Chereads / Suami 4 / Chapter 12 - Pertemuan Pertama Yang Selalu Diingat

Chapter 12 - Pertemuan Pertama Yang Selalu Diingat

Raisa melihat Adelia yang baru saja datang.

"Kak Adelia pas banget udah pulang, Kak ini Kak Frey," ucap Raisa menunjuk ke arah Frey.

"Adelia, perkenalkan saya Frey," ucap Frey mengenalkan diri pada Adelia.

"Iya, saya Adelia," ucap Adelia.

Eric menatap lelaki yang ada di depannya. Dia mulai menyadari lelaki itu juga menginginkan Adelia, sekarang total rival menjadi tiga. Semakin sulit jalannya untuk jadi winner.

"Eh ada Kak Eric juga," kata Raisa.

"Iya, selamat sore Raisa," sapa Eric.

"Sore Kak Eric," balas Raisa.

Frey menatap Eric, dia merasa lelaki di samping Adelia memiliki tujuan yang sama dengannya. Jalannya untuk mendekati Adelia tak akan mudah.

"Kak Frey, ini lho mantan suami pertama Kak Adelia, Kak Eric namanya," ucap Raisa memperkenalkan Eric pada Frey.

"Perkenalkan saya Eric, mantan suami pertama Adelia," ucap Eric.

"Saya Frey, senang bertemu dengan anda," ucap Frey.

Eric berpikir pedekatenya kali ini harus ditunda dulu, percuma mendekati Adelia di saat ada orang lain seperti ini. Dia harus menyusun strategi lainnya yang lebih jitu.

"Adelia, saya pamit pulang dulu," ucap Eric pada Adelia.

"Iya Kak Eric," jawab Adelia.

"Semuanya saya pamit pulang dulu," ucap Eric.

"Iya," jawab Raisa dan Frey.

Eric meninggalkan tempat itu, walaupun sedikit kecewa karena sudah bersusah payah naik busway tapi ternyata ada yang menunggu Adelia di rumah. Gagal pedekatenya, harus nunggu lain waktu.

Setelah Eric pergi, Raisa mengajak Frey dan Adelia masuk ke dalam rumah. Raisa duduk di sofa ruang tamu bersama Frey, sedangkan Adelia mandi dan berganti pakaian. Raisa mengajak Frey mengobrol, dia menceritakan semua yang dia tahu tentang mantan suami Adelia pada Frey.

"Kak Frey buruan star deh, liatkan tadi mantan suami pertama Kak Adelia. Itu baru mantan suami suami pertama, masih ada dua lagi. Kalau Kak Frey bersantai saja, mereka bisa mengambil Kak Adelia lagi. Memangnya mau sampai kapan Kak Frey menunggu Kak Adelia. Aku saja tak sanggup menahan cinta mendalam selama bertahun-tahun lamanya," ucap Raisa.

"Iya, kali ini aku tidak akan diam saja. Sudah sangat lama aku memendam perasaan pada Adelia. Kali ini aku akan memperjuangkan cintaku untuknya," ucap Frey.

"Nah gitu dong, hanya Kak Frey yang pantas dengan Kak Adelia. Mereka itu pernah menyakiti hati Kak Adelia, aku takut jika Kak Adelia kembali dengan mereka akan sakit hati lagi," ucap Raisa.

"Aku tidak akan membiarkan Adelia terluka lagi," ucap Frey.

Mereka terus berbincang, Raisa menceritakan semua hal tentang Adelia. Dari makanan favoritnya sampai hal-hal kecil pada Frey. Agar Frey bisa mencari cara untuk mendekati Adelia dengan tepat.

Flash Back

Frey bersiap berangkat ke sekolah, saat itu dia duduk di bangku SMA. Frey anak yang rajin, pintar, baik, sabar, ramah, peyayang dan pekerja keras. Dia selalu mandiri untuk mencukupi kebutuhan sekolahnya, karena Frey tidak mau menyusahkan ibu kesayangannya. Ibu Frey bernama Rahma Yulia, dia seorang single parent membesarkan Frey sendirian. Frey berpamitan untuk berangkat sekolah.

"Bu, Frey berangkat sekolah dulu," ucap Frey.

"Iya, hati-hati di jalan. Nak ibu belum punya uang untuk bayar SPP-mu," ucap Ibu Rahma.

"Tidak apa-apa Bu, nanti Frey kan dapat upah dari mandor sore ini, bisa buat bayar SPP," ucap Frey.

"Maafkan ibu ya nak, kamu jadi harus bekerja juga, ucap Ibu Rahma sambil meneteskan air matanya.

"Bu, Frey gak papa harus bekerja, Frey kan laki-laki memang harus bekerja keras. Ibu jangan sedih, suatu hari nanti Frey akan jadi orang sukses yang akan membahagiakan ibu," ucap Frey.

