Chereads / GAGAL MOVE ON / Chapter 11 - HUBUNGAN KITA TIDAK SESERIUS ITU

Chapter 11 - HUBUNGAN KITA TIDAK SESERIUS ITU

Di dalam mobil, Leon yang malam ini menyetir sendiri dengan Natasha duduk di sampingnya terlihat sedikit melunakkan ekspresinya dari biasanya, ia juga melajukan mobilnya dengan kecepatan rendah. Seolah dia ingin menikmati malam bersama Natasha.

Tapi Natasha berbeda, ia sangat jenuh dan setiap waktu yang bergulir adalah siksaan baginya, jadi ia hanya duduk diam seolah kehilangan mulut dan suaranya.

"Apa kamu mencoba belajar menjadi patung?"

Natasha masih diam, hanya lirikan tajam yang ia lempar ke arah Leon. Leon menaikkan salah satu alisnya dan tersenyum mengejek.

"Tidak begitu konsepnya kalau ingin menjadi patung."

Natasha rasanya ingin muntah dengan sikap Leon.

"Kalau tidak bakat melucu diamlah!"

Leon mengerutkan keningnya dan melempar tatapan tajam ke arah Natasha, Natasha mengabaikannya dan ia memilih menyandarkan punggungnya lebih nyaman dan memejamkan matanya.

Pada saat itu radio yang dinyalakan Leon melantunkan lagu'Only You' milik Keenan yang diciptakan untuknya, jadi pikiran Natasha kembali melayang pada masa-masa indah bersama Keenan.

Rasanya melepas Keenan dari dalam hatinya sama saja dengan mencabut jantung secara paksa dalam tubuhnya, sangatlah sulit dan menyakitkan.

Tak terasa air mata Natasha mengalir pelan.

"Kamu hobi sekali menangis."

Natasha memilih diam. Hingga tak terasa mobil Leon sudah tiba di rumahnya. Natasha yang sebenarnya masih terjaga, buru-buru turun, tapi tangan Leon mencegahnya.

Leon mencondongkan tubuhnya ke arahnya hingga membuat jarak wajah mereka sangat dekat, jantung Natasha bereaksi tak biasa pada posisi itu.

"Jangan macam-macam Leon!"

"Apa aku terlihat ingin macam-macam?"

Natasha mendesis geram sambil menatap Leon ketakutan, sementara wajah Leon justru menjadi sangat dekat hingga hidung mereka nyaris bersentuhan.

"Kamu tunanganku sekarang, suka atau tidak suka itu kenyataannya."

Natasha memejamkan matanya dan berharap saat ia membuka mata Leon akan memberikan jarak.

Adegan Natasha memejam matanya dengan nafas yang terengah-engah justru membangkitkan hasrat Leon hingga ia nyaris mencium bibir ranum Natasha, tapi Leon tidak ingin Natasha justru membencinya, jadi ia mendorong Natasha menjauh.

"Istirahatlah! Besok pagi ada meeting penting." kilah Leon.

Natasha hanya mengangguk dan ia buru-buru turun dari mobil Leon. Ia sangat ketakutan.

Di kamarnya, Natasha membanting tubuhnya di ranjang dengan pikiran campur aduk. Ia sangat membenci Leon, tapi dalam waktu kurang dari satu minggu ia justru akan menjadi istrinya.

Harusnya ia sangat senang, mengingat Leon pengusaha muda yang sangat tampan dan sukses, meski ia seperti patung es berjalan dan berlidah tajam seolah tidak memiliki perasaan, tapi banyak perempuan menginginkan posisinya, berbanding terbalik dengan Natasha yang justru ingin lari agar pernikahannya dengan Leon tidak akan terjadi.

Natasha menghela nafas berat memikirkan semuanya.

***

Lima hari berlalu begitu cepat, Natasha tidak lagi diperbolehkan masuk kantor oleh Andin dengan alasan persiapan pernikahan, padahal ia tidak melakukan apa-apa selain berdiri di depan jendela kamarnya dan meratapi nasibnya.

Semua persiapan dihandle oleh Andin dan Yola, kedua perempuan itu sangat bersemangat mempersiapkan semuanya.

"Nat, lihatlah gaun pernikahanmu, sangat bagus bukan? Tante Yola yang memilihnya."

Natasha hanya melihat sekilas dan ia mengangguk dengan terpaksa. Memang benar gaunnya bagus, tapi karena Natasha tidak mood dengan calon pengantinnya jadi ia sama sekali tidak bersemangat.

"Ayo cobalah Nat! Mama tidak sabar melihatnya."

"Ini sangat pas Ma, tidak usah aku coba ya," rengek Natasha.

Pada saat itu Mauren dan Yunka yang baru saja pulang dari kantor sore itu dan langsung mampir ke rumah Natasha tampak mendukung Andin dan memprovokasi Natasha.

"Iya Nat, cobalah! Kamu pasti akan terlihat cantik."

Andin mengangguk dengan penuh semangat.

Tidak mendapat dukungan dari siapapun, Natasha memilih pasrah mencoba gaun itu.

"Ya Tuhan, cinderella di dunia nyata!" seru Mauren dan Yunka begitu melihat Natasha dengan gaun putih mewah penuh taburan berlian.

"Jangan berlebihan!" sanggah Natasha.

"Tidak Nat, kami tidak bercanda."

"Iya Nat, kamu sangat cantik Sayang. Ya Tuhan Leon benar-benar beruntung memilikimu."

Natasha tersenyum getir, ia ingin buru-buru melepas gaunnya tapi langkahnya terhenti dengan siaran infotainment di TV yang ada di kamarnya.

'Lama menjadi sahabat, akhirnya Keenan dan Angel mengumumkan hubungannya secara resmi sebagai pasangan kekasih.'

Duar

Seperti ada bom