Chereads / Kuhidup Dengan Siapa? / Chapter 21 - Kita Akan Menikah!

Chapter 21 - Kita Akan Menikah!

Mobil mewah berwarna putih itu memasuki pelataran sebuah cafe yang cukup aestethic.

Tak lama kemudian keluar seorang lelaki tampan dengan tubuh tinggi atletisnya yang tertutup kaos biru dan celana jeans, sementara dari pintu penumpang turunlah seorang gadis dengan dengan penampilan yang gak kalah santainya.

Siapa lagi kalo bukan Alisa dan Reygan.

Selama perjalanan menuju cafe dekat rumah sakit, Alisa tidak berani mengeluarkan sepatah katapun. Begitu juga dengan Reygan yang hanya fokus mengemudi.

Tak hanya itu, suasana Canggungpun masih menyelimuti mereka saat sudah duduk berhadapan di meja cafe. Sampai seorang pramusaji menanyakan pesanan mereka.

Setelah perginya pramusaji itu Reygan mulai membuka suaranya.

"Jelaskan padaku apa yang terjadi sampai Mama memintaku untuk menikahimu." Dengan suara berat dan dinginnya Reygan langsung bertanya pada Alisa tanpa berbasa-basi.

Alisa menarik dan menghembuskan nafasnya. Setelah itu ia mulai menceritakan semuanya pada Reygan dimulai dari pertemuannya denga Ibu Ambar."

"Maafkan saya pak, saya akan coba bilang pada Bu Ambar untuk menghentikan rencana perjodohan ini. Sungguh saya tidak berencana untuk menyusahkan kalian." Ucap Alisa sebagai penutup ceritanya.

Reygan terdiam. Dimana gadis yang selalu berapi-api dan berani saat menghadapinya di kampus? Kenapa dia bisa menjadi gadis seperti dihadapannya sekarang. takut dan kecewa yang didapat Reygan dari Ekspresi wajah Alisa. Apakah dia kecewa saat tahu aku yang akan dijodohkan dengannya? Tanya Reygan dalam hati. Berani sekali dia kecewa saat akan dijodohkan dengan pria tampan, anak dari konglomerat yang menjanjikan masa depan cerah untuknya.

"Itu gak mungkin! Karena Mama adalah orang pemaksa" bohong Reygan, dia tidak mungkin menceritakan alasan sebenarnya mengapa Mamanya bersikukuh menjodohkan mereka.

Alisa hanya diam sambil menundukkan kepalanya lagi tanpa menanggapi Reyhan.

"Kenapa kamu tidak mengatakan alasan yang sebenarnya pada dosenmu ini kalau kamu sedang menghadapi masalah serumit ini?" Pertanyaan Reygan berhasil memecahkan keheningan dan membuat Alisa sedikit kaget.

"Ma… maafkan saya, karena saya rasa saya tidak perlu menceritakan detail masalah hidup saya yang saya hadapi pada orang lain. Karena saya yakin bapak pasti juga tidak akan percaya. jika saya menceritakan apa yang saya alami sebenarnya." Alisa menjawab dengan takut. "Dan sungguh, selama ini saya tidak tahu kalau bapak adalah Putra Tante Ambar. Jika saya tahu pasti dari awal saya sudah menolak rencana Tante Ambar.

Apa yang dikatakan Alisa adalah benar, dia tidak mungkin menceritakan semua masalah pada Rey yang notabene hubungan mereka adalah Dosen dan Mahasiswi. Alisa juga benar, jikakalau dia menceritakan semua faktanya, Ia juga tidak akan mempercayai Alisa dan menganggap itu hanya bualan Alisa saja untuk menarik simpatinya agar diluluskan pada mata kuliahnya. Namun, kenapa hal ini malah membuat Rey kesal.

Ia kesal karena Alisa membuat seolah-olah dia adalah orang jahat yang tega terhadap mahasiswinya dan menuduhnya yang tidak-tidak.

"Maafkan saya." Hanya itu yang diucapkan Alisa saat melihat Ekspresi kesal Reygan yang tertangkap oleh matanya.

Reygan hanya mendengus.

