Berbagai jenis makanan yang ada di atas meja makan di kediaman keluarga Adijaya terlihat menggiurkan untuk sarapan pagi ini.
Nampak seorang wanita cantik paruh baya sedang sibuk menyiapkan sendiri meja makan untuk sarapannya dengan putra semata wayangnya.
Dilihatnya putra tampannya itu menuruni tangga, tak lama kemudian menghampirinya dan menciun kedua pipinya.
Hanya denting sendok dan garpu yang terdengar pagi ini, sampai Reygan menyelesaikan sarapannya dan mulai menatap mamanya.
Nyonya Adijaya yang ditatap oleh putra satu-satunya itu segera menghabiskan makanannya.
"Aku sudah menyelidiki gadis yang mama inginkan untuk menikah denganku." Ucap Reygan saat melihat mamanya telah menyelesaikan sarapan.
Wajah Nyonya Adijaya tiba-tiba menjadi sangat cerah dengan senyum yang sangat mengembang menghiasi wajahnya. "Bagaimana menurutmu? Dia gadis yang cantik dan baik kan?"
Reygan menghembuskan nafasnya. "Dia gadis yang cantik. Tapi baik? Sepertinya aku belum menemukan sebaik apa dia." Reygan memang mengakui jika Alisa adalah gadis yang cantik, sangat cantik malah walau tidak sehari-hari gadis itu tidak mengenakan makeup dengan outfit yang kebangetan casual.
"Aku tahu bekerja di salah satu restoran cepat saji, lalu ia menuju diskotek sebentar dan aku melihatnya menjaga seseorang di rumah sakit. Apa bisa mama jelaskan padaku apa yang sebenarnya dilakukan mungkin tiap malam? Tanya Reygan tanpa basa-basi.
Wanita paruh baya yang bernama Ambar Adijaya itupun meneguk air putih yang berada di depannya.
"Ternyata kamu gerak cepat ya. Pria sakit yang dirawat oleh Alisa itu adalah Yuhan, ayah Alisa sekaligus Sahabat baik mama dan papa. Kami behutang budi dan nyawa pada ayah Alisa. Saat ini Perusahaan mereka bangkrut karena adanya kecurangan dari orang kepercayaan Yuhan. Dan saat ini dia sedang melawan penyakit jantung kronisnya ditengah lilitan hutang yang menjadi tanggungan keluarga." Kemudian Ambar menceritakan dengan detail masalah yang dihadapi oleh keluarga Alisa saat ini, yang mengharuskan gadis itu banting tulang menjadi tulang punggung keluarga untuk menanggung hutang, biaya hidup dan biaya pengobatan ayahnya di usia semuda itu.
"Jadi karena ini mama menyuruhnya menikah denganku? Dengan iming-iming melunasi semua hutang dan biaya pengobatan papanya? Kenapa harus aku ma yang dikorbankan?" Ucap Reygan dingin.
"Mama hanya ingin menyelamatkan perusahaan Adijaya Grup dengan meminta bantuanmu menikahi Alisa, dengan begitu kita dapat mengambil alih perusahaan Yuhan, menyelamatkannya dan menyelamatkan perusahaan kita. Dan mama ingin melihatmu bahagia sebelum mama tutup usia." Ucap Ambar. "Mama tau dia anak yang baik, dan soal cinta, mama rasa cinta akan muncul seiring kalian berbagi suka dan duka setiap harinya." Ucap Ambar enteng
"Apa dia tahu jika aku yang akan dijodohkan dengannya" tanya Rey tiba-tiba yang langsung terjawab dengan gelengan mamanya.
"Kalau ternyata tidak seperti yang mama bilang? Bagaimana setelah menikah kami tidak saling mencintai dan tidak menghadirkan kebahagiaan satu sama lain bagaimana? Itu sama saja dengan mama mempermainkan kehidupan kami." Tanya Reygan lagi sambil menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi makan."
