Pagi ini setelah selesai melakukan ritual mandinya, Alisa mulai membongkar koper yang dibawanya dari rumah. Ia mengeluarkan satu persatu barang-barang yang ada di dalamnya, namun ia berhenti sejenak saat melihat box yang berisikan kamera DSLR kesayangannya.
Kamera itu adalah barang termahal yang ia punya. Yohan membelikan kamera itu tanpa memikirkan harga karena Hobi fotografi anaknya sejak kecil.
"Apakah aku harus menjual kamu?" Tanya Alisa pada kameranya saat ia teringat ancaman mamanya yang akan menemui bu Ambar untuk menuruti keinginan Alina.
"Haaah. Aku tidak punya pilihan." Alisapun bangkit berdiri, memasukkan lagi kamera dan 3 buah lensanya ke dalam tas ransel. Lalu ia turun ke menuju dapur untuk memasak sarapannya.
Selesai sarapan, Dengan cekatan Alisa memasukkan dan menata masakannya pada kotak bekal yang akan dibawa Reygan.
Karena terlalu asyik dan fokus dengan kegiatannya, Alisa sampai tidak menyadari suaminya sudah berdiri di depannya namun terpisah oleh meja.
Reygan yang menuruni tangga melihat istrinya sedang asyik di meja makan, langkahnya terhenti sejenak, Tenggorokan Reygan bergerak naik turun saat menyaksikan pemandangan sang istri yang sibuk mondar-mandir meja makan, dapur, lemari pendingin dengan rambut panjangnya yang digelung ke atas menampakkan leher jenjangnya yg putih.
Sejak kejadian malam itu, Reygan mengakui ia sering tergoda oleh kehadiran istrinya, walaupun tampilan Alisa Tidak menggoda sama sekali, hanya menggunakan kemeja oversize selutut dan leging panjang. Namun seakan tatapan Reygan dapat menembus apa yang ada dibalik baju istrinya, melihat tubuh yang diidamkannya.
"Hah," Reygan menghela nafasnya mencoba menetralkan pikiran mesumnya. "Sejak kapan sih gue jadi mesum gini." Batin Reygan.
"Ehem." Reygan mencoba mengisyaratkan kehadirannya dengan berdeham singkat saat dirinya sudah berada di depan istrinya.
"Oh, mas Rey, apa mau sarapan?" Aku akan berangkat dulu karna ada kelas pagi." Aku pergi dulu." Ucap Alisa cepat dan segera meninggalkan Suaminya mematung di meja makan.
***
Alisa menyalakan playlist di ponselnya sambil mengenakan headphone berjalan menuju halte bus. Rupanya ia sudah terbiasa berjalan pagi sehingga halte bis terasa tak sejauh saat pertama kali.
Tanpa ia sadari mobil sport suaminya mengikuti pelan di belakang, hingga ia akhirnya naik mamasuki Bus.
Reygan makin dibuatnya penasaran saat melihat bus tujuan istrinya bukanlah menuju kampus, dengan hati-hati ia mengikuti bus yang ditumpngi istrinya sampai berhenti dan dilihatnya sosok yang membuat hari-harinya berbeda itu turun dan berjalan menyusuri trotoar dan tak lama kemudian memasuki sebuah toko kamera.
Reygan segera memarkir mobilnya, dan langsung berjalan cepat ke arah toko kamera, beruntung toko itu memiliki kaca besar transparan, sehingga memudahkannya untuk melihat dari jauh aktivitas istrinya di dalam tanpa membuat curiga orang lain yg sedang lewat.
"Eh, apa kabar cewek cantik satu ini? Tumben kemari? Kirain uda lupa." Sapa salah seorang pria dengan wajah keturunan Tionghoa pada Alisa.
"Hehe,, maklum lah Ko lagi sibuk banget akhir-akhir ini." Jawab Alisa sambil memamerkan senyuman khasnya.
"Ada barang baru nih Lis, lo pasti suka, lensa fix keluaran terbaru. Buat lo gue kasih harga spesial."
"Gue ke sini mau jual ini Ko." Jawab Alisa sambil membuka tasnya mengeluarkan sebuah kamera dan tiga lensanya yang berbeda ukuran.
Lelaki yang dipanggil koko oleh Alisa itupun tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya.
"Serius lo? Ini kan barang kesayangan Lo? Dulu aja gue tawar mahal gak lo lepas. Why Lis?"
