Chereads / Suami 4 / Chapter 7 - Meninggalnya Istri Pertama

Chapter 7 - Meninggalnya Istri Pertama

Setelah pulang dari kampus Irfan selalu pergi ke kamar anak semata wayangnya Qisya. Qisya adalah buah cinta Irfan dan Tiara istri pertamanya yang sudah meninggal. Dulu saat bersama Tiara,Irfan merasa hidupnya sempurna. Memiliki seorang istri yang cantik, baik, ramah,

sabar dan penyayang serta seorang bayi perempuan mungil yang cantik membuat Irfan sangat bahagia dan tidak ingin melewatkan sedikitpun hari tanpa mereka. Mereka selalu menghabiskan waktu bertiga dirumahnya yang sederhana. Meskipun begitu Irfan dan Tiara selalu bahagia dan mencurahkan semua cinta mereka untuk buah cinta mereka.

Tapi kini Tiara telah tiada, Irfan berusaha menjadi ayah sekaligus ibu untuk Qisya. Meskipun dulu Irfan pernah menikah dengan Adelia tapi Irfan tidak pernah bisa mencintainya. Irfan hanya menikahi Adelia untuk anaknya Qisya yang begitu menyayangi Adelia. Irfan menikah dengan Adelia selama 2 tahun. Itu juga karena Adelia yang selalu berusaha bertahan demi Qisya yang waktu itu masih kecil. Adelia tidak tega bila harus bercerai dengan Irfan saat Qisya masih kecil jadi Adelia menunggu sampai Qisya berusia 5 tahun. Dulu Qisya berumur 3 tahun saat dititip di TK tempat Adelia mengajar. Biarpun umur Qisya 3 tahun tapi ukuran badannya sama besarnya dengan anak berumur 4 tahun. Dan juga Qisya cukup mandiri dan dewasa diusianya 3 tahun.

Irfan masuk ke kamar Qisya, dia melihat Qisya sedang menangis dikamarnya. Irfan mencoba mendekati Qisya yang sedang menangis dan berusaha bertanya padanya.

"Qisya kenapa kamu menangis sayang?"tanya Irfan.

"Hik...hik...hik....besok disekolah ada lomba memasak ibu dan anak, cuma Qisya yang tidak mempunyai ibu"ucap Qisya.

"Kan ada papa, Qisya"ucap Irfan.

"Papa gak bisa masak, dan juga itu untuk ibu dan anak hik...hik...hik.."ucap Qisya.

"Kalau begitu bagaimana kalau nenek yang menemani Qisya"ucap Irfan.

"Nenek galak, Qisya gak suka. Nenek terlalu mengatur, Qisya harus begini dan begitu mengikuti aturan nenek"ucap Qisya.

"Nenek sayang Qisya lho, kan nenek itu ibu dari mama kandung Qisya"ucap Qisya.

"Gak mau,nenek galak. Qisya lebih suka mama Adelia. Mama Adelia sabar dan penyayang gak galak kaya nenek"ucap Qisya.

"Qisya gak boleh begitu"ucap Irfan.

"Semua ini gara-gara papa berpisah dengan mama Adelia, sekarang Qisya sendiri kalau papa kerja dan sibuk"ucap Qisya.

"Maafkan papa sayang"ucap Irfan.

"Coba kalau ada mama Adelia pasti Qisya ditemani mama Adelia dilomba memasak itu"ucap Qisya.

"Yaudah papa minta maaf, Qisya maunya apa?"tanya Irfan.

"Pokoknya aku mau sama mama Adelia ikut lomba memasaknya"ucap Qisya.

"Nanti papa pikirkan ya"ucap Irfan.

Irfan sedih mendengar ucapan Qisya, putri kecilnya itu merindukan Adelia.Dia merasa dulu egois telah menceraikan Adelia hanya karena perasaannya sendiri tanpa memikirkan perasaan Qisya. Qisya sangat membutuhkan sosok Adelia. Irfan berjalan menuju kamarnya, Ibu mertuanya menghentikan langkahnya dan mengajaknya bicara.

"Irfan kamu dari kamar Qisya?"tanya Ibu Sri.

"Iya Bu"ucap Irfan.

"Jangan terlalu memanjakan Qisya, dia jadi bandel dan sulit diatur"ucap Ibu Sri.

"Dia masih kecil Bu"ucap Irfan.

"Mumpung masih kecil kita harus mendidiknya dengan keras"ucap Ibu Sri.

"Iya, tapi Qisya"ucap Irfan.

"Kamu sama seperti mantan istrimu Adelia, bisanya memanjakan Qisya jadinya begini deh. Coba kalau Tiara anakku masih hidup, dia pasti bisa mendidik Qisya dengan benar"ucap Ibu Sri.