Ambar hanya tersenyum mendengar pernyataan anak lelaki satu-satunya ini. Dia hanya menanggapinya dengan tersenyum. "Jika itu memang terjadi, kalian boleh berpisah. Setidaknya kalian sudah mencoba."
"Ma!" Reygan kehabisan kata-kata untuk mendebat mamanya. Ia tidak habis fikir mama yang selama ini selalu berada di pihaknya, mendukung penuh semua pilihannya hingga tak jarang pula sampai memohon-mohon pada papanya, kini menjadi orang tua yang memaksakan kehendaknya untuk menyelamatkan perusahaan keluarga dan juga membantu sahabatnya dengan mengorbankan anak lelaki satu-satunya
Walau Tak dipungkiri saat ini Hati Reygan sedikit tergerak mendengar kisah pilu kehidupan mahasiswi yang selama ini dibenci dan diduganya sebagai gadis nakal.
Tunggu.. bagaimana dengan diskotik?
"Aku sering melihatnya mengunjungi Diskotik di sebrang cafeku. Apa mama tidak mengetahui hal ini? Dia bukan gadis baik-baik seperti yang mama kira bukan?" Reygan berharap pernyataannya kali ini membuat mamanya goyah mundur dari rencana dan membuatnya bisa merayu mamanya lagi untuk menerima Carina sebagai istrinya.
Tapi bukannya ekspresi syok yang didapat dari mamanya, melainkan tawa renyah Ambar yang memenuhi seisi ruangan. "Tentusaja mama tahu dia hampir setiap malam pergi ke sana. Tapi kenyataannya itu jauh dari kamu pikirkan Rey, dia gadis yang sangat baik. Dan kamu akan kaget jika tau apa yang dia lakukan hampir setiap malam ke tempat itu."
"Memang apa yang dia lakukan di sana setiap hari dengan Pria Bule? Coba jelaskan Ma!" Tanya Reygan makin penasaran.
Lagi-lagi ambar tersenyum. "Kalau masalah itu sebaiknya kamu cari tau sendiri. Sekarang masalahnya, Alisa masih memiliki Pria itu untuk melunasi semua hutang dan kebutuhannya pengobatan papanya jika dia menolak tawaran Mama. Sedangkan kamu dan Mama yang akan bersiap kehilangan segala milik kita karena kamu tidak menikah dengannya." Ucap Ambar dengan mimik wajah tiba-tiba sedih.
"Aku masih bisa menikahi Carina ma! Wanita yang aku cintai!" Reygan mulai meninggikan suaranya.
"Tidak Rey, sampai matipun mama tidak akan merestui hubungan kalian. Dia bukan wanita baik-baik. Mama tidak akan pernah menerimanya sebagai menantu mama, walau mama harus menjadi gelandangan sekalipun!" Ucap Ambar final sambil berdiri bersiap meninggalkan ruang makan. "Coba kamu pikirkan baik-baik Rey, ini permintaan mamamu yang pertama dan terakhir!"
Reygan menghembuskan nafasnya berat sambil mencengkeram rambutnya dengan dua tangan. Apa-apaan ini? Batinnya.
"Baiklah Ma, aturkan pertemuan kami besok di rumah sakit. Kami harus segera betemu sebelum aku akan memutuskan untuk mengikuti kemauan mama." Ucap Reygan setengah berteriak karena sang mama sudah berjalan terlalu jauh dari meja makan.
Ambar berhenti dan tersenyum senang mendengar pernyataan anaknya. "Oke, besok jam tujuh malam di rumah sakit." Ucapnya tanpa menoleh dan melanjutkan langkahnya menuju kamar.
Reygan hanya terpaku melihat sosok mamanya dari belakang. Haruskan ia menerima perjodohan ini? Isi kepalanya makin penuh setelah mendengar tentang kehidupan Alisa, perjodohan, perusahaan keluarga, keinginan mamanya dan juga bagaimana dengan kekasihnya Carina. Wanita yang sudah lima tahun menjadi kekasihnya.