Chereads / Kuhidup Dengan Siapa? / Chapter 35 - Hasrat yang Menggebu

Chapter 35 - Hasrat yang Menggebu

'Sayang, temui aku di apartemen nanti malam, aku ingin penjelasan lebih detail tentang pernikahanmu dengan gadis itu.'

Sebuah pesan text dari Carina berhasil membuat Reygan mengubah moodnya hari ini.

Tanpa sadar secercah senyuman tipis muncul di bibirnya siang ini. Namun, kebahagiannya terusik saat perutnya memberikan signal untuk minta segera diisi, mengingat dari pagi ia belum sempat sarapan. Ia teringat akan bekal yang dibawanya. Dibukanya kotak berwarna hitam itu. Dilihatnya masakan istrinya sangat menggugah selera walau sudah tak hangat lagi. Tanpa pikir panjang Reygan langsung melahap makanannya. "Enak." Dan tak lama kemudian seluruh isi kotak bekal itu sudah berpindah ke dalam perutnya.

"Tumben lo bawa bekal?" Angga memecahkan keheningan Reygan menikmati bekalnya.

"Gak sempet sarapan." Jawabnya. "Lo uda kelar kelas?"

"Harusnya belom, tapi ada kendala tadi, akhirnya gue bubarin kasih take home examp aja." Ujar teman satu-satunya Reygan sejak menginjak bangki kuliah hingga sekarang menjadi teman satu profesi. "Oh ya, kapan kita diskusiin lagi rancangan kita untuk sayembara desain?"

"Astaga gue lupa. Gimana kalau lusa?" Jawab Reygan.

"Ok sip. Di rumah lo?"

"Ditempat lo aja. Gue sangat amat berharap bisa menang dan dapetin projectnya. Dari sini kita bisa mulai bangun branding kita di kancah internasional." Sahut Reygan.

Selain menjadi Dosen, Reygan bersekutu dengan Angga mendirikan sebuah perusahaan di bidang jasa Arsitektur yang saat ini sedang ramai dibicarakan oleh banyak orang karena desain mereka yang sangat epic dan ramah lingkungan

***

"What!! Bentar, gue masukin dan cerna dulu cerita Lo barusan ke dalam otak gue." Teriak Diana melotot setelah mendengarkan pengakuan Alisa bagaimana ia bisa menyelesaikan semua masalah keluarganya dalam sekejap.

"Jadi, lo nikah sama anak temen bokap Lo? Trus dia juga mau nikah sama Lo, dengan perjanjian kontrak? Trus lo bakal cerai saat bokap Lo sembuh dan bisa jalanin perusahaan lagi? Trus nyokap suami lo ngiranya kalian baik-baik saja padahal selama ini kalian cuma status doank menikah?" Diana mencoba mereka ulang cerita Alisa yang hanya dibalas oleh gadis itu dengan anggukan.

"Dimas! Iya Dimas gimana?!" Tanya Diana heboh

"Dimas belom tau Di, dan gue bertekad ga akan kasih tau Dimas. Gue fikir pernikahan gue pasti sudah berakhir saat Dimas nyelesein sekolahnya."

Ucap Alisa pasrah.

"Oke, gue dukung keputusan lo ini, Dimas gak perlu tau! Tapi pastiin suami lo gak akan macem-macem ama Lo!"

Alisa hanya mengangguk mendengar penuturan sahabatnya.

"Dan satu lagi! Lo harus segera hubungi gue kalo suami lo ngelakuin hal yang nyakitin hati lo dan macem-macem ama Lo!" Cerocos Diana yang lagi-lagi dibalas anggukan oleh Alisa.

"Gue yakin Di, kalo dia gak akan pernah nyentuh gue, lo gak perlu khawatir. Gue akan berusaha agar Papa cepet sembuh, dan kehidupanku kembali normal. Dan maafin gue Di belum bisa kasih tau siapa suami gue ke Lo. Bukan gue gak percaya sama Lo, tapi saat inipun gue juga masih berdamai ama diri gue sendiri buat menerima kenyataan." Jawab Alisa kemudian yang langsung diberika pelukan erat oleh sahabatnya.

"Gue ngerti Lis."

***

Gemerlap malam di jantung kota mulai menampakkan pesonanya, nampak mobil sport berwarna hitam berbelok masuk ke dalam kawasan penthouse elite dengan empat tower pencakar langit yang megah dan gemerlap.

