Chereads / Kuhidup Dengan Siapa? / Chapter 26 - Kesepakatan

Chapter 26 - Kesepakatan

Setelah berganti pakaian, Alisa diantar oleh bik Asih menemui Reygan yang sudah menunggunya di ruang baca.

Setelah bik Asih mohon ijin untuk undur diri, Dibukanya pintu besar berwarna putih itu dan tampaklah sosok dosen tampannya yang sedang membaca di atas satu-satunya sofa besar yang ada di dalamnya. Sambil berjalan menuju sofa, Alisa mengalihkan pandangannya terkesima oleh ruang baca dengan desain classic mewah dengan buku-buku yang sangat amat menggoda untuk dibaca itu.

Reygan mengalihkan pandangannya sejenak dari buku, memperhatikan gadis yang sedang terpesona oleh ruangan ini. Namun, Entah kenapa hasrat lelaki itu muncul lagi saat melihat Alisa mendekat dan duduk di ujung sofa di sebelahnya. Padahal Penampilan Alisa saat ini jauh dari kata

menggoda. Hanya memakai kaos oblong kebesaran hampir sepanjang lutut dan leging hitam panjang dan rambut ekor kuda yang sedikit naik ke atas. Sesaat Manik mata mereka bertemu. Reygan tertegun melihat manik hitam bulat itu dan seketika tersadar, ia merutuki dirinya sendiri bisa-bisanya dia tergoda oleh Alisa pagi ini.

"Eheeem.." Seketika Reygan langsung berdeham untuk menetralkan suasana yang tiba-tiba saja canggung.

"Ada apa kamu datang pagi-pagi sekali? Dan di luar sana masih hujan! Apa kamu sudah mulai tidak waras dan ingin mulai menyakiti diri sendiri?" Tanya Reygan tanpa ekspresi.

Alisa memejamkan mata dan mengatur nafasnya saat mendengar omongan pedas dosennya ini. "Maaf saya mengganggu pagi-pagi. Saya…" tiba-tiba tenggorokan gadis itu tercekat. Air matanya tanpa sadar jatuh yang langsung dihapus oleh tangan mungilnya

Reygan terkejut melihat gadis yang ada di depannya ini menangis. Gadis yang selama ini dianggapnya nakal, pemberontak, dan tangguh menghadapinya, kini terlihat sangat lemah.

"Maaf Pak, saya tidak bermaksud menganggu. Saya sudah tidak tau harus berbuat apa lagi, dan tiba-tiba saja saya hanya berjalan menuju rumah ini…" ucap gadis itu sambil menunduk.

"Papa koma harus segera dioperasi, dan seminggu lagi adalah batas pembayaran hutang, jika tidak maka rumah kami satu-satunya akan di sita. Saya tidak tahu lagi harus bagaimana?" Alisa mencurahkan semua isi hatinya beserta air matanya. Ia menutup wajahnya dengan telapak tangannya sambil menahan isakannya.

"Menangislah kalau itu membuatmu lega" ujar Reygan sambil melipat kedua tangannya di dada dan mengamati Alisa dari samping lagi-lagi tanpa ekspresi. Baru kali ini ia melihat gadis ini begitu rapuh.

Seperti mendengar perintah seorang komandan, Alisa langsung menumpahkan tangisnya dihadapan Reygan. Entah mengapa luapan emosinya tidak bisa dibendung lagi. Alisa menangis menumpahkan segala kesedihan, ketakutan, kebingungan, rasa lelah dan segala perasaan yang selama ini dipikulnya seorang diri.

Melihatnya menangis seperti itu, hati Reygan yang terbuat dari baja sedikit melunak. Ada rasa bersalah mendalam, ada rasa iba, ada simpati untuk gadis yang dibencinya ini.

"Minumlah" Reygan menyodorkan gelas berisi air putih saat isakan dan nafas Alisa mulai terkontrol.

"Terimakasih" Alisa menyambut gelas yang diberikan Reygan untuknya. Rasanya lega, seperti ia barusaja mengeluarkan seluruh isi kepalanya dan menumpahkan semua masalahnya setelah menangis. Namun saat bersamaan ia juga malu karena telah menunjukkan sisi lemahnya di hadapan Reygan, yang saat ini masih berstatus sebagai Dosennya.

"Lalu apa yang akan kamu lakukan untuk semua masalahmu? Kamu ingin menemui ibuku untuk meminta bantuannya?" Tanya Reygan tanpa basa basi.

Alisa mengatupkan bibirnya dan tak lama kemudian mengangguk.

Reygan tersenyum tipis melihat anggukan gadis di sampingnya sambil menunduk. "Jadi itu artinya kamu setuju dengan syarat yang diajukan oleh Mama?"

Alisa lagi-lagi mengangguk dengan perlahan kali ini. "Jika bapak tidak keberatan dan setuju dengan rencana tante ambar, bapak boleh mengajukan syarat apapun pada saya."

Reygan tidak tahu dia harus bersyukur atau bersedih Alisa menerima rencana perjodohan ini. Yang terpenting untuknya saat ini adalah mengambil alih perusahaan untuk menjadi miliknya dengan menikah dengan gadis ini. Setelah semua selesai, ia akan menunjuk mama dan beberapa orang kepercayaan untuk menjalankan perusahaan, jadi dia bisa tenang untuk menjalankan pekerjaan yang memang selama ini diimpikannya menjadi seorang Dosen.

"Oke. Kita akan menikah, dan kamu akan mendapatkan semua yang kamu mau. Pengobatan ayahmu, pelunasan hutangmu agar rumah milik kalian tidak disita. Dan tentunya perusahaan ayahmu akan bangkit kembali di bawah naungan Adijaya Group. Tapi jangan harap ada cinta dalam pernikahan ini." Ucap Dosen tampan itu. "Setelah menikah kita akan tinggal bersama di rumahku. Dan jangan saling campuri urusan masing-masing diantara kita. Tidak ada pesta pernikahan, dan jangan sampai berita pernikahan ini menyebar di kampus. Rahasiakan jika aku adalah suamimu. Tapi, bersikaplah selayaknya seorang istri jika dihadapan Mama, jangan tunjukkan jika ada kontrak dibalik pernikahan ini. Dan Jika kamu mempunyai syarat, kamu bisa menuliskannya dan akan segera kita bahas bersama untuk kesepakatannya." Lanjut Reygan.

Alisa hanya memperhatikan dosen di depannya ini berbicara sambil sesekali mengangguk lemah. Rasanya beban hidupnya akan semakin berat setelah pernikahan ini terjadi.

Melihat gadis di depannya seperti tidak ada gairah hidup, Reygan sedikit tersenyum sinis. Bukankah dia yang datang menemuinya pagi-pagi untuk minta dinikahi? Harusnya dia senang kan karena aku mengabulkannya cuma-cuma dan semua masalahnya akan teratasi saat ini juga. Tapi kenapa malah gadis ini sepertinya tidak senang?

"Oh ya, setelah Ayahmu pulih dan bisa memimpin lagi perusahaan keluargamu, maka semua kontrak kita akan berakhir dan kita akan bercerai. Selama itu, kamu akan menjadi menantu keluarga Adijaya yang sebenarnya, jadi tolong jaga sikapmu agar tidak menimbulkan rumor yang tidak-tidak. Dan sebagai gantinya, kamu akan mendapatkan semua fasilitas dari keluarga ini." Tandas Reygan Lagi.

"Saya setuju semua syarat dari bapak. Dan saya akan memcoba melakukannya dengan baik." Jawab gadis itu datar.

"Oh ya, mengenai kekasihmu. Apa yang akan kamu lakukan padanya?" Tanya Reygan kembali.

Alisa termenung menatap dosennya itu sambil menggelenggkan kepalanya. "Mungkin kami akan mengakhirinya" ucapnya sambil menahan tangis.

Reygan menghela nafasnya. "Kamu bisa tetap berhubungan dengannya, dan aku juga bisa tetap berhubungan dengan wanita yang aku cintai. Tapi ingat. Jangan sampai mama tahu akan hal ini.

Alisa tidak menyangka dosennya akan mengatakan hal ini. Ia hanya bisa mengangguk pasrah. Toh ini juga akan menguntungkan dirinya. Pernikahan kontrak yang suatu saat akan berakhir dan semua akan kembali normal. Semangat Lis, kamu bisa dan ini akan mudah Pikir Alisa.

Reygan ternsenyum puas. Sepertinya gadis ini cukup kooperarif dan bisa diandalkan. Segera ia meraih ponselnya di meja dan membuka kontak untuk menghubungi sang Mama.

Terdengar dari telepon suara samg mama yang berseru senang, dan segera ia akhiri panggilan tersebut sebelum sang mama berceloteh lebih dalam.

"Baiklah. Istirahatlah dulu di sini. Kamu bisa pakai kamar tamu. Hari ini Mama akan kembali ke jakarta dan pagi ini orangku akan mengurus segala hal untuk persiapan operasi ayahmu. Dan lusa kita akan menikah. Setelah itu kamu akan mendapatkan semua yang kamu mau." Ucap Reygan sambil meninggalkan Alisa yang duduk menganga seorang diri di sofa Ruang baca.

"Lusa?!" Alisa memejamkan matanya sambil mengehmbuskan nafasnya pelan. "Ok Lis, kamu bisa. Bukannya hanya tinggal menikah dan setelah itu hidup seperti biasa tanpa mencampuri apapun kehidupan suamimu." Ucapnya dalam hati.