"Iya Bu, maaf"ucap Irfan.

"Kalau dulu kamu tidak telat menjemput Tiara, mungkin dia masih hidup sampai sekarang. Dia mengorbankan hidupnya demi kamu tahu Irfan"ucap Ibu Sri.

"Iya, saya ingat"ucap Irfan.

Flash Back

Dulu Tiara pergi menyusul Irfan yang bekerja diluar kota. Waktu itu Qisya masih berusia 1 tahun. Qisya dititip dirumah neneknya. Tiara naik kendaraan umum bus ke luar kota menyusul Irfan. Tiara menunggu Irfan diterminal bus saat sampai tapi Irfan belum juga menjemputnya. Tiara sampai malam diterminal itu, akhirnya Tiara memutuskan mencari angkot untuk ke rumah kontrakan Irfan. Satu jam menunggu angkot tapi belum dapat juga. Akhirnya Tiara memutuskan jalan kaki dulu sambil menunggu angkot. Dijalan Tiara bertemu tiga orang preman. Preman itu hendak menodong Tiara tapi Irfan langsung datang,dan melihat Tiara ditodong tiga orang preman itu.

"Apa yang kalian lakukan pada istriku?"tanya Irfan.

"Apalagi selain uang"ucap Preman 1.

"Pergi kalian atau aku akan menghajar kalian"ucap Irfan.

"Jangan mas Irfan, biarkan saja mereka mengambil uangku, lebih baik kita pergi sekarang" ucap Tiara membujuk Irfan.

"Tidak Tiara sampah masyarakat seperti mereka harus diberi pelajaran"ucap Irfan.

"Ayo siapa takut, lawan kita bertiga"ucap Preman 2.

Irfan menghadapi ketiga preman itu sementara Tiara hanya melihat Irfan dan ketiga Preman itu berkelahi. Salah satu preman mengeluarkan pisau untuk menusukkannya pada Irfan tapi Tiara menghalanginya.

"Tidak....jangan...."ucap Tiara berlari kearah Irfan dan terkena tusukan pisau itu.

"Tiara....a...a...."ucap Irfan.

"Bro ayo kabur keburu ada yang melihat"ucap Preman 2.

"Iya"ucap Preman lainnya.

Preman-preman itu pergi meninggalkan mereka berdua. Tiara jatuh kepelukan Irfan dengan luka tusuk diperutnya. Irfan ingin mengajak Tiara kerumah sakit tapi Tiara melarangnya.

"Tiara....., kita harus segera kerumah sakit"ucap Irfan.

"Tidak perlu, Irfan....waktuku tidak banyak, tolong jaga buah hati kita. Aku sangat mencintaimu dan Qisya"ucap Tiara kemudian mengakhiri nafas terakhirnya.

"Tiara...a.....a...."ucap Irfan berteriak.

Setelah kejadian itu Irfan selalu merasa bersalah dan ingin mengulang waktu. Seandainya dia tidak telat menjemput Tiara mungkin Tiara masih hidup. Irfan selalu berpikir seharusnya dialah yang terkena tusukan pisau itu tapi malah Tiara yang menggantikannya. Itu yang menyebabkan Irfan tidak bisa melupakan cinta Tiara dan pengorbanannya untuk Irfan.

Setelah bicara dengan mertuanya Irfan kembali ke kamarnya.Dia sangat sedih mendengar ucapan ibu mertuanya yang mengingatkannya pada Tiara.Irfan jadi kembali merasa bersalah dan bersalah.Irfan memandangi foto pernikahannya dengan Tiara.Dia tahu Tiara begitu mencintainya dan Qisya.Tapi kini Tiara telah pergi.Irfan harus bisa melangkah maju demi Qisya dan janjinya pada Tiara untuk menjaga Qisya.

"Tiara maafkan aku sudah mengecewakanmu, seharusnya aku memikirkan kebahagiaan Qisya, bukan malah memikirkan diriku sendiri. Dulu Qisya sudah bahagia bersama Adelia, tapi aku malah membuat Adelia terus terluka dengan sikapku. Dia sangat menyayangi Qisya seperti anaknya sendiri. Seandainya aku tak bodoh, mungkin kini Qisya tersenyum bahagia" batin Irfan.

"Ya Allah jodohkan hamba kembali dengan Adelia, berilah hamba jalan agar bisa kembali dengannya. Engkau Maha besar, bisa dengan mudahnya membalikkan apapun. Izinkan hamba kembali jadi suami Adelia, amin" ucap Irfan dalam doanya.