Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam, Alisa dan Reygan mempercepat langkahnya menuju kamar rawat inap Yohan. Sesampainya di sana, Alisa melihat ayahnya sudah tertidur, sedangkan Ibu ambar sedang sibuk berkutat dengan ponselnya sampai ia terkejut saat Alisa dan Reygan sudah berdiri di dekatnya.
"Eh kalian sudah kembali? Kenapa cepat sekali?" Tanya Bu Ambar yang hanya dijawab senyuman oleh Alisa.
"Terimakasih tante, karena telah menjaga Papa selagi Alisa keluar."
"Alisa, apakah kamu tidak capek tiap malam berjaga di sini? Bagaimana jika kalau kita memindahkan Papamu di kamar yang nyaman agar kamu bisa beristirahat juga. Bagaimana kamu bisa tidur jika hanya ada satu kursi lipat ini untuk penunggu pasien?" Sendari tadi bu Ambar memang merasa tidak nyaman berlama-lama duduk di kursi lipat yang tidak empuk sama sekali itu. Dia tidak bisa membayangkan betapa menderitanya Alisa semalaman duduk bahkan tidur arah mengerjakan tugas kuliahnya di atas kursi itu setelah seharian penuh beraktivitas.
Alisa hanya tersenyum Miris. "Tidak apa tante, Alisa sudah terbiasa." Jawabnya halus.
"Bagaimana bisa tante membiarkan calon menantu kesayangan tante menderita? Bagaimana jika besok kita pindahkan Yohan dari sini. Tenang saja, kamu tidak perlu khawatir akan biayanya." Jawab Ambar antusias yang membuat Alisa sedikit kikuk mendengar kata 'Calon Mantu'. Mungkin apa yang dikatakan Dosennya tadi benar, kalo akan percuma jika dia menolak tawaran ibu Ambar.
"Sudaah ma, ini sudah malam, bagaimana jika kita pamit? Biarkan Alisa dan ayahnya istirahat." Tiba-tiba Reygan mengalihkan topik yang sedang dibicarakan mamanya.
"Baiklah. Kalau begitu kami pulang dulu ya Lis, kamu berhati-hatilah dan jangan lupa beristirahat." Ucap Ambar "dan sering-seringlah main ke rumah Alisa, kalian butuh saling mengenal satu sama lain sebelum kalian memutuskan untuk menikah." Lanjutnya sambil tersenyum.
Alisa hanya bisa menaggapi dengan senyuman. "Hati-hati di jalan tante, pak Reygan, terimakasih sudah berkunjung. Dan maafkan jika saya dan Papa selalu merepotkan kalian." Ucapnya.
Amar dan Reygan pun akhirnya pergi meninggalkan Alisa. Namun, saat hendak keluar dari pintu lobi mata Reygan menangkap sosok lelaki Bule Tampan yang ditemui Alisa di Diskotik sedang berjalan cepat menuju Lift. Ada apa dia berkunjung di jam segini? Pikirnya.
Setelah membukakan pintu untuk mamanya di Parkiran VIP Rumah sakit Reygan kembali penasaran dengan hubungan Alisa dengan Bule itu. Apa dia kekasih Alisa?
"Ma, sepertinya handphoneku tertinggal di kamar Om Yuhan. Aku akan mengambilnya dan segera kembali. Kunci saja pintu mobilnya." Pamitnya kepada mamanya, setelah itu Reygan langsung berlari menuju kamar rawat inap.
Sesampainya di lorong menuju kamar rawat inap, Reygan mengurangi kecepatan langkahnya, dengan hati-hati ia membuka sedikit pintu ruang rawat inap Yohan agar tidak mengeluarkan suara. Diintipnya dari kaca pintu Alisa sedang berbincang-bincang dengan Pria bule itu. Terdengar sayup Bule itu sangat mengkhawatirkan keadaan Alisa dan Ayahnya.
Siapa dia? Apa hubungannya dengan Gadis itu?
***
"Alisa"
Alisa dikejutkan oleh David yang tiba-tiba datang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
"Kak David, ada apa kemari malam-malam?" Tanya Alisa dari keterkejutannya.
"Aku khawatir karena tidak biasanya kamu sampai ijin bekerja. Apa ada sesuatu dengan Om Yohan?" Tanya David dengan ekspresi yang bisa sangat jelas ada kekhawatiran yang tergambar jelas di wajahnya.
