Chereads / Kuhidup Dengan Siapa? / Chapter 47 - Tidak Tinggal Diam

Chapter 47 - Tidak Tinggal Diam

Lagi-lagi Alisa tidak dapat berkonsentrasi mendengar penjelasan dari para dosennya hari ini. Karena kejadian kemarin saat ia didatangi oleh Carina dan juga kejadian semalam beraama suaminya membuat moodnya sangat amat berantakan. Kalimat penutup dari dosen langsung membuat Alisa bersorak dalam hati dan ia segera berlari meninggalkan kelasnya setelah dosen paruh baya itu keluar kelas.

Reygan yang semalaman tidak bisa memejamkan matanya sejak semalam karena menyesali perbuatannya pada Alisa, kini melihat sekelebat bayangan istrinya berjalan cepat di koridor kampus. Dengan cepat ia mengikuti Alisa yang sudah tidak menapakkan batang hidungnya sendari pagi, entah gadis itu keluar rumah sepagi apa karena jam 6 Reygan keluar dari kamar, gadis itu sudah menghilang.

Sampai di taman kampus ia mengikuti Alisa, lagi-lagi hatinya panas saat melihag istrinya kembali tersenyum saat menyapa seseorang yang Reygan yakini adalah Dimas, kekasih Alisa.

Lelaki itu hanya dapat menatap nanar dengan jari yang terkepal saat melihat dua sejoli itu bergandengan berjalan menuju parkiran, dan pergi meninggalkan kampus.

Masih teringat jelas di memori Reygan perkataan Alisa semalam, sakit dan rapuh itu yang dirasakan lelaki itu saat ini saat mengingat Kata-kata yang keluar dari mulut Alisa bahwa gadis itu membencinya.

'Tunggu, kenapa dia bilang Carina merendahkannya? Gak mungkin' guman Reygan yang langsung melangkahkan kakinya menuju mobil dan berangkat menuju apartemen kekasihnya

***

"Kenapa sih daritadi kok kayak gak semangat?" Dimas akhirnya mengutarakan rasa penasarannya sendari tadi saat dilihatnya kekasihnya itu tidak banyak bicara hari ini dengan sesekali menghembuskan nafas berat.

"Gak papa Mas, cuma suntuk aja ama tugas-tugas. Nonton yuk, kita uda lama ga nonton bareng."

Dimas tersenyum melihat kekasihnya yang kembali manja padanya.

"Yuk, hari ini aku milikmu pokoknya."

***

"Sayang, kita makan yuk di tempat biasa. Aku uda laper nih." Ucap Carina manja pada Reygan setelah mereka berkeliling mengunjungi butik-butik branded yang ada di mall dengan tangan penuh dengan tas belanjaan.

Reygan hanya menjawab rengekan kekasihnya itu dengan senyuman dan berjalan merangkul pinggang Carina membawanya ke restoran langganan mereka.

"Sayang, kayaknya pita tasku jatuh deh, aku cari dulu ya." Ucap Carina menyedari slayer pada tasnya lenyap saat mereka akan memesan menu.

"Nanti kan bisa beli lagi sayang. Sekarang kita makan dulu."

"Gak bisa sayang, itu limited edition dan gak ada yang baru. Aku cari dulu yah sebentar aja."

Reygan hanya mengangguk "Cepat kembali okay?!"

Wanita itu menelusuri kembali jejeran butik yang ia kunjungi tadi. Sudah hampir sejam kakinya ia mencari di mana slayer tasnya terjatuh.

Namun, pandangan wanita itu kini terpatri pada sesosok gadis dan lelaki yang berjalan beriringan dengan membawa masing-masing ice cream di tangannya. Nampak lelaki itu mengelus dan mengacak sayang rambut gadisnya. Tentu saja hal itu membuat Carina tersenyum licik.

"Hai. Kita ketemu lagi." Alisa sontak terkejut saat dihadapannya ada sosok wanita seksi yang dikenalnya adalah kekasih suaminya dengan wajah ramahnya yang dipaksakan menurut Alisa.

Alisa memaksakan senyumnya. "Hai ibu, maaf saya permisi dulu, sedang ada urusan mendesak." Ujar gadis itu tidak mau berlarut-larut meladeni lagi wanita di depannya. Apalagi di tempat umum.

"Tunggu, sibuk apa sih cantik? Kita kan belum sempet ngobrol kok main pergi aja. Oh my God!" carina langsung mengubah mimiknya menjadi terkejut sekaligus sedih saat melihat Dimas disamping Alisa

"Sorry, kamu pacar Alisa?" Tanya Carina pada Dimas

"Iya, saya Dimas, pacar Alisa."

Senyum kemenangan langsung terukir pada wajah Alina.

***

Satu jam lebih berlalu, bahkan minumannya yang dipesannya sudah habis tak bersisa. Namun kekasihnya belum juga kembali.