"Gapapa ko, gue lagi butuh uang aja, ada sesuatu yang jarus segera gue bereskan."
"Lo yakin? Gue bisa bantu btw kalo lo emang lagi butuh banget."
"Hehe makasih ko, gue minta tolong lo buat beli kamera gue aja deh." Gadis itu nyengir terpaksa yang hanya dibalas gelengan oleh lelaki pemilik toko kamera langganan Alisa.
"Ok, gue beli ini semua 35 juta. Apa cukup?.
"Lebih dari cukup." Sahut Alisa berbinar.
"Gua akan sinpeb kamera kesayangan lo baik-baik. Sampe lo bisa beli lagi ini kamera."
Alisa langsung mengeluarkan tawanya Mendengar penuturan lelaki itu.
"Jadi Lo sekarang buka jasa pegadaian nih Ko?" Ucap Alisa ditengah tawanya.
"Dasar lu! Gue batalin nih acara gadai kameranya."
"Eh jangan donk Ko."
Lelaki berperawakan kurus itu lalu masuk ke dalam pintu, dan kemudian kembali dengan membawa Ponselnya. "Oke, udah gue transfer." Ucap lelaki itu sambil menunjukkan layar ponselnya ke Alisa.
"Thanks Ko… gue langsung cabut ya, ada pengumpulan tugas nih. See you Ko." Ucap gadis itu sambil berlalu meninggalkan toko kamera.
Reygan yang sendari tadi mengamati tanpa bisa mendengar apa yang mereka perbincangkan, dengan tanggap dan cepat dapat mengerti kalau Istrinya sedang menjual kamera. Untuk apa uang itu? Dia bahkan bisa dengan mudah mendapatkan uang dari Mamanya hanya dengan sekali telfon.
Namun, ia segera menyembunyikan tubuhnya ke dekat tiang yang menjorok ke bagian depan bangunan saat dilihatnya Alisa hendak keluar sari toko dengan menekan dan menatap layar Ponselnya.
"Halo Lin, jam 1 siang gue tunggu di pusat IT, lo bisa pilih apapun HAndphone yamg lo mau. Tapi tolong bilang ke Mama, stop, jangan pernah minta apapun ke Bu Ambar."
Reygan dapat mendengar percakapan Alisa yang menelfon sang adik saat tanpa sadar melawatinya yang bersembunyi di balik pilar.
"Jadi, dia jual kameranya untuk membelikan barang yang diinginkan adiknya? Tapi lihat ponselnya sendiri saja uda jadul." Batin Reygan.
"Saya ingin membeli kamera yang barusana dijual gadis tadi." Ujar Reygan kepada Jonny, pemilik toko kamera langganan Alisa.
Jonny yang menatap Reygan dengan raut bingung. "Oh kamera ini ya? Maaf tapi ini tidak dijual sekarang. Pemiliknya akan mengambil lagi nanti."
"Gue akan bayar 2x lipat." Ujar Reygan
"Trimakasih tawarannya, tapi ini kamera kesayangan dan penuh kenangan temen Gue tadi, jadi gue gak akan jual sampai dia sendiri yang datang membelinya."
"Gue suaminya."
Jonny yang terkejut akan pengakuan Reygan pun kini tertawa terbahak bahak. "Suami siapa? Jangan mengada ada lah, Gue tau ini kamera limited edition memang, banyak yg incer. Tapi suami? Kalo boong yang kira-kira"
"Gue suami Alisa, dan gue berencana membeli kamera itu untuk Alisa. Tolong lo jangan bilang kalo kamera ini gue yang beli." Ujar Reygan dengan menekan tiap kata-katanya dingin sedikit menyeramkan bagi Jonny
"Oke, apa bukti lo Suami Alisa?"
Reygan tertawa sengit sambil mengambil ponselnya, membuka album foto dan memperlihatkan foto pernikahannya dengan Alisa di rumah sakit.
Jonny yang sangat terkejutpun menganga tanpa jeda. Hingga akhirnya Reygan memaksa lagi untuk membeli kamera Alisa.
"Gu harap lo segera berikan kamera ini ke istri lo. Ini kamera keramat bagi dia, satu-satunya benda yang diminta langsung ke ayahnya. Benda yang menemaninya belajar fotografi dari nol dan berhasil menjalankan hobinya.
Reygan hanya mengangguk mendengar penuturan Jonny.