"Iya makasih nak, pergilah nanti kau terlambat" ucap Ibu Rahma.

"Iya, assalamu'alaikum," ucap Frey.

"Wa'alaikumsallam," balas Ibu Rahma.

Frey berangkat ke sekolah, hari ini dia menjadi kakak pembina di masa orientasi siswa (MOS). Frey bersiap dengan teman-temannya memakai ID Card kakak pembina dan jas OSISnya. Frey terhitung siswa berprestasi, rajin dan disiplin di sekolahnya. Dia terpilih jadi ketua OSIS di sekolahnya karena itu.

Adelia masih di kelas bersama temannya Sari. Sari terlihat pucat dan lemas. Adelia mengkhawatirkan keadaan Sari. Dia berpikir untuk mengajaknya ke UKS.

"Sari gimana kalau kita pergi ke UKS saja?"

"Tapi kita harus MOS kan?"

"Nanti aku izinkan pada kakak pembina dan guru pembinanya."

"Baik kalau begitu, makasih Adelia."

"Iya, ayo ke UKS."

Sari mengangguk. Tak lama bel sekolah berbunyi, tanda di mulainya jam pelajaran sekolah. Adelia mengantarkan Sari ke UKS di sekolahnya. Sari berbaring di ranjang di UKS itu. Sari berbicara pada Adelia.

"Adelia pergilah! ada perawat disini. Nanti kau terlambat."

"Baik, aku pergi dulu nanti jam istirahat aku kesini lagi ya."

"Iya, tolong izinkan aku pada kakak pembina dan Guru pembina ya."

"Tentu, kamu istirahat ya."

"Iya."

Adelia pergi meninggalkan Sari, dia menuju lapangan tempat semua siswa yang mengikuti MOS berkumpul. Adelia terlambat berkumpul, seorang kakak pembina memarahinya.

"Hei kamu tahu ini jam berapa? masih jadi anak baru aja sudah terlambat, tau gak sih peraturan sekolah?" tanya Toni.

"Tahu kak," jawab Adelia.

"Kamu bangun jam berapa? kok bisa kesiangan. Udah SMA belajar disiplin waktu," ucap Toni.

"Baik kak," jawab Adelia.

"Kamu harus mendapat hukuman karena kesiangan, push up 20 kali!" perintah Toni.

"Toni kamu kenapa marah-marah pada junior?" tanya Frey yang menghampiri Toni dan Adelia.

"Ini lo, anak baru udah terlambat aja," ucap Toni.

"Kamu sudah tanyakan alasannya terlambat?" tanya Frey.

"Belum," ucap Toni.

"Tidak boleh seenaknya menghukumnya tanpa tahu kebenarannya," ucap Frey.

"Baik." ucap Toni.

Frey melihat ke arah Adelia yang ada di sampingnya. Dia memperhatikan penampilan Adelia.

"Oya, ID Card kesiswaanmu mana?" tanya Frey.

"Maaf tadi lupa tertinggal di kelas," ucap Adelia.

"Siapa namamu?" tanya Frey.

"Adelia Anastasya," ucap Adelia.

"Adelia kenapa kamu bisa kesiangan berkumpul di sini?" tanya Frey.

"Tadi aku mengantarkan temanku ke UKS dulu, dia sakit. Dia tidak bisa mengikuti MOS. Kak, saya minta tolong mintakan surat izin kepada guru pembina," ujar Adelia.

"Oke, nanti saya mintakan surat izinnya, kamu boleh kembali ke barisanmu," ucap Frey.

"Terimakasih Kak," kata Adelia.

"Iya sama-sama," jawab Frey.

Adelia kembali pada barisannya, dia senang tidak jadi dihukum. Sementara Frey masih berbicara pada temannya Tony.

"Toni tadi kau dengar alasannya terlambatkan?" ucap Frey.

"Iya dengar," jawab Toni.

"Baik, lain kali jangan asal menghukum junior tanpa tahu alasan sebenarnya," ucap Frey.

"Oke," sahut Toni.

Masa orientasi siswa dimulai, semua siswa mengikuti arahan yang diberikan kakak pembina. Mereka begitu bersemangat mengikuti masa orientasi siswa. Begitupun Adelia, dia senang bisa diterima disekolah itu dan mengikuti masa orientasi siswa.

***********

Ibu Rahma berada di depan rumahnya, datang seorang ibu-ibu ke arahnya. Ibu Rahma dimarahi oleh seorang ibu-ibu itu. Dia telah membuat bajunya gosong. Ibu itu marah dan minta ganti rugi pada Ibu Rahma.

"Bu makanya kalau kerja hati-hati, baju saya buat ke undangan jadi gosongkan," ucap Ibu Siti.

"Maaf Bu, saya tidak sengaja," ucap Ibu Rahma.

"Maaf-maaf, tau gak baju saya ini mahal," ujar Ibu Siti.

"Iya Bu, saya tahu," jawab Ibu Rahma.

"Pokoknya ibu harus menggantinya," kekek Ibu Siti.

"Tapi saya belum punya uang Bu," ucap Ibu Rahma.

"Pokoknya saya gak mau tahu, ganti!" tegas Ibu Siti.

Ibu Rahma hanya diam karena tidak tahu harus bayar pake apa. Jangankan untuk membayar, makan sehari-hati saja masih sulit.

"Makanya punya suami, jangan jadi wanita kegatelan sampai punya anak haram. Susahkan jadinya hidupmu sekarang," ucap Ibu Siti.

"Cukup!" ucap Frey baru pulang menghampiri ibunya yang sedang dihina.

"Ibu boleh hina saya, tapi jangan ibu saya dengar itu," ucap Frey.

"Anak haram datang juga, ibumu itu membuat bajuku gosong nih, memang kamu mau ganti rugi?" tanya Ibu Siti.

"Nih,ambil uangnya dan pergi sekarang, jangan pernah hina ibuku lagi!" tegas Frey sambil memberikan uang ke Ibu Siti.

"Nah gitu dong, jadi aku gak perlu marah-marah," ucap Ibu Siti.

Ibu Siti mengambil uang itu lalu meninggalkan Frey dan ibunya. Dia senang mendapatkan uang ganti rugi dari Frey. Sementara Frey masih di depan rumahnya bersama ibunya.

"Frey maafkan ibu," ucap Ibu Rahma.

"Gak apa-apa Bu, ibu jangan bersedih," ucap Frey.

"Tapi itu uang upahmu kan untuk bayar SPP?" tanya Ibu Rahma.

"Gak papa Bu, nanti Frey bisa cari kerjaan yang lain lagi untuk bayar SPP. Yang penting ibu tidak dimarahi dan dihina Ibu Siti," ujar Frey.

"Makasih nak," ucap Ibu Rahma.

"Iya Bu, ayo masuk Frey lapar!" ucap Frey.

Frey dan ibunya masuk ke rumah mereka. Lalu Frey makan sore,mandi dan berganti pakaian. Setelah itu dia belajar dan mengemasi bukunya untuk hari esok. Frey kemudian tidur diranjang kamarnya. Frey tertidur pulas, ibunya masuk ke kamarnya. Dia mencium kening Frey dan membelai kepala Frey.

"Frey maafkan ibu, jika saja saat itu ibu tidak meninggalkan ayahmu dan bersedia ikut bersamanya jadi istri keduanya, mungkin hidup kita tidak seperti ini. Tapi ibu memilih meninggalkannya setelah tahu dia sudah memiliki istri," ucap Ibu Rahma dalam hatinya sambil meneteskan air matanya.

Dulu ibu Rahma merantau ke luar kota jadi pembantu rumah tangga. Diperantauan dia bertemu seorang laki-laki yang bekerja jadi kuli bangunan. Dia jatuh cinta pada laki-laki itu, lalu menikah siri dengannya. Saat dia tahu laki-laki itu sudah punya istri, Ibu Rahma memilih pergi meninggalkan laki-laki itu. Padahal saat itu dia sedang mengandung Frey. Setelah itu dia putus kontak dengan laki-laki itu.

Satu tahun berlalu. Frey berangkat ke sekolahnya, dia melewati kelas Adelia. Frey melihat Adelia tidak ada dikelasnya. Temannya Toni mendekatinya lalu menggodanya.

"Lewat sini terus, mau lihat Adelia ya," goda Toni.

"Gak, cuma lewat aja memangnya kenapa?" tanya Frey.

"Gak sih, cuma kelihatannya kamu suka pada Adelia sejak MOS itu," jawab Toni.

"Aku hanya mengaguminya saja," ucap Frey.

"Kalau suka bilang aja, deketin dia nanti diambil orang loh," ucap Toni.

"Gak, aku belum punya apa-apa, belum pantas untuk Adelia," sahut Frey.

"Mau nunggu sukses dulu ya pak Bos?" tanya Toni.

"Iya, saat nanti aku sukses, aku akan mencari dan mendekatinya," jawab Frey.

"Pria sejati itu namanya, salut Bos," ujar Toni.

"Ayo ke kelas kita!" ucap Frey.

"Oke," sahut Toni.

Frey sudah lama menyukai Adelia sejak masa orientasi siswa itu. Tapi dia memilih memendam perasaannya. Dia hanya menjadi penggemar rahasia Adelia. Dia tidak berani mendekati Adelia sampai dia sukses nanti. Frey dan Adelia hanya beda satu tahun. Frey adalah kakak kelas Adelia.