Sudah tiga hari ini Alisa tidak melihat Reygan, saat ia datang tidak ada mobil terparkir di carportnya. Saat pagipun dia tidak melihat batang hidung suaminya. Namun, pagi ini bekal yang disiapkan menghilang dari meja, itu artinya Reygan pulang semalam.
Tak dipungkiri Alisa merasa senang saat suaminya itu membawa bekal yang disiapkannya.
Dan ia menyadari suaminya sedikit menghangat sejak kejadian malam itu. Alisa menebak jika masih ada rasa bersalah pada suaminya.
***
"Lis,, temenin gue cari surprise buat ultah nyokap donk, lo gak ada kegiatan kan abis ini?" Saat melewati selasar ruang dosen, Alisa dikejutkan oleh Diana yang tiba-tiba merangkul lengannya dan mengajakknya pergi.
"Oke, kita mau ke mana?" Ucapan Alisa terjeda saat ia melihat sosok suaminya di ujung selasar yang sedang berbincang dengan salah satu office boy kampus. Ia menghentikan langkahnya dan melihat Reygan yang memunggunginya kini melanjutkan langkahnya, dan tampaklah office boy yang berbincang dengan suaminya tadi sedang membawa kotak bekal yang sangat dikenalinya.
Wajah Alisa mendadak menampilkan ekspresi kecewanya. Apa mungkin ia yang terlalu percaya diri? Suaminya memang membawa bekalnya, tapi tidak memakannya. Batin Alisa.
"Jadi gak nih? Ngapain lo ngelamun aja? Diana membuyarkan lamunan Alisa.
"Yuk berangkat." Sahutnya singkat.
***
"Sayang, maafkan aku terakhir kali, aku hanya takut kamu akan meninggalkanku. Jadi aku melakukan itu, ingin memilikimu seutuhnya." Carina bergelayut manja di lengan Reygan. Saat ini mereka sedang berada di salah satu mall milik ayah Reygan. Carina sengaja mengajak kekasihnya ke sini dengan harapan akan bertemu dengan ibu kekasihnya, memerkan bahwa Reygan masih memiliki hubungan dengannya.
"Aku tidak mau kamu melakukan hal seperti itu lagi Okay?" Sahut Reygan sambil mengelus rambut kekasihnya yang disambut anggukan oleh Carina.
"Sayang, temani aku berjalan-jalan mencari kado untuk temanku yuk."
Sepasang kekasih itu kini, berjalan memasuki satu toko ke toko lain, Carina seolah sibuk mencari barang yang cocok untuk temannya yang berulang tahun, padahal sudah lebih dari separuh butik di mall ini merak disinggahi, namun belum menemukan apa yang wanita itu cari. Malah Reygan kini sudah menenteng 3 paper bag besar berisi belanjaan pribadi kekasihnya.
Reygan sudah mulai bosan menemani kekasihnya belanja, saat Carina sibuk di salah satu counter kosmetik, ia mulai tidak memperhatikan kekasih disampingnya. Diedarkan pandangannya ke seluruh penjuru departement store.
Deg! Tiba-tiba ia merasakan jantungnya berdetak cepat saat menangkap sosok yang sangat dikenalnya. Alisa!
Di sisi lain, Alisa dan Diana sedang bersenda gurau sambil mencoba tester lipstick di salah satu counter make up lain yang tak jauh dari posisinya sekarang. Dilihatnya gadis itu mengoleskan lipstick di bibir mungilnya, menempelkan bibir atas dan bawahnya beberapa kali agar lipstick yang digunakan merata lalu tersenyum ke arah Diana.
Reygan tertegun melihat proses Alisa mengoleskan lipstik ke bibirnya, mengatupkan bibirnya, dan lagi-lagi hasratnya mulai menggebu untuk merasakan manisnya bibir kenyal milik istrinya itu.
"Sayang, coba deh lihat ini, menurutmu lebih bagus mana?" Carina yang tanya akan pendapatnya tidak digubris. "Sayang" teriak gadis itu lagi.
Mendengar suara teriakan Carina yang lumayan keras dan tak jauh dari dirinya, Alisa refleks menolehkan pandangannya ke arah suara, dan lagi-lagi ia tertegun melihat sosok suaminya sedang bersama wanita yang sepertinya lebih muda beberapa tahun dari Reygan. Alisa memperhatikan penampilan wanita itu yang sangat amat jauh darinya. Wajah cantiknya berbalut make up bold dengan rambut hitam panjang curly di bagian bawah, tubuh yang semampai nan seksi bak model dan pakaian dan aksesoris mahal yang dikenakan dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Kini tatapan mereka bertemu tanpa ada yang ingin mengakhiri. Reygan sedikit gugup saat Carina mulai bergelayut manja di tangannya.
"Sayang, kamu lihat apa sih?" Tanya Carina sambil mengedarkan pandangan berusaha menemukan apa yang menjadi pusat perhatian suaminya itu.
Sedangkan Diana yang juga menyadari sosok Dosennya itu berada tak jauh dari tempatnya kini mulai mencoba untuk menundukkan kepalanya bermaksud ingin menyapa dosennya itu. Alisapun mengikuti apa yang dilakukan sambil tersenyum.
"Selamat siang pak." Ucap Alisa dan Diana sambil menampilkan senyum sopan mereka.
"Siang. Apa kalian sedang berbelanja?" Ucap Reygan akhirnya.
Sedangkan Carina memandang dua gadis itu dengan tatapan sengitnya dan makin menempelkan tubuhnya untuk bergelayut mesra pada Reygan.
"Iya pak, kalau begitu kami permisi dulu." Ucap Alisa sambil kembali menundukkan kepalanya, diikuti dengan Diana.
Reygan sedikit kecewa dengan sikap Alisa yang biasa saja, seolah mereka tidak menyandang status suami dan istri. Reygan sama sekali tidak menemukan raut atau ekspresi cemburu di wajah istrinya.
"Gileeee,, itu cewek pak Reygan seksi amat book." Teriak Diana tertahan saat ia dan Alisa sudah menjauh dari Reygan.
"Ssttt… ntar kedengeran tauk."
"Gak nyangka gue Dosen sekaku dan sedingin itu punya gandengan kek Artis. Tapi pak Reygan sendiri juga gantengnya kebangetan gak sih,, kyaa." Lanjut Diana histeris membayangkan wajah tampan dosennya itu.
Alisa hanya bisa tertawa mendengar penuturan dari sahabatnya itu. Benar kata Diana, kekasih suaminya itu sempurna tak ada celah dari segi penampilan.
'Apa beberapa hari ini suaminya tidak pulang karena menemani kekasihnya?' Batin Alisa. Alisa langsung mengenyahkan pikirannya.
'Ngapain juga gua pikirin.' Batinnya lagi.
***
"Siapa mereka?" Tanya Carina pada kekasihnya saat kedua gadis yang baru mereka temui itu menghilang dari pandangan.
"Oh, mahasiswi di kampus." Jawab Reygan "Yuk kita pulang, aku ada janji sama Angga untuk menyelesaikan desain sayembara."
"Ih, baru aja kita jalan bareng. Bilang aja kalau kamu mau ketemu sama istrimu? Iya kan?" Carina mulai merajuk.
"Sayang, akhir-akhir ini aku memang sibuk menyelesaikan desain untuk sayembara yang diadakan oleh pemilik proyek yang akan membangun komplek stadion internasional dan Resort disekelilingnya. Kami harus memenangkan kompetisi ini untuk mengenalkan perusahaan kami ke kancah internasional. Bahkan sudah beberapa hari ini aku tidak pulang dan tidur hanya beberapa jam." Jawabnya. "Bukankah aku sudah bilang berkali-kali?"
Reygan mulai menggandeng kekasihnya itu keluar menuju parkiran. Sedangkan Carina hanya menampakkan wajah cemberutnya sambil terus mengikuti langkah Reygan.
Tak hanya kesal karen Reygan kini lebih sering mengabakainnya karena sayembara itu, Carina juga kesal karena ibu kekasihnya tidak satang ke pusat perbelanjaan dan memergoki mereka.