"Kita balik sekarang?" Tanya Melden pada istri dan kedua anaknya yang sudah selesai menghabiskan makanan mereka.
"Boleh yah, lagian aku juga udah capek banget." Ucap Steven sambil memijit bahunya sendiri.
"Ya udah yuk. Oh ya, kalian duluan aja biar ayah bayar ke kasir dulu."
"Ngak usah yah, biar bunda aja yang bayar. Kalian duluan aja ke mobil." ucap Audrey menawarkan diri.
"Aku ikut bunda ya!!!!" Seru Cleo tiba tiba.
"Ngak usah sayang, kamu ikut sama kak Steven dan ayah aja ya, bunda ngak akan lama kok."
"Tapi bun...."
"Udah lah dek, lagian kan bunda cuman mau bayar ke kasir doang ntar juga bakalan nyusulin kita ke mobil kok." Ucap Steven yang membuat Cleo tidak jadi melanjutkan ucapannya.
"Iya sayang, bunda kamu ngak akan lama kok." Ucap Melden menambahi ucapan Steven.
Cleo langsung memasang wajah sedih, entah kenapa ia seakan akan tidak ingin jauh dari bundanya.
"Hemmmm ya udah deh. Cleo, kak Steven sama ayah tungguin bunda di mobil aja ya bunda. Bunda jangan lama lama."
"Iya sayang, habis bunda bayar, bunda langsung nyusul kalian kok."
"Ya udah yuk, kita ke mobil sekarang. Biar kita bisa cepet sampe rumah, trus kakak kamu bisa istirahat juga. Kasian dia kecapean." Ucap Melden.
Mendengar ucapan sang ayah, Cleo akhirnya meraih tangan sang kakak dan menggenggam nya.
Melden, Steven dan Cleo meninggalkan restoran menuju parkiran tempat di mana mereka memarkirkan mobilnya, sedangkan Audrey bergerak menuju kasir.
Setelah Melden, Steven dan Cleo berada di dalam mobil, mereka bercanda gurau sambil menunggu sang istri dan juga bunda mereka.
"Cleo makin lama makin jelek ya yah...' Ucap Steven yang mulai mencari gara gara kepada adiknya.
Mendengar ucapan sang kakak membuat Cleo langsung menatap tajam ke arah kakaknya.
"Ehhhh Cleo makin gede makin cantik tau ngak sih, kak Steven tuh yang makin lama makin jelek."
"Ehhh ngak dong, buktinya kakak bisa dapet pacar malah banyak banget lagi yang naksir sama kakak di sana."
"Ehhh Cleo juga banyak yang naksir kok, banyak temen cowok Cleo yang suka sama Cleo."
"Dihhhh, buktinya apa coba?"
Cleo menghentikan ucapannya sejenak sambil berusaha memikirkan jawabannya.
"Apa buktinya? Ngak ada ya? Cieee ngak ada yang naksir nih, berarti kamu emang jelek dong."
"Stev, udah ah jangan jailin adek kamu gitu."
"Ya emang bener kok yah, Cleo emang makin gede makin jelek makanya ngak ada yang naksir sama dia."
"Cleo banyak yang naksir kok, buktinya temen temen cowok Cleo banyak yang suka ngasih permen sama Cleo lagi di sekolah trus kalau bu guru di sekolah Cleo nyuruh Cleo buat ngerjain tugas banyak yang mau bantuin Cleo."
"Ya trus hubungannya sama kamu cantik apa?"
"Ya mereka ngelakuin itu sama Cleo karena mereka suka sama Cleo, dan kalau mereka suka sama Cleo berarti Cleo cantik dong, ngak jelek kayak yang kakak bilang."
"Ehhh masa cuman karena di kasih permen jadi naksir sih. Asal Cleo tau ya, mereka ngasih permen ke Cleo tuh karena nafas Cleo bau jadi mereka ngasih biar nafas Cleo harum."
"Ngak ya, nafas Cleo ngak bau kok.. hah...." Ucap Cleo menghembuskan nafasnya ke arah sang ayah.
"Nafas Cleo ngak bau kan yah?" Ucap Cleo dengan polosnya.
Melden dan Steven berusaha menahan tawa karena kepolosan gadis kecil mereka ini.
"Ngak kok sayang, nafas kamu ngak bau kok, harum banget malah." Ucap Melden.
"Tuhhh kak Steven denger kan apa yang di bilang sama ayah. Nafas Cleo tuh ngak bau tau ngak."
"Ayah bilang gitu biar kamu ngak nangis aja kali, ohh ya satu lagi kalau soal temen temen kamu bantuin kamu pas lagi di suruh ngerjain tugas sama guru itu karena mereka tau Cleo bodoh bukan karena mereka naksir sama kamu."
