Chereads / Kuhidup Dengan Siapa? / Chapter 25 - Gagal Beristirahat

Chapter 25 - Gagal Beristirahat

"Lin, lo dimana?" Tanya Alisa pada orang yang saat ini sedang melakukan panggilan dengannya."

["Aku lagi di Mall sama temen-temen? Kenapa Kak?"]. Jawab orang disebrang telepon.

"Gue hari ini lagi gak enak badan, Lo bisa kan gantiin jaga Papa?" Lanjutnya dengan penuh harap.

"[Sorry kak, Gue lagi ada janji mau pajamas party di apartemen Nala.]" sahut orang diseberang

Alisa menghembuskan nafasnya berat, sudah pasti dia akan tahu jawaban dari orang diseberang yang akan membuatnya marah sekaligus kecewa. "Plis donk Lin, sekali aja. Kasian Papa."

"[Astaga Kak, ngapain juga sih? Capek tau jagain tanpa bisa tidur. Biar aja napa sih kan banyak perawat di sana. Dibayar pula. Buat apa kita masih nungguin?.]" ucap gadis diseberang yang tak lama kemudian mengakhiri panggilan dari kakaknya.

Setelah pulang dari bandara mengantar David, Alisa merasa tubuhnya sangat lelah, mungkin karena beberapa pekan ini ia benar-benar kurang istirahat dan terus-terusan memforsir tubuh dan pikirannya untuk menghadapi semua ini seorang diri.

Rasanya ia ingin beristirahat semalam saja memejamkan matanya nyenyak dan merebahkan tubuhnua di atas kasur merasakan tidur yang bena-benar tidur.

Namun, saat ia meminta bantuan Alina, sang adik untuk menjaga ayahnya yang didapt adalah penolakan tegas gadis itu. Alisa memijat kepalanya yang tiba-tiba pusing. Baiklah semalam ini saja beristirahat, aku tidak akan kuat jika memaksakan tubuhku. Ujarnya pelan yang tak lama kemudian disusul dengkuran halus seorang Gadis cantik. Alisa langsung terlelap di atas kasurnya.

Namun, rencana tidur panjangnya harus terusik tatkala ponsel gadis itu berdering pelan. Gadis itu terbangun, dilihatnya jam di layar ponsel menunjukkan pukul sepuluh malam, artinya baru 4 jam ia mengistirahatkan mata, tubuh dan pikirannya. Dengan mata yang belum terbuka sempurna, gadis itu mencari tahu siapa yang memanggil melalui poselnya, seketika gadis itu membelalakkan mata saat tahu bahwa rumah sakit yang telah menelponnya berkali-kali.

Segera ia menghubungi kembali rumah sakit, dan ekspresi terkejut dan sedikit panik singgah di wajah itu yang diikuti dengan derap langkahnya yang terdengar buru-buru.

Dibukanya kamar sang mama, nihil! tidak ada orang, kemana mamanya belum kembali ke rumah malam-malam begini?

Dan tanpa babibu lagi, Alisa langsung melajukan motornya menuju rumah sakit.

***

"Pak Yohan harus segera di oprasi, karena keadaannya sudah makin memburuk. Jika lewat dua hari tidak dilakukan tindakan pada pak Yohan, maka akan sangat mengancam nyawanya." Ucapan dokter Maya yang barusana ditemuinya masih terngiang jelas di telinga.

Alisa, gadis itu terduduk lemas di depan ruang ICU sambil menangkupkan kedua tangannya ke wajah manisnya. Hujan deras diluar seakan menggambarkan kesedihannya dan kekalutannya saat ini. Dilihatnya ponsel menunjukkan pukul tiga dini hari, panggilan yang ditujukan untuk mama dan adiknya tidak ada satupun yang diterima oleh mereka.

Gadis itu mulai mengetikkan nama David, tapi dia terlalu sungkan untuk meminta kucuran dana dari pria itu, sudah banyak hutang yang direlakan oleh keluarga David, sungguh ia tidak punya muka jika harus meminta bantuan lagi dari David, walau sebenarnya ia tahu Pria akan segera mentrasfer berapapun nominal yang ia sebutkan tanpa syarat apapun. Itu yang membuat Alisa merasa seperti benalu di keluarga mereka. Tidak! Ia tidak ingin merepotkan keluarga itu lagi. Alisa sangat menyayangi keluarga David lebih dari rasa sayangnya ke mama dan adiknya mungkin.

Alisa gundah, ditatapnya layar ponsel dan yang saat ini sedang menampakkan kontak tante Ambar. Apakah ini memang jalan hidupnya? Apakah ini memang takdirnya? Seperti yang sudah dikatakan Tante Ambar dan Dosen itu kalau semua kelutusan ada ditangannya.

Oh ya, Alisa lupa jika Dosen tampannya itu ingin membuat kesepakatan dengannya. Semacam pernikahan kontrak mungkin antara ia dan dosennya itu.

Alisa merasa ada harapan di sana. Biarlah ia mengorbankan dirinya saat ini, lebih tepatnya dia berusaha agar mendapatkan uang sebanyak itu dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Segera Alisa meraih tas punggung di kursinya, berlari meninggalkan rumah sakit, menerjang derasnya hujan.

Hanya butuh waktu 45 menit Alisa melajukan motornya menuju istana mewah keluarga Adijaya.

Tubuhnya basah kuyup saat security membukakan gerbang megah dan mempersilahkan calon nona mereka memasuki pelataran rumah megah itu, dan tak lama kemudian security itu menekan sambungan telpon untuk memberitahukan penghuni rumah bahwa ada tanu spesial yang datang diwaktu subuh.

Tubuh Alisa mulai menggigil saat ia sedang berada di teras nan luas. Entah karena ia habis kehujanan atau mungkin karena ia nervous. Wajah dan bibirnya mulai memucat dan tubuhnya sedikit gemetar.

Ceklek,,,, tak lama kemudian pintu terbuka menampakkan tubuh kekar berbalut kimono tidur dari bahan satin berwarna hitam. Alisa hanya bisa menatap sendu dosennya yang bahkan dalam keadaan mata wajah mengantuk dengan rambut berantakan inipun tak berkurang ketampanan dan pesonanya.

"Kamu! Ada apa kemari sepagi ini? Dan ini? Kamu kehujanan?" Ocehan dosennya itu mengagetkan Alisa yang sendari tadi sibuk menatap dosennya.

"Ma… maaf.. maafkan saya kalau mengganggu di saat-saat seperti ini pak." Ucapnya lirih.

"Masuklah." Ucap Reygan sebelum ia meninggalkan gadis itu yang tetap berdiri di depan pintu.

Reygan yang merasa tidak ada langkah mengikutinya akhirnya berhenti dan membalikkan badan ke arah pintu. Benar saja gadis itu masih di sana sambil memainkan jarinya dan menggigit bibir bawahnya, ditambah dengan baju yang basah kuyup sehingga menempel sempurna pada tubuh indah yang ada di depan matanya dengan rambut hitam panjang tergerai yang juga basah dan beberapa titik air yang masih membasahi wajah ayu itu berhasil membuat tenggorokan Reygan bergerak nain turun, membangkitkan sesuatu pada dirinya di pagi hari.

"Shit" umpat Reygan dalam hati dan membalikkan tubuhnya untuk tidak menatap Alisa terlalu lama. Bagaimanapun dia adalah lelaki normal yang pasti akan tergoda dengan pemandangan yang dilihatnya saat ini.

"Bik Asih! Cepat bawa Nona ini untuk membersihkan diri dan berganti pakaian." Teriaknya kemudian sambil terus melangkahkan kakinya memasuki ruang tengah.

"Mari Non, saya antar ke ruang tamu untuk membersihkan diri." Ajak bik Asih pada Alisa. Gadis itu hanya tersenyum dan mengikuti kemana langkah bik Asih membawanya.

"Maaf bik, Apa Tante Ambar sudah bangun?" Tanya Gadis itu setelah menuntaskan acara mandinya dan hanya berbalut bathrobe sambil mengeribgkan rambutnya dengan handuk.

"Maaf Non, Nyonya sedang melakukan perjalanan Bisnis di Bali dan baru pulang 3 hari lagi. Jadi hanya ada Tuan Reygan saat ini." Jawab bik Asih sambil membantu Alisa mengeringkan rambutnya.

"Terimakasih bik, kalau begitu saya akan menemui Pak Reygan saja." Ucap Alisa sambil tersenyum.