Reygan berjalan santai menyusuri lobi dan lift pribadi setelah memarkir mobilnya di tempat khusus.

Langkahnya berhenti ketika tiba di depan pintu besar nan mewah, tak lama ia menekan tombol berisikan angka agar pintu terbuka.

Dilihatnya Carina menyesap wine merahnya di balkon dengan mengenakan pakaian tidur berbahan satin dan sedikit terbuka.

Reygan mengatur nafasnya dan menghampiri wanitanya itu.

"Akhirnya kami datang juga sayang. Kamu tau betapa hancurnya aku setelah mendengar pengakuanmu semalam?" Ucap wanita itu sambil menyecap wine tanpa menatap Reygan.

"Maafkan aku sayang, keadaan yang memaksaku untuk mengambil keputusan itu, aku janji, setelah perusahaan papa berada ditanganku, aku akan mengakhiri semuanya." Reygan duduk di samping kekasaihnya dengan memeluk wanita itu dari samping

"Dan apa kamu akan menikahiku setelah itu?" Tanya Carina. Reygan hanya diam. "Sudah kuduga, ibumu melakukan ini agar kita berpisah kan? Sampai kapanpun ibumu tidak akan merestuiku sebagai menantunya." Ucapnya lagi sambil terisak.

"Maafkan aku sayang, aku akan berusaha untuk mendapatkan restu mama untukmu, dan kita akan menikah." Balas Reygan yang mengambil segelas wine dari tangan kekasihnya dan menghabiskannya dalam sekali tegak. Tanpa Reygan sadari senyum licik muncul di bibir kekasihnya.

"Katakan kau sangat mencintaiku sayang." Carina berbicara dengan sedikit mendesah dan tangannya mulai menyentuh dada bidang kekasihnya itu.

"Aku sangat mencintaimu Carina, kamu adalah wanita pertama yang berhasil mendapatkan hatiku." Jawabnya

Carina mulai mendekatkan bibirnya ke bibir Reygan, dan ciuman panaspun tak terelakkan lagi.

Semakin lama ciuman sepasang kekasih itu semakin panas dan menuntut. Carina, yang semula berada disamping dosen tampan itu kini mulai merubah posisinya duduk di atas paha kekar kekasihnya, ciuman Carina semakin dalam dan menuntut. tak hanya itu, tangan wanita itu kini mulai meraba dada bidang Reygan, melepaskan satu persatu kancing kemejanya.

Satu tangan Reygan menarik tengkuk kekasihnya makin memperdalam ciuman mereka, dan satu tangan lagi meraba lembut punggung kekasihnya yang hanya tertutup oleh tali tipis baju tidurnya. Carina mulai meloloskan desahannya, dan kini tangan wanita itu mulai turun menyusuri dan mengelus milik Reygan di bawah sana.

"Carina, ini tidak benar." Tangan Reygan mulai mendorong pelan bahu Carina yang berada di atas pangkuannya. "Aku akan menyentuhmu lebih dari ini ketika kita sudah menikah. Aku tidak akan menodaimu sebelum kita terikat oleh akad." Ucapnya.

Carina yang sudah dikuasai oleh nafsu malah makin menempelkan lagi tubuhnya ke Reygan. "Aku milikmu sayang. Buktikan kalau keu mencintaiku" ucap wanita itu sambil mencium kembali bibir kekasihnya.

Reygan yang masih dapat mengendalikan diri akhirnya melepaskan ciuman Carina dan memeluk erat kekasihnya. "maafkan aku, aku mencintaimu, tapi aku tidak ingin melewati batas sebelum kita sah. Aku ingin menjaga orang yang aku cintai." Ucapnya yang kemudian mengangkat tubuh kekasihnya itu, mendudukkannya di sofa sebelahnya, dan ia bangkit melangkah menuju pintu. "Aku akan menghubungimu nanti, aku pulang dulu. Selamat tidur sayang." Ucapnya kemudian sambil menutup pintu penthouse mewah miliknya yang diberikannya secara cuma-cuma untuk kekasihnya.

"Sial!! Kenapa obat itu tidak bereaksi?" Ucap Carina marah sambil mengacak acak rambutnya.

Tanpa Diketahui Reygan, kekasihnya itu telah mencampur wine yang diminumnya dengan obat perangsang agar ia dapat memiliki Reygan seutuhnya. Karena ia tahu prinsip kekasihnya yang masih memegang norma-norma dan adab timur walau lama tinggal di benua Eropa.