Mendengar ucapan sang kakak, mata Cleo mulai berkaca kaca dan langsung memeluk sang ayah.
"Ayahh... kak Steven jahat. Kak Steven bilang Cleo bodoh, padahal kan Cleo pinter, makanya bisa juara." Adu Cleo pada sang ayah.
"Anak ngaduan dih...!!!!"
"Steven, kamu jangan jahilin adik kamu terus dong, kasian dia. Baru juga kalian ketemu lagi tapi kamu udah buat dia nangis gini, gimana sih kamu."
"Iya iya, maaf deh. Lagian kan kakak cuman bercanda dek. Kakak ngak serius kok." Ucap Steven.
"Nga, Cleo ngak mau sama kak Steven lagi hikssss, kak Steven udah jahat sama Cleo. Cleo mau marah sama kak Steven, Cleo ngak mau di peluk sama kak Steven lagi hikssss." Ucap Cleo sambil sesenggukan.
Mendengar adiknya yang menangis sambil sesenggukan membuat Steven merasa bersalah.
Dia meraih adiknya dari pangkuan sang ayah, dan menatap pipi sang adik yang sudah di penuhi dengan air mata membuatnya merasa bersalah.
'Aduhhhh adik kesayangan kakak kok nangis beneran sih. Maafin kakak dong dek, kakak cuman bercanda kok serius deh. Kamu ngak bau kok, kamu juga ngak bodoh, kakak cuman bercanda tadi, serius deh."
"Tapi kakak udah jahat sama Cleo, lepasin Cleo, Cleo mau sama ayah dan bunda aja."
"Ehhh kakak minta maaf dek, jangan marah sama kakak dong, kan kita baru ketemu, masa udah langsung marahan gini. Emang kamu udah ngak sayang lagi sama kakak?"
"Kenapa kak Stev nanya Cleo, harusnya kak Stev nanya itu sama diri kakak sendiri. Kak Stevn udah ngak sayang kan sama Cleo makanya kak Stev bilang Cleo bau sama bodoh."
"Ngak kok dek, kak Stev sayang kok sama kamu. Kan kakak udah bilang kalau kakak cuman bercanda doang tadi."
Cleo mulai mengangkat kepala dan menatap sang kakak.
"Bener kan kak Stev cuman bercanda?"
"Iya sayang, kakak cuman bercanda kok. Kamu udah ngak marah lagi kan sama kakak?" Tanya Stev yang di balas dengan gelengan kepala oleh Cleo.
"Ya udah kalau gitu, sekarang jangan nangis lagi ya. Nanti cantiknya jadi ilang kalau adik kesayangan kakak nangis kayak gini." ucap Steven sambil menghapus air mata sang adik.
Cleo langsung memeluk sang akak dengan hangat.
"Cleo sayang kak Stev."
"Kakak juga sayang kamu kok." Ucap Steven sambil membalas pelukan Cleo dengan lembut.
Saat mereka sedang sibuk berpelukan dan saling melepas rindu, tiba tiba sang ayah memanggil Cleo.
"Cle... itu bunda kamu udah keluar tuh." Ucap Melden pada Cleo.
"Itu bunda aku juga kali yah, masa cuman ngomong sama Cleo aja."
"Kamu cemburu sama adik kamu?"
"Ya bukan gitu, tapi kan masa ayah ngomong bunda kamu. Trus aku gimana? Harusnya ayah ngomong bunda kalian, biar aku juga ikut."
"Iya iya, masa gitu aja kamu coment sih."
"Bunda!!!!! Cleo di sini bun!!!" Ucap Cleo sambil melambaikan tangannya agar bisa di lihat oleh sang bunda.
Audrey menunjukkan senyum indahnya ke arah Cleo saat melihat putri kecilnya itu sedang melambaikan tangan dengan indahnya.
Audrey melirik ke arah kiri dan kanan secara bergantian untuk melihat situasi jalan.
Merasa sudah aman dan tidak ada kendaraan yang lewat, Audrey mulai melangkahkan kakinya.
Namun, tepat berada di tengah jalan tiba tiba Audrey langsung kaget saat mendengar teriakan Melden, Steven dan Cleo secara bersamaan.
"BUNDA AWAS!!!!!" Teriak ketiga orang itu secara bersamaan.
Audrey langsung memutar tubuhnya ke sebelah kiri, dan melihat sebuah mobil sedan putih yang sedang melaju dengan kecangnya ke arah tempat Audrey berdiri saat ini, dan akhirnya....
brakkkkk.....