan Alisa yang malah minta maaf dan tidak ada kecemburuan sama sekali di raut gadis itu. Entah kenapa hal itu membuat Reygan kecewa.

"Sayang, itu siapa?" Tiba-tiba Reygan dan Alisa dikagetkan oleh Carina yang kini berada di antara mereka.

"Jangan bilang kalau ini.."

"Maaf, saya tidak bermaksud mengganggu. Saya Mahasiswi Pak Reygan ingin melakukan bimbingan. Kalau begitu saya permisi dulu." Ucapnya sambil lalu berlari meninggalkan rumah.

Reygan bingung harus bagaimana menghadapi situasi ini. Perasaan dan emosinya kacau mendengar pertanyaan dari kekasihnya dan juga respon Alisa yang biasa-biasa saja. Halo,, aku suaminya! Kenapa dia bisa bersikap seperti gak ada beban saat melihat suaminya bermesraan dengan wanita lain? Batin Reygan.

"Aku antar kamu pulang, setelah ini aku ada meeting dengan dewan direksi di perusahaan." Ucapnya lembut sambil menarik kekasihnya masuk ke dalam mobil, dan ia langsung masuk dan menjalankan mobilnya setelah menutup pintu rumah.