Reygan makin meperdalam ciuman di bibir istrinya. Gerakan Alisa yang berusaha memberontak untuk melepaskan diri malah makin menantang dan membangkitkan nafsu lelaki itu. Ditambah dengan dada kenyal yang menempel langsung dibawah dada kekarnya kini makin terasa menggoda. Diturunkan tangannya yang mengurung Alisa mengarah ke perut istrinya, berusaha menyingkap ke atas kemeja tipis tanpa lengan dan tak lama Payudara Alisa yang tidak tertutup bra itu langsung menyembul keluar setelah ia berhasil menyingkap baju gadis itu. Disudahi ciumannya dan sejenak Dilihatnya payudara istrinya yang sangat menggoda menurutnya. Sejak kamar mereka terpisah, Alisa memang tidak pernah tidur menggunakan bra lagi seperti dulu saat sebelum menikah, tapi dia tidak akan menyangka kalau akan terjadi hal seperti ini.
"Hhh,. Hhhh.. Mas. Tolong, ini aku Alisa, tolong jangan seperti ini.. aaah." Desahan Alisa lolos saat suaminya mulai mengulum salah satu puncak payudaranya dan satu lagi tak luput dari belaian dan remasan lelaki itu.
"Mas, tolong hentikan. Aaahh.. Aku mohon." Ucap Alisa makin terisak saat menerima perlakuan penuh nafsu dari suaminya. "Mas Rey. Cukuuph."
Reygan yang sudah dikuasai Nafsu karena terpengaruh obat perangsang itupun makin menggila mendengarkan desahan desahan yang lolos dari mulut istrinya.
Tak digubrisnya tangisan Alisa yang kian menyayat hati dan pergerakan istrinya yang berusaha keras untuk meloloskan diri dari dekapannya.
"Mendesahlah Alisa, aku suka desahanmu." Ucap lelaki itu sambil terus menyerang payudara Alisa, dijilat dilumat dan disedotnya dalam-dalam puting istrinya. Sesekali dikecup dan diremasnya bagian payudara yang lain membuat Alisa bergerak tak karuan membuat Reygan semakin liar menyentuhnya.
Alisa yang sudah kehabisan tenaga sudah tidak sanggup untuk berontak melawan suaminya, ia merasakan kulitnya meremang, pertama kalinya ia disentuh seintim ini oleh lelaki membuatnya merasakan gejolak yang luar biasa. Yang dia lakukan hanyalah menangis sambil menggigit bibirnya agar desahannya tidak lolos.
"Ahhh maassh.. cukup. Ahh..." Namun sayang, Saat ia brusaha sekuat tenaga untuk tidak mengeluarkan suara, suaminya sudah melepas celana satinnya dan kini Tangan lelaki itu mulai menerobos segitiga penutup area sensitifnya. Dibelainya inti dari gadis itu yang makin membuat istrinya menangis dan berteriak, jari- jari Reygan mulai membelah bibir kewanitaan istrinya, ditemukannya klitoris yang mengeras dan basah, tanpa aba-aba ia mulai mengelus dan meningkatkan ritmenya saat Alisa makin menggelinjang tak karuan dibawahnya dan dengan sisa tenaga berusaha melepaskan tangan kekar suaminya menjauh.
Alisa tidak tahan dengan perlakuan suaminya, ia tidak sanggup lagi melawan, sekujur tubuhnya terasa lemas dan akhirnya dia menyerah disentuh oleh suaminya. Apakah ia akan kehilangan miliknya yang paking berharga malam ini? Batin gadis itu
Melihat Alisa yang lemas kehabisan tenaga dengan sesenggukan tangisnya, membuat Reygan makin mendominasi tubuh gadis itu. Dibukanya penutup terakhir di tubuh Alisa, direntangkannya kaki jenjang gadisnya, dinaikkannya ketepian sofa membuat Reygan membelalakkan mata melihat kewanitaan istrinya yang merah dan basah terbuka di depn matanya, tak lama bibirnya turun menyambut klitoris istrinya. Mengulum, menjilat melumat dan sesekali melesakkan lidah hangatnya ke dalam liang istrinya.
