Alisa terbangun dengan rambut acak-acakan, seluruh tubuhnya terasa luluh lantak karena posisi tidurnya yang duduk di atas kursi yang tidak ada empuk-empuknya sama sekali. Belum lagi dengan isi kepalanya yang seakan mau meledak karena terlalu banyak yang harus ia pikirkan, terutama pernyataan Reygan, dosen dinginnya itu yang menyetujui rencana perjodohan tante Ambar. Bukankah selama ini lelaki yang sepuluh tahun lebih tua darinya itu sangat membencinya? Kenapa tiba-tiba ia menyetujui perjodohan ini? Apa sebenarnya yang direncanakan oleh Dosennya itu? Karena Alisa tau dia tidak akan menyetejui hanya karena itu perintah mamanya.
Seketika lamunan Alisa terpecahkan oleh suara alarm ponselnya. Dilihatnya jam menunjukkan pukul 5 pagi, menandakan dia hanya tidur selama 2 jam. Dilihatnya pula sang Papa yang masih memejamkan mata. Wajah Papa yang pucat dan sangat tirus dengan cekungan hitam di bawah matanya membuat Alisa sedikit terisak melihat keadaan Papanya.
"Papa, apakah aku harus menerima tawaran tante Ambar untuk menikah dengan anaknya?" Ucapnya tiba-tiba walau ia tahu papanya pasti tidak akan merespon. "Papa pasti setuju kan jika aku menikah dengannya?"
***
Mentari pagi masih menyisakan sinarnya untuk menghangatkan tubuh Alisa yang semalaman terpapr AC di kamar rawat inap. Gadis itu melangkahkan kakinya menyusuri hamparan rumput dengan beberapa phon rindang dan bunga yang tumbuh menawan di sisi kiri kanannya. Berjalan-jalan menyusuri taman rumah sakit menjadi rutinitas Alisa untuk sekedar melepas penat, merefresh otak dan pikirannya.
"Alisa..." Teriakan seseorang menghentikan langkah gadis itu dan berbalik ke arah suara yang sangat amat dikenalnya. "Ternyata kamu di sini. Pantas saja kucari di dalam kamar Om Yohan tidak ada." Sapa lembut Lelaki yang memanggilnya.
"Kak David" mata Alisa berbinar mengetahui bahwa David ada dihadapannya sekarang. "Kakak akan pulang ke Belanda hari ini?"
"Yup, penerbangan sore, jadi aku bisa mengabiskan waktuku sebentar dengan bidadari yang ada didepanku sekarang sebelum aku meninggalkannya sebulan." Ucap David sambil mengerling nakal pada Alisa.
Alisa mencoba menyembunyikan rasa malunya mendengar gombalan dari Lelaki yang sudah dianggap kakaknya olehnya. "Kad David apaan deh pagi-pagi udah gombal aja."
David sedikit terbahak dan mengacak rambut Alisa pelan. "Haha siapa yang gombal sih? Kamu ada kuliah hari ini?"
"Hari ini aku ada kelas dari jam delapan sampai jam sepuluh. Kenapa?"
"Hem,, baiklah, kalau begitu aku antar kamu, setelah selesai aku akan mengajakmu jalan-jalan sebelum aku berangkat ke bandara, bagaimana?"
Ajak David.
Alisa tampak berfikir sejenak. "Baiklah kak, aku akan mengambil taski dulu di kamar. Tapi apa gak apa-apa kak David menungguku selama dua jam?"
"It's okay Alisa, aku kan selalu sabar menunggumu sampai kapanpun." -Aku juga selalu menunggumu Alisa, sampai kamu dapat melihatku sebagai lelaki spesial, bukan sebagai kakak- Lanjut David dalam hati.
Alisa tersenyum dan mulai melangkahkan kakinya menuju kamar rawat sang papa. Banyak mata menatap kagum, iri, dan beribu ekspesi lainnya tatkala sepasang anak manusia itu berjalan beriringan sambil berbincang dan melempar senyum satu sama lain, tak jarang juga Alisa memukuli bahu David tatkala Pria itu menggodanya, dan disambut David dengan cubitan di pipi maupun hidung Alisa. Yah mungkin jika tidak tahu hubungan mereka pasti banyak yang mengira mereka adalah sepasang kekasih atau pengantin baru mungkin?