***

"Sial, kenapa tubuhku rasanya seperti terbakar dan tidak nyaman." Keluh Reygan yang mulai menginjak pedalnya keluar meninggalkan kawasan penthouse mewah.

Reygan mengatur nafas Sepanjang perjalanan ia menuju rumahnya, ada apa dengan dirinya? Tidak pernah ia merasakan hasrat sehebat ini. Tubuhnya merasa tidak nyaman dan panas karena hasratnya tidak tersalurkan.

Lelaku itu makin memacu mobilnya kencang agar cepat sampai di rumah.

***

"Haaah, seger banget." Gadis itu merebahkan tubuhnya di ranjang setelah selesai berendam air panas, mengendurkan otot-ototnya yang kaku setelah seharian kuliah, menjaga papanya, dan berkerja.

Dilihatnya waktu menunjukkan pukul 12 malam, ia berencana akan mengerjakan tugas-tugas kuliahnya yang mulai menumpuk lagi.

"Yah abis, lupa kan tadi mau ambil Air." Ucapnya saat mengambil teko kaca di nakas. Tenggorokannya terasa kering, mau tak mau ia haris turun mengambil air di ruang makan. Dibawanya teko kaca itu menuruni tangga.

Sesampainya di dapur ia menyalakan lampu sorot sehingga untuk menambah cahaya walau masih tampak remang. Diteguknya dengan rakus air yang baru saja mengalir dari dispenser menuju tekonya, sehingga ada sedikit yang berceceran jatuh ke leher jenjang gadis itu.

Tanpa Alisa sadari, ada sesosok pria mengamatinya dalam diam.

***

Reygan sudah berada di carport rumahnya, ia mencoba untuk mengatur dan menenangkan tubuhnya dari hasrat yang kian menggebu, namun nihil, semakin ia berusaha meredam, hasrat kelelakiannya makin menggebu. Dengan erangan keras ia akhirnya memutuskan untuk memasuki rumahnya.

Saat akan menuju tangga, Reygan melihat sosok istrinya turun menuju ruang makan dan menyalakan lampu sorot yang makin memperlihatkan jelas sosok istrinya yang memakai setelan kemeja tanpa lengan dan celana pendek di atas lutut berbahan satin hitam yang sangat kontras makin memperlihatkan kulitnya yang putih. Diamatinya istrinya sedang menekan tombol dispenser, dan tak lama setelah teko berkapasitas 1 liter itu langsung ditenggak oleh istrinya dengan beberapa air yang berceceran membasahi leher jenjangnya yang tidak tertutup rambut.

Hasrat Reygan makin menggebu melihat pemandangan yang menggoda di depan matanya.

Tatapan mereka bertemu, Alisa yang menyelesaikan minumnya kini menyadari jika suaminya berada di seberang sofa, tepat berhadapan dengan dirinya dalam jarak yang cukup jauh.

Melihat Reygan, Alisa langsung berusaha menyapa suaminya dengan menundukkan kepalanya dan tersenyum, setelah itu ia melangkahkan kakinya menaiki tangga.

Namun, saat sampai di lantai mezanine ruang baca, ia merasakan tubuhnya didorong oleh seseorang dengan kuat hingga terjatuh di sofa ruang baca.

Alisa terkejut, ia memejamkan mata dan berteriak, tapi sayang, bibir mungil itu segera dilumat oleh lelaki yang tak lain dan tak bukan adalah Reygan.

Alisa kaget bukan kepalang, ia berusaha melepaskan diri dari dekapan orang yang diyakini suaminya itu, tapi tubuh rampingnya tidak sanggup untuk mendorong tubuh kekar yang menindih dan mengurung tubuhnya di sofa.

Alisa berusaha untuk menepuk dada suaminya, meminta sedikit ruang sambil berteriak semanpumya ditengah ciuman kasar Reygan yang makin membuatnya sesak karena tidak bisa bernafas.

"Mash.. tolong lepashkan." Ucap gadis itu sambil mencoba berontak mendorong Reygan saat lelaki itu mencabut bibirnya sebentar dari bibir Alisa untuk mengambil nafas. Tapi sayang, suara Alisa yang kehabisan nafas malah terdengar erotis di telinga Reygan.