Alisa yang mendapat serangan bertubi-tubi di bagian bawahnya kini mengerang dan makin mendesah, ia merasakan sesuatu yang nikmat di area bawahnya. Rangsangan-rangsangan dari Reygan kini mulai meluluhkan Alisa, ia biarkan lelaki itu menguasainya dan memainkan tubuhnya, Alisa memejamkan matanya dan hanya bisa berteriak mendesah, dan menjambak rambut Reygan yang sedang bermain lidah dibawahnya, semakin cepat, semakin ganas Reygan melumat klitorisnya, semakin Alisa tidak dapat menahan lagi gejolak yang ingin meledak di dalam tubuhnya.
"Aaahhh,, Mas Reygan.. akuh gak kuat lagih. Hentikaaan,, aaahh.." bukannya berhenti, Reygan malah semangat memainkan lidahnya, dan kini satu jari tangannya masuk ke dalam kewanitaan istrinya, bermain di dalam. Alisa makin menggelinjangkan tubuhnya mengangkat panggulnya dan makin mendesah, Reygan menikmati pemandangan istrinya yang sudah pasrah akan permainan yang ia buat yang menurutnya seksi dan erotis.
Hingga pada akhirnya Alisa berteriak memanggil panjang namanya bersamaan dengan semburan cairan yang keluar dan membasahi mulut Reygan.
Diangkatnya kepalanya menatap sendu gadis dengan tubuh mempesona di depannya yang terkulai lemas setelah merasakan orgasme pertamanya.
"Hah,, haah, haaah,,," didengarnya Alisa sedang mengatur nafasnya lelah.
"Kamu cantik dan seksi sekali sayang"
Dibelainya lembut pipi gadis itu yang penuh dengan air mata, dikecupnya kening, hidung, dan terakhir bibir manis istrinya.
"Ijinkan aku memasukimu, aku sudah tidak tahan menikmati ini." Ucapnya lirih tepat ditelinga Alisa dan tangannya yang menyentuh lagi kemaluan gadis itu mau tidak mau membuat gadis itu sedikit menengang. Dirasakannya Alisa menggeleng keras, namun nafsu birahinya, ditambah posisi Alisa yang setangan duduk dengan kaki mengangkang membuatnya buta.
Dilepaskan celananya, dan mengurut kejantanannya yang sudah menegang sejak tadi. Tanpa persetujuan Alisa ia mulai menggesekkan kejantanannya di kewanitaan gadis itu yang sudah sangat basah. Didengar isak tangis istrinya itu muncul kembali, namun Reygan tidak memperdulikannya. Dengan susah payah ia mendorong kejantanannya memasuki kewanitaan istrinya.
"Aaaahh,, sakit" Alisa mencengkeram lengan kekarnya yang digunakan untuk mengurung gadis itu.
"Ah,, mas tolong hentikan, ini sakit!" Namun teriakan Alisa makin membuat Reygan makin melesakkan kejantanannya hingga masuk seluruhnya menerobos selaput darah istrinya.
Alisa yang sudah pasrah kini hanya bisa menangis. Bagian bawahnya terasa penuh dan sedikit demi sedikit Reygan memaju mundurkan kejantanannya.
Sedangkan tangan lelaki yang tidak bisa diam itu meremas lagi payudaranya dengan nafsu dan bermain di putingnya.
"Aah,, ahh, mas Rey." Desah Alisa tak tertahan saat rasa sakit itu hilang berganti dengan rasa yang nikmat di kewanitaannya. Reygan yang tidak tahan melihat bibir mungil itu terbuka mengambil alih dengan mencium dan melumat dalam bibir gadis dibawahnya. Sedangkan di bawah sana ia makin cepat memaju mundurkan miliknya menghujam kewanitaan Alisa, semakin nikmat pula sensasi yang terasa dikewanitaannya, sampai akhirnya Alisa mengerang pelan diantara ciumannya, merasakan pelepasan keduanya yang membuatnya lemah serasa tak bertulang.
Reygan yang melihat tubuh Alisa lemas tak berdaya makinmendominasi permainannya. Ia makin manghujam kewanitaan istrinya dengan keras dan cepat. Ia merasakan kenikmatan yang tiada tara saat memasuki Alisa. "Aaaahh,, Alisa,, kenapa kamu kau membuatku gila" Ucapnya mulai merancau tanpa menghentikan aktivitasnya apalagi dirasakannya kewanitaan Alisa yang sempit makin mencengkeram miliknya di dalam.
"Ooohh Alisaa,,, aaaarrrggghh.." Reygan mengeram keras bersamaan dengan semburan spermanya di dalam rahim Alisa. Tubuhnya lemas, dan seketika menindih tubuh Alisa yang lemas dibawahnya.
Melihat air mata Alisa mulai keluar lagi dari sudut matanya, dengan rakus Reygan menjilatnya, menciumnya.
Alisa hanya bisa memejamkan matanya, tubuhnya tak sanggup lagi bergerak dan akhirnya tertidur, begitu juga Reygan yang merebahkan tubuhnya disisi luar sofa sambil lalu menenggelamkan kepala Alisa di dada bidangnya, tak lama iapun tertidur sambil memeluk istrinya dalam keadaan tanpa sehelai benangpun yang menempel di tubuh mereka.
***
Matahari pagi menerobos dari jendela tepat disamping sofa membuat lelaki tampan itu mennggeliatkan tubuhnya karena silau. Dibukanya mata perlahan beradaptasi dengan cahaya yang menyilaukan.
Reygan langsung terduduk saat tersadar ia tidak sedang di kamarnya melainkan di ruang baca. Diamatinya tubuhnya yang hanya tertutup oleh selimut di bagian bawahnya. Ia tersadar akan apa yang dilakukannya semalam. Ia mengusap wajahnya keras saat memory itu terulang kembali di kepalanya. Tangisan dan wajah memohon Alisa agar ia menghentikan perbuatannya itu terbayang jelas di kepala Reygan.
Lelaki itu mulai bangkit membungkus tubuhnya dengan selimut, dilihatnya bercak darah di sofa putihnya. Ia makin menenggelamkan wajahnya di telapak tangan.
"Reygan! Apa yang kamu perbuat pada gadis itu!" Eram Reygan mengutuk dirinya sendiri.
***
Reygan mengamati sekitar, menuruni tangga menuju lantai bawah, dilihatnya sekotak bento di meja makan, sama seperti kemarin, gadis itu, ah tidak wanita itu masih menyiapkan makanan untuknya setelah perbuatannya semalam. Reygan makin merasa bersalah, dicarinya Alisa di kamarnya, namun nihil.
Ia segera keluar dari rumahnya dan memacu mobilnya, berharap menemui Alisa di jalan menuju kampus, namun nihil, ia tidak menangkap sosok istrinya itu dimanapun. Bahkan di kampus.
Reygan mulai frustasi karena merasa bersalah pada gadis itu.
"Halo Rey, ada apa kamu menelpon mama?" Lelaki itu menelfon mamanya berharap ia mendapat informasi tentang keberadaan Alisa.
"Hai ma, sekarang lagi dimana?" Sahutnya
"Mama di Bandung sedang menemui om Roy untuk mengurus surat-surat dan akta perusahaan yang akan dibalik nama menjadi namamu." Jawaban mamanya memupuskan harapan Reygan. Gadis itu tidak mungkin bersama dengan ibunya saat ini.
Ia memutar otak, mencari tahu kemanakah Alisa akan pergi di saat seperti ini? Mungkinkan ia pulang ke rumahnya?
Tanpa berfikir panjang, Reygan segera menuju mobilnya dan melajukan dengan kencang menuju rumah Alisa. Berharap ia dapat menemukan istrimya dan meminta maaf atas perbuatan hinanya semalam.