***
"Aku akan menunggumu di parkiran depan, telfon saja jika kamu sudah selesai keluar, nanti aku akan menjemputmu di sini." Ucap David sambil membukakan sabun pengaman Alisa, dan tak lama kemudian ia langsung keluar dari dalam mobil dan dengan cepat berlari ke arah sebrang untuk membukakan Pintu mobil untuk gadis yang sendari tadi duduk disebelahnya.
Alisa yang hendak membuka handle pintupun terkejut dengan perlakuan David, walau ini bukan pertama kalinya ia diperlakukan seperti itu oleh Pria Bule dengan ketampanan di atas rata-rata ini.
Dan betapa malunya ia saat banyak pasang mata menatap dan berbisik saat ia keluar dari dalam Mobil.
Lamborghini Aventador berwarna kuning yang sedang berhenti di drop off Area gedung jurusan Alisa itupun sangat amat menjadi pusat perhatian saat ini. Belum lagi sang pemilik yang memiliki netra biru itu tak henti-hentinya menyunggingkan senyum dengan perlakuan gentlemen pada Gadis yang dibawanya, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Alisa yang sedang dilanda gosip saat ini.
"Jangan lupa hubungi aku Alisa setelah kelasmu selesai, aku akan menununggumu di parkiran depan." Ucap David sambil melambaikan tangan dan terus menyunggingkan senyum bahagia dengan tatapan matanya yang lurus pada Alisa, seolah pemandangan lain di sekelilingnya tidak menarik baginya kecuali gadis itu.
Alisa tersenyum manis dan melambaikan tangan pada David sambil terus melangkah masuk ke dalam gedung jurusannya. Seketika suasana Lobi jurusan Alisa menjadai riuh oleh teriakan dan desas-desis para mahasiswa, terutama mahasiswi yang terpesona akan ketampanan David yang menggambarkan kesempurnaan Ciptaan Tuhan.
Dari puluhan (atau bahkan ratusan) tatapan mata iri, terpesona dan kagum itu, ada 3 pasang mata yang menatap adegan pengantaran Alisa pagi ini dengan tatapan yang spesial.
Shely si selebgram dengan tatapan bencinya melihat Alisa menjadi pusat perhatian, sekaligus iri melihat hubungan Alisa dengan bule itu tampan dan kaya raya itu.
Diana yang sangat terpesona dengan ketampanan David dan ingin segera menarik Alisa untuk diinterogasi terkait pria yang mengantar sahabatnya itu.
Dan sepasang mata hitam legam dengan rasa penasaran yang tersirat tentang hubungan mahasiswi sekaligus calon istrinya dengan pria bule itu.
"Lisss,, dia siapa?? Ganteng banget Astaga." Ucap Diana saat berhasil meraih lengan sahabatnya tanpa mengalihkan tatapannya pada David yang mulai masuk kembali ke dalam mobil sportnya.
Alisa tersenyum geli melihat ekspresi Diana yang mupeng banget melihat David. Mata sahabantnya itu tidak bisa lepas memandangi David bahkan sampe David menghilang bersama lamborgininya.
"Dia pria yang ada di Video gosip gue itu. Kak David."
Diana makin membelalakkan matanya "Yaampun ganteng banget aslinya sumpah. Makan apa coba ortunya punya anak seganteng itu." Mata Diana tak henti-hentinya berbinar menatap tempat yang baru saja disinggahi David dan Mobilnya.
"Lo kayak gak pernah liat cowok ganteng aja" sahut Alisa
"Sering Lis, tapi gue gak pernah liat yang sempurna kayak gitu. Bahkan oppa-oppa di drakorpun lewat." Sahut Diana yang masih setengah sadar dan masih terpesona oleh David.
Alisa tertawa terbahak melihat ekspresi sahabatnya. "Lo nih ada-ada aja, ya jelaslah beda gantengnya oppa Korea ama Bule."
"Dia uda punya pawang belom Lis? Kalo belom kenalin Gue donk, sapa tau kan kecantol." Ucap Diana lagi sambil bergelayut manja di lengan Alisa.
"Cewek maksud Lo? Ceweknya segudang. Lebih tepatnya yang ngejar-ngejar dia, tapi kayaknya gak pernah diseriusin tuh ama Kak David." Ujar Alisa sambil melengos pergi meninggalkan Diana seorang diri.