Ditatapnya ponsel Carina yang tertinggal di meja. Setelah meletakkan uang di buku bill, Reygan langsung melesatkan langkahnya mencari Carina

Ia mencoba menyusuri jajaran butik dan selasar yang ia lalui tadi dengan Carina.

"Berani kamu ya! Dasar cewek gak tau diri."

Reygan menghentikan langkahnya saat ia mendengar teriakan seorang wanita dengan suara khas yang dikenalnya.

Reygan memastikan lagi dengan mendekat pada railing void yang terbuat dari kaca dan mencari arah sumber suara, benar saja itu Carina, dan Alisa berada pada selasar tepat satu lantai di bawah tempatnya berpijak.

Langsung lelaki itu menuruni eskalotor terdekat, dan langsung berlari mendekap Carina yang hendak menampar Alisa.

"Mas Rey." " Sayang."

Ucap kedua perempuan itu bersamaan saat mendapati kehadiran Reygan diantara mereka.

"Apa yang kamu lakukan!" Tatapan tajam Reygan menghunus Alisa setelah dilihat baju kekasihnya berlumuran dengan ice cream.

Alisa yang sudah diambang kemarahan pun berubah menjadi berani. Ia balas menatap Reygan dengan gak kalah sengit.

"Silahkan anda tanyakan langsung pada wanita anda."

"Sayang, dia kurang ajar sekali meleparku ice cream, padahal aku cuma mau menyapanya karena dia mahasiswimu." Ucap Carina sambil menenggelamkan kepalanya pada dada bidang Reygan. Sesaat gadis itu menyembunyikan senyum liciknya.

"Dasar gadis tak tahu diri!" Ucap Reygan dengan tangan hampir memukul Alisa yang untung saja dengan sigap ditangkap oleh Dimas.

"Maaf, sepertinya anda salah sangka. Nona ini yang hendak menampar pacar saya, namun terhuyung karena heelsnya tidak seimbang dan menabrak pacar saya yang sedang membawa ice cream.

Reygan berusaha meredam gejolak amarah dalam dirinya. Entah ia marah karena merasa Carina dipermalukan dengan baju oenuh tumpahan ice cream, atau mungkin karena ia mendengar lelaki di depannya membela Alisa dan menyebut gadis itu sebagai pacar.

"Tapi sayaaaang." Carina mulai merajuk dan hendak kembali menyerang Alisa.

"Ini tempat umum, kalau anda berdua masih memiliki malu, mari kita selesaikan di tempat lain yang lebih privat." Ujar Alisa menahan emosi dan langsung disetujui oleh Dimas dan juga Reygan.

***

"Baik! Karena Nyonya ini sudah bicara dan menuduh saya yang sengaja menumpahkan ice cream, maka saya berhak untuk membela diri karen aapa yang dikatakannya jauh dari kenyataan." Ukar Alisa saat mereka berempat sudah duduk di sebuah privat room sebuah restoran. Reygan tidak ingin mereka menjadi pusat perhatian kalau-kalau keributan berlanjut.

"Berani ya kamu!" Ujar Carina kesal.

"Tolong jangan memotong orang sedang berbicara. Apakah adab dasar seperti itu anda tidak pernah mengetahuinya?" Alisa melontarkan ultimatum pada Carina.

"Saya sedang berjalan-jalan dengan pacar sana. Tapi sayang seseorang tiba-tiba menghampiri dan berlagak seolah kita saling mengenal dekat memaksa saya untuk berbicara. Saya punya hak untuk menolak ajakan orang yang tidak saya kenal bukan? Apalagi kalau pembicaraan itu tidak terlalu penting." Alisa menatap tajam mata suaminya bergantian dengan Carina yang membuang muka ke arah lain.

"Tapi sayang, saat saya menolak dengan baik, sesorang tersebut malah merendahkan saya dengan sebutan cewek gampangan! Dan hendak maju ingin menampar saya. Ternyata Tuhan masih melindungi saya dari aksi jahat yang akan melukai saya. Jadilah seperti yang anda lihat."

Alisa menyuguhkan senyum sinisnya kepada dua anak kecil yang terperangkap di tubuh dewasa di depannya.

"Kalau anda tidak mempercayainya dan lebih percaya pada wanita ini, saya menyarankan agar anda minta pada pengelola mall untuk memutar ulang rekaman CCTV depan butik, semua pasti jelas menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Kalau tidak ada yang ingin dibicarakan lagi, kami permisi." Gadis itu lalu berdiri saat Reygan dan Carina tidak mengeluarkan sepatah katapun. Lalu ia menggandeng tangan Dimas untuk pergi meninggalkan sepasang kekasih yang masih terpaku dengan pernyataan Alisa yang benar-benar berani.