"Kondisi papa beberapa hari ini menurun kak. Tapi sekarang sudah lumayan membaik dan dapat beristirahat dengan nyaman." Jawab Alisa, ia tidak menjelaskan yang sebenarnya jika Papanya harus dioperasi. Ia takut David akan terlalu khawatir dan bersikeras untuk membiayai semuanya.
"Untunglah. Lis, jika terjadi sesuatu dengan Om, aku mohon segera hubungi aku." Ucap David meyakinkan Alisa. "Oh ya, besok aku akan kembali ke Belanda. Baru saja mami menghubungi jika papi sedang sakit. Aku harus menyelesaikan beberapa urusan papi yang terbengkalai di sana kurang lebih satu bulan ini. Atau lebih cepat jika keadaan papi sudah membaik. Jadi selama itu kamu tidak perlu mengantarkan pesanan ke Diskotik." Ucap David.
"Baik kak, hati-hati ya, semoga Om lekas pulih. Sampaikan salamku pada Tante Amel ya. Aku rindu sekali." Jawab Alisa
David tersenyum "Oke, jika Om Yohan tidak sedang sakit, aku akan mengajakmu ke sana bertemu Mami. Dia pasti senang anak perempuan kesayangannya mengunjunginya." Ucap David sambil mengacak rambut Alisa yang langsung dibalas Alisa dengan mengucapkan nama David dengan dengan sedikit manja dan bibir yang mengerucut.
"Dan sekali lagi aku minta kamu untuk segera menghubungiku jika ada masalah dengan om Yohan dan perusahaan. Aku akan siap membantu kapanpun kamu butuhkan." Ucap David lagi sebelum akhirnya ia berpamitan pada Alisa untuk pulang, menyiapkan keberangkatan esok ke kampung halamannya di Belanda.
Mendengar David berpamitan, Reygan yang berdiri dibalik tembok dekat pintupun akhirnya melangkahkan kakinya menuju Lift dan kembali menuju mamanya yang ditinggal seorang diri di mobil.
***
"Lama sekali kamu, hampir saja mama mau menelpon Alisa." Tanya Ibu Ambar saat putra satu-satunya memasuki mobil di bagku kemudi.
"Maaf ma, Aku tadi mencari dulu ponselnya dan Alisa tiba-tiba menanyakan tugas kuliah." Bohong Reygan.
Tidak rugi ia kembali dan mencuri dengar pembicaraan Lelaki bule itu dengan Alisa.
Teka-teki misteri Alisa yang sering mengunjungi Diskotikpun terjawab sudah. Ternya ia hanya mengantar pesanan laki-laki itu dari restorannya ke diskotik. Satu lagi yang membuat Reygan merasa menjadi orang paling jahat, ia telah menuduh Alisa sebagai gadis nakal karena hampir setiap hari ia menginjakkan kakinya di diskotik hingga mucul gosip tentang gadis itu di kampus. Tapi siapa suruh gadis itu tidak segera mengklarifikasi seolah berita itu benar adanya. Batin Reygan dalam hati
***
Sesampainya di rumah reygan langsung menuju kamarnya dan menyalakan laptop di atas meja.
Dia mencari info tentang Diskotik yamg biasa didatangi oleh Alisa.
DavClub.
Dia mulai mengetik dan menelusi halaman pencarian. Reygan langsung berbinar saat menemukan Foto Pria Bule yang bersama Alisa di laman pencarian. Segera ia masuk ke dalamnya dan menemukan fakta bahwa Pria berparas Bule blesteran Belanda Indonesia itu bernama David Lewis, pemilik diskotik tersebut dan juga beberapa restauran Fine Dining mewah di Indonesia. Dia adalah salah satu pengusaha muda yang sukses di Dunia.
Terjawab sudah seluruh rasa penasaran Reygan. Tapi mereka terlihat sangat dekat, apa hubungannya dengan Alisa? Tanya Reygan dalam hati.
"Kenapa gue peduli?" Ucap Reygan tiba-tiba sampai akhirnya dia menutup laptop dan menggosok wajahnya sedikit kasar dengan kedua tangan.
"Ini pasti karena gue merasa bersalah atas perlakuan gue ke Gadis itu selama ini. Yah, aku masih membencinya karena dia telah mempermalukan Carina 3 tahun lalu."