Mobil Sedan mewah berwarna putih itu sampai di gerbang rumah Alisa. Reygan tertegun melihat kondisi rumah mewah yang terkesan tak terurus dengan taman-taman berisi semak belukar yang mulai meninggi, pos security di sebelah gerbang yang kosong tak berpenghuni.
Mobil sudah berhenti sempurna, tetapi Alisa masih betah diam sambil memainkan jarinya, tak kunjung membuka pintu.
Reygan mengamati tanpa berkata-kata seakan tau apa yang berkecamuk di otak gadis yang 10 tahun lebih muda darinya itu.
"Perkenalkan aku saja kepada Ibumu, selebihnya biar aku yang bicara tentang pernikahan ini." Tandas Reygan.
Alisa menggigit bibirnya, semakin cemas memikirkan apa yang akan dikatakan Reygan kepada mamanya.
Ia menoleh dan menatap Reygan, masih dengan ekspresi datarnya. Tanpa babibu lagi, Alisa langsung turun dari mobil dan membukakan gerbang agar mobil Reygan bisa masuk ke halamannya.
Alisa membuka pintu utama rumahnya. dilihatnya masih sepi seperti tidak ada kehidupan di dalamnya. Setelah ia mempersilahkan Reygan duduk di sofa ruang tamu, ia langsung menuju kamar utama berharap mamanya ada di dalam. Ternyata belum ia menaiki tangga terdengar panggilan mamanya dari arah ruang makan.
"Mama, apa udah sarapan?" Tanya Alisa setelah mencium tangan sang Ibu.
"He em" ucap Mamanya singkat sambil meneguk airnya, tidak ada pertanyaan kemana anak gadisnya dari semalam tidak pulang, tidak ada sambutan sayang yang selalu ingin Alisa rasakan seperti hubungan ibu dan anak gadis lainnya.
"Mama, ada yang ingin aku sampaikan." Ujar Alisa dengan degup jantung yang berisik.
"Katakan saja, apa tentang Yohan?" Jawab sang Mama.
"Bukan ma, sebenarnya aku ingin mengenalkan seseorang." Ucapnya gugup.
"Siapa dia? Apa dia kekasihmu?"
"Dia ada di ruang tamu saat ini." Jawab Alisa makin deg deg an. "Apa mama mau menemuinya?"
Tanpa menjawab, Ibu Mia langsung berdiri dari kursi makan dan melangkahkan kakinya menuju ruang tamu. Dilihatnya sesosok lelaki tampan berkaos polo sedang duduk menghadap jendela menikmati pemandangan taman yang terawat.
Ibu Mia langsung menyunggingkan senyum sumringahnya tatkala ia melihat mobil mewah terparkir di halaman depan pintu utama rumahnya.
"Wah, siapa ini Alisa?" Kalimat pertama yang diucapkan bu Ambar sambil merangkul Alisa mengajaknya berjalan ke arah Reygan.
Reygan yang terkejut dengan kedatangan calon mertuanya langsung membangunkan tubuhnya dari sofa dan mengalihkan pandangannya ke sumber suara.
Alisa langsung kikuk dan tergagap. "Kenalin ma, ini… ini.."
"Perkenalkan saya Reygan tante. Saya kekasih Alisa." Alisa langsung terkejut dengan membelalakkan matanya saat Reygan mengambil alih percakapan dan langsung berjabat tangan dengan mamanya.
"Hai Reygan, wah Alisa kenapa gak pernah cerita kalau punya pacar seganteng ini." Lagi-lagi Alisa membelalakkan mata mendengar penuturan mamanya. "Silahkan duduk. Maaf ya kondisi rumah tante seperti ini."
"Tidak apa tante. Bagaimana kabar tante?" Balas Reygan
"Sehat, uda berapa lama kalian menjalin hubungan? Setau tante Alisa berpacaran dengan Dimas." Sahut Ibu Mia yang langsung dapat protes keras dari Alisa. Bukannya dia takut Reygan cemburu karena itu tidak mungkin, dia hanya merasa perkataan Mamanya tidak pantas saja diucapkan dengan hubungan mereka yang yg memang sangat ruwet.
"Kami sudah berhubungan kurang lebih 6 bulan tante." Jawab Reygan enteng.
"Oya? Kalau boleh tau kamu teman sekampus Alisa atau bagaimana awal kalian mengenal?" Tanya Mia lagi.
"Saya mengenal Alisa sudah lama tante, kami pertama bertemu di pusat perbelanjaan milik Papa saya. Dan kebetulan beberapa tahun kemudian saya bertemu lagi dengannya di kampus sebagai mahasiswa saya." Jawaban Reygan lancar tanpa hambatan membuat Alisa hanya bisa melongo kaget. Selain karena jawaban yang jauh dari perkiraannya, dia terkejut dengan sisi lain yg ditampilkan Reygan ke Mamanya. Mendadak seorang Reygan menjadi sosok yang ramah dan murah senyum dihadapan mamanya.