"Oke, sebelumnya aku mau minta maaf atas perlakuanku padamu di kampus. Aku sempat menuduhmu yang tidak-tidak tanpa aku tau yang sebenarnya." Reygan menyatakan permintaan maafnya pada Alisa yang entah kenapa malah membuat Alisa kesal seolah-oleh dia melakukan itu karena salah Alisa tidak memberitahunya tentang kehidupan yang dialami oleh gadis itu.

"Dan yang kedua, apa kamu menyetujui perjodohan ini?" Tanya Reygan pada Alisa.

Alisa menggigit bibirnya, ia bingung bagaimana menjawab pertanyaan Dosennya kal ini.

"Saya, saya akan berusaha untuk bilang pada Tante Ambar untuk membatalkan rencananya, Tante Ambar menyerahkan semua keputusan pada saya. Dan saya sudah bersiap untuk memikirkan cara lain untuk menyelesaikan semua permasalahan keluarga kami. Saya rasa bapak tidak perlu khawatir lagi dengan perjodohan ini. Saya akan bilang pada Tante Ambar kalau saya tidak menerima perjodohan ini." Akhirnya, Alisa merasa lega mengutarakan jawabannya, walaupun ia tau sebentar lagi ia akan berpikir dan bekerja lebih keras untuk mengatasi semua masalah masalah ini.

Yang penting kali ini dia terbebas dari Dosennya yang tiba-tiba menjadi sangat menakutkan di matanya.

Reygan tersenyum sinis mendengar jawaban yang dilontarkan oleh Alisa. Harusnya dia senang karena nyatanya Alisa juga menolak perjodohan ini dan menyelesaikan semua masalah keluarga tanpa menyeret kehidupan pribadinya. Tapi entah kenapa jawaban dari Alisa membuatnya merasa ditolak oleh bocah ingusan yang umurnya sepuluh tahun lebih muda darinya. Dan apa? Dia berusaha menyelesaikan sendiri hutang dan semua masalahnya? Dapat uang sebanyak itu darimana gadis ini? Apa dia berniat meminta tolong pada Pria bule itu? Apa dia akan menjual tubuhnya pada Pria bule itu. Tiba-tiba Reygan teringat ucapan mamanya tentang Alisa bisa saja melunasi hutang dengan bantuan pria yang ada di diskotek. Sedangkan dia tidak bisa menyelamatkan perusahaan ayahnya dari tangan-tangan serakah para pamannya tanpa menikahi Alisa.

"Seperti yang sudah kubilang tadi, Mamaku adalah orang ambisius yang tak akan memaksakan kehendaknya walau kamu menolaknya. Jadi percuma kamu melakukan atau bahkan sampai memohon-mohon untuk membatalkan rencana ini." Entah apa yang merasukinya, Reygan juga bingung sendiri kenapa malah kata-kata itu yang meluncur keluar dari mulutnya. Entah dia kasihan dengan gadis ini, entah dia sangat ingin menuruti permintaan pertama mamanya untuk menyelamatkan perusahaan ayahnya, entah karena ia merasa bersalah pada Alisa karena tuduhan dan perlakuannya di kampus hingga gadis ini terpaksa kehilangan satu mata kuliah penting yang harus lulus semester ini.

Tentu saja hal itu juga membuat ekspresi gadis di depannya menganga seketika.

"Lalu apa yang akan kita lakukan?" Ucap Alisa pasrah. "Saya tahu bapak tidak akan mungkin mau menerima saya, dan saya juga tidak ingin melibatkan bapak pada masalah yang saat ini sedang saya hadapi."

Senyuman sinis itu muncul lagi di bibir Reygan "Apa kamu punya pacar atau semacamnya?" Tanya Reygan yang dijawab Alisa dengan Anggukan.

"Oke, aku punya ide, kita terima saja rencana mama, kamu akan dapat yang kamu mau, dan aku juga akan dapat yang aku mau." Ucap Reygan tegas

"Maksud bapak?" Alisa mengernyitkan dahinya.

"Kita akan menikah secara sah sesuai permintaan mama. Tapi kita tidak perlu menjadi layaknya suami istri jika tidak dalam pengawasan mama." Reygan mengemukakan idenya yang disambut dengan mata Alisa yang terbuka makin lebar.

"Ja…di?" Ucap Alisa hati-hati, ia tidak menyangka Dosennya ini mengatakan hal seperti itu untuk menyetujui permintaan Ibunya.

"Kita buat kesepakatan untuk ini. Jika kamu setuju hubungi aku secepatnya!"