Gadis cantik berperawakan ramping itu turun dari sebuah bus, ia berjalan riang menuju kampusnya sambil tersenyum sesekali merentangkan kedua lengannya. Alisa si gadis sederhana, berhasil melalui perdebatan panjang dengan mertuanya yang memaksa Alisa berangkat ke kampus dengan mobil mewah dengan sopirnya. Namun, ia bersikeras untuk berangkat menggunakan angkutan umum. Sedangkan suaminya? Dosen dingin itu berangkat terlebih dahulu tanpa berpamitan. Alisa tau alasan suaminya berangkat tanpa pamit agar tidak dipaksa mama mertuanya untuk berangkat bareng. Bisa kacau keadaan.
Hari ini juga terasa berbeda bagi Alisa, selain status menikahnya, Alisa merasakan sedikit beban pikirannya terangkat, langkahnya terasa lebih ringan dan senyum manisnya kembali terkembang mengingat ia dapat menyelamatkan rumah dan perusahaan papanya. Dan yang paling membuatnya senang adalah, operasi papanya berhasil, dan sekarang sedang dalam masa observasi yang menunjukkan perkembangan yang baik.
Diana, sahabatnya sangat menyadari perubahan sikap Alisa yang tiba-tiba ceria kembali, dia menemukan Alisanya yang dulu.
"Gue perhatiin nih ye, lo tuh dari tadi senyam sanyum, cengar cengir. Ada apaan sih?" Tanya Diana pada Alisa yang sedang mengeluarkan bukunya.
"Hehe,iya Di, semua hutang keluarga gue lunas, dan operasi papa sukses."
"Gue ikut seneng." Teriak Diana sambil memeluk Alisa. "Gimana ceritanya? Pasti bule lo itu ya yang bergerilya?"
Alisa terbahak "Nanti gue ceritain."
"Ok, eh btw, kenapa lo masuk kelas ini? Bukannya lo uda diusir dari kelasnya Mr. You know who?" Tanya Diana lagi.
"Namanya juga usaha kan? Sapa tau dosenmu itu mau kasih kesempatan lagi ke gue kalo gue bawa setumpuk tugas-tugas yang gue lewatin plus tugas barunya. Hahaha."
"Good luck deh." Ucap Diana lunglai saat melihat dosen tampannya itu memasuki kelas.
***
Reygan mulai melangkahkan kakinya menuju kelas berikutnya. Saat berada melawati jendela kaca transparan yang besar, dia menangkap sosok yang selama ini selalu dibencinya.
Gadis itu Alisa, sedang berbincang dengan senyuman lebar, "gak menyerah juga dia" batinnya.
Ia lalu melanjutkan langkahnya menuju pintu kelas itu berada.
Setelah menyapa para mahasiswanya, ia mendudukkan dirinya di kursi, mengedarkan pandangan ke seluruh kelas dan pandangannya berhenti pada seorang gadis yang tampak gugup sambil menundukkan wajahnya. Gadis yang sekarang menjadi istri rahasianya itu tidak berani sekalipun menatap Reygan.
"Oke, kumpulkan semua tugas kalian dan bersiap untuk mengambil worksheet baru untuk tugas selanjutnya." Ucapnya tegas memecah kehebingan kelas.
Semua mahasiswa satu persatu maju dan mengumpulkan tugas mereka satu persatu, hingga saatnya Alisa membawa setumpuk tugasnya.
"Apa ini? Bukankah sudah kupertegas kalau kamu tidak akan lulus di mata kuliah ini!" Ucap Reygan dingin pada gadis didepannya.
"Maafkan saya pak, saya perlu meluruskan sesuatu, ada beberapa masalah yang harus saya hadapi sehingga saya tidak bisa mengerjakan tugas sebagaimana mestinya, tapi saya ingin menunjukkan kalau saya benar-benar berniat untuk memperbaiki kesalahan saya dan saya mohon pada bapak untuk memberikan kesempatan."
Jawab gadis itu lancar.
"Saya tahu ini salah, tapi saya serius benar-benar ingin melanjutkan kuliah di sini. Maafkan karena saat itu saya tidak mempunyai pilihan lain hingga harus mengorbankan tugas-tugas dan kuliah saya."
"Saya gak ngerti apa maksud kamu. Kalo kamu memang bersungguh-sungguh, saya akan memeriksa semua tugas-tugasmu apakah layak untuk memberimu kesempatan." Ucapnya dingin.
"Terimakasih banyak pak, mulai saat ini saya akan berusaha yang terbaik." Ucap Alisa senang sambil menyuguhkan senyumannya.
Reygan seketika terpaku seperti terhipnotis melihat Alisa, baru kali ini gadis cantik di depannya menampakkan senyum terbaiknya denga binar matanya yang cantik. Tiba-tiba jantung Reygan bereaksi dibalik wajah dinginnya. Dan dia teringat kejadian tadi pagi saat Alisa tersedak. Ia memeluk tubuh gadis itu dan merasakan hangatnya.
Reygan tersentak dan berdeham kecil untuk menyembunyikan pikirannya tentang Alisa.
Kemudian ia bangkit untuk memulai kelasnya, dan menyuruh Alisa kembali ke bangkunya.
Rey, fokus Rey. Ucap Reygan dalam hati menetralkan rasa aneh yang tiba-tiba mengahampirinya.
***
Waktu menunjukkan pukul 13.00, dimana kelas kedua Alisa berakhir hari ini.
"Gue balik dulu ya Di, ada urusan." Pamit Alisa ke sahabatnya yang sedang merapikan barang ke tasnya.
"Lo gak bareng gue Lis?" Tanya Diana.
"Next Time aja Di, hari ini gue buru-buru soalnya. See y!" Sahut Alisa sambil berlari keluar meninggalkan Diana.
Sesampainya di parkiran, Alisa melihat mobil hitam bu Ambar sudah terparkir, dilihatnya sekitar, dan ia segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam mobil mewah itu.
"Hai sayang, bagaimana kuliahmu hari ini?" Sambut bu Ambar saat ia sudah berada di dalam mobil.
"Lancar Ma. Semua sangat baik hari ini." Jawab Alisa sambil mencium punggung tangan mertuanya.
"Oh ya, Reygan bilang dia masih harus mengurus sesuatu dan meminta kita buat berangkat dulu ke Mall. Nanti dia akan menyusul."
"It's Ok ma." Sahut Alisa sambil tersenyum.
Tak lama kemudian, mobil mewah itu mulai berjalan pergi meninggalkan kampus.
***
Drrrrrt… Drrtttt… ponsel Reygan bergetar, dan tak lama kemudian sang pemilik mengambil benda persegi itu sambil menampilkan senyuman iritnya.
"Halo." Ucapnya.
"Sayang, maafkan aku, besok aku ada pemotretan di Bali selama seminggu, aku harus membatalkan kencan kita." Ucap wanita di seberang.
"It's ok! Kita bisa berkencan setelah pekerjaanmu selesai." Ucap Reygan manis.
"I Love you more." Balas Reygan sambil tersenyum.
"Eh tapi sayang, hari ini aku mau membeli sesuatu untuk persiapan ke Bali nanti."
"Apapun sayang, kamu bisa pakai kartuku sesukamu." Jawab Reygan
"Aaah makasih sayang, i love you." Teriak manja wanita di seberang
"I love you more." Balas Reygan sambil tersenyum hangat.
"Kalo gitu aku berangkat dulu ya sayang. Mmuuaah"
"Hati hati sayang." Reygan mengakhiri telefon dan memandang kembali ponselnya yang menampakkan foto kekasihnya.
Carina, hubungan mereka sudah berjalan 5 tahun lamanya. Pertemuan mereka tanpa sengaja terjadi di Belanda, saat itu ia menyusuri sebuah bangunan tua untuk bahan Thesisnya. Namun, ia mendengar seorang wanita berteriak dan berlari menabraknya.
Tak lama kemudian, muncul segerombolan lelaki bule berbadan besar yang megejar wanita tersebut. Tak lama berfikir, Reygan langsung menarik tangan wanita dengan pakaian seksi yang terjatuh di depannya, menyeretnya untuk lari.
Setelah berhasil melarikan diri dari kejaran para pria berbadan besar, gadis itu menceritakan kejadian yang baru saja ia alami, rupanya dia adalah seorang model yang berasal dari Indonesia, kali ini nasibnya kurang baik karena dijebak untuk melakukan pemotretan untuk majalah dewasa.
Sejak saat itu, Reygan dan Carina menjadi dekat dan jatuh cinta satu sama lain. Carina kembali terlebih dulu ke Indonesia karena ibunya sakit-sakitan. Dan setahun kemudian Reygan baru menyelesaikan magangnya sebagai arsitek dan pulang ke Indonesia.
Carina adalah cinta pertamanya, carina adalah satu-satunya wanita yang dapt membuatnya nyaman, dan carinalah yang menemaninya dj masa-masa sulit, saat impiannya ditentang oleh Papanya.
Namun sayang, Sang Mama yang dikenalnya sebagai orang yang selalu ramah kepada semua orang, berubah 180 derajat saat nama Carina disebut, dan Mamanya bahkan bersumpah kalau sampai matipun dia tak akan pernah merestui hubungannya dengan Carina.
Entah apa yang membuat mamanya seperti itu, masih menjadi misteri bagi Reygan. Segala usaha dan upaya untuk mengambil hati mamanya lun sudah berulang kali Carina lakukan, tapi nihil. Bu Ambar malah semakin membenci kekasihnya itu.
***
"Coba lihat ini sayang, cocok sekali untukmu." Sesampainya di Mall miliknya bu Ambar langsung menuju ke salon, meminta make over rambut untuk menantu kesanyangannya. Dan saat ini mereka sedang berada di butik branded langganannya dan membongkar seisi etalase untuk dicoba oleh Alisa.
"Ma, aku rasa ini terlalu mahal untuk mahasiswi sepertiku." Ucap Alisa memperhatikan harga yang tergantung di balik dress santai floral bernuansa pastel selutut yang sangat cantik dan anggun.
"Enggak kok, ini cantik banget kalau kamu pakai." Ucap bu Ambar sambil menempelkan baju itu ke tubuh ramping Alisa.
"Mari Nona, bisa saya antar untuk mencobanya." Ucap ramah seorang pramuniaga menawari Alisa yang langsung disambut heboh oleh bu Ambar.
"Ayok kamu coba dulu, pasti cantik." Ucapnya sambil mendorong pelan Alisa menuju Fitting Room.
Tak lama kemudian, Alisa keluar dengan mengenakan Dress pilihan mertuanya. Bertepatan dengan kedatangan Reygan menyusul mereka ke butik karena ancaman dari mamanya.
Dan benar saja, Alisa sangat anggun menggunakan dress itu, pas ditubuhnya yang tinggi ramping.
Reygan yang baru datangpun sempat terpesona sejenak saat melihat perubahan Alisa yang biasa tampil casual dengan rambut berponi ekor kudanya, kini makin terlihat sangat cantik dengan balutan dress dan rambut tergerainya yang mengembang. Namun, tentu saja ekspresi kagumnya tetap bersembunyi di wajah dinginnya.
"Gimana Rey istrimu? Cantik banget kan?" Teriak bua Ambar girang dan tidak ada jawaban dari anak lelaki satu-satunya.