"Wah, jadi kamu Dosen? Dan pusat perbelanjaan milik Ayahmu? Dimana itu?" Mata Mia mulai berbinar mendengar penuturan Reyhan
"J City Mall tante. Semua yang berada di bawah naungan J corp adalah perusahaan milik Papa saya, sejak beliau meninggal, saya dan mama yang mengelola bersama orang-orang kepercayaan Papa." Jawab Reygan sambil tersenyum.
Ambar menyunggingkan senyum lebarnya. Gotcha, anaknya bisa mendapatkan menantu kaya raya untuknya, ini artinya ia bisa kembali pada kehidupan hedon seperti sebelumnya.
"Nah gini donk Lis, kamu cari pacar yang seperti Reygan gini, jangan yang masa depannya kurang jelas seperti Dimas yang cuma jadi sopir pesawat perang punya negara." Ucap Mia sarkas.
Alisa sudah tidak punya tenaga lagi untuk berkata-kata melawan Mamanya.
"Oh ya tante, selain berkenalan dengan tante, kedantangan saya kemari sekalian ingin melamar Alisa dan rencananya saya akan menikahi Alisa dalam waktu dekat ini jika tante setuju." Perkataan Reygan membuat Mia terkejut. "Sebelumnya saya dan Mama saya sudah pernah melamar Alisa pada Pak Yohan di rumah sakit, dan beliau setuju."
"Kapan kalian akan menikah?" Tanya Mia.
"Jika berkenan, kami akan melakukan pernikahan lusa tante, di rumah sakit. Sebelum pak Yohan melakukan operasinya." Lanjut Reygan.
Mia terkejut dan tiba-tiba badannya berbalik pada Alisa mengamati lekat-letak anak gadisnya. "Lusa? Coba jelaskan ke Mama Lis, kenapa kamu gak pernah cerita tentang rencana pernikahanmu ke mama?" Marah Mia, lalu dia terhenyak "Atau jangan-jangan…. Kamu hamil?!"
"Bu.. bukan gitu ma!" Jawab Alisa mulai senewen.
"Bukan tante, Alisa tidak hamil dan kami belum melakukan hubungan terlarang sebelum menikah. Karena mengingat usia saya yang sudah terbilang sangat cukup untuk menikah, dan saya merasa Alisa adalah gadis yang tepat untuk saya. mama saya juga ingin segera kami menghalalkan hubungan kami." Potong Reygan cepat sebelum Alisa memberikan pernyataan yang makin membingungkan ibunya.
"Baiklah, kalau Yohan setuju, mama juga setuju." Ucap Mia senang memiliki menantu kaya.
"Terimakasih atas restu Tante, salam dari mama saya, dan mohon maaf mama saya belum bisa sempat menemui tante sekarang, karena sedang menghandle bisnis hotelnya di bandung." Ucap Reygan lembut.
"Oh tidak apa-apa. Mama kamu pasti orang yang sibuk, tante mengerti itu. Apa yang bisa tante bantu untuk persiapan pernikahan kalian. Apa ada acara mewah di hotel atau semacamnya? Ucap Mia yang dapat sikutan dari anaknya.
"Sebelumnya maafkan kami tante, saya dan Alisa sepakat untuk melakukan akad saja, untuk pesta akan kita lakukan setelah pak Yohan sembuh dari sakitnya, hingga bisa menemani tante dan Alisa di hari pesta pernikahan kami. Dan untuk persiapan pernikahan, saya sudah mengaturnya dengan orang kepercayaan saya, jadi tante tidak perlu khawatir." Ucapnya.
***
Deru angin malam mulai menusuk tubuh gadis cantik yang sedang termenung di balkon kamarnya.
Berbagai pikiran berkecamuk di otaknya. Mulai dari pernikahannya yang super mendadak, rencana operasi ayahnya, dan keterkejutannya akan sisi lain dosen tampannya saat berbicara dengan mamanya. Dan berubah lagi menjadi sedingin kulkas saat mereka berdua saja.
Lisa tidak mengira dosen itu akan berbohong menutupi semua, berkata seolah-olah mereka benar-benar sepasang kekasih. Sebenarnya bukan itu yang dipermasalahkan Alisa, yang dia bingungkan adalah, mengapa Reygan begitu ingin menuruti keinginan bu Ambar, hingga ia rela menyusun skenario bak drama korea di depan mamanya, padahal dia sangat membenci Alisa. Dan paling membuatnya sakit hati adalah mamanya membandingkan kekasihnya dengan dosen itu. Dimas, walaupun dia hanyalah seorang anak dari keluarga sederhana, dan hanya menempuh pendidikan di sekolah penerbangan, tapi lelaki itu adalah cinta matinya. Tidak ada lelaki sebaik dan sepengertian kekasihnya itu. Seketika Alisa tergelak. Bagaimana dengan Dimas? Apakah dia akan memberitahu Dimas tentang pernikahan ini?
Tidak, Alisa takut Dimas akan memilih untuk menyerah atas dirinya jika tau dia akan menikah. "Aku akan merahasiakan ini pada Dimas sampai suatu saat nanti Dosen dingin itu menceraikanku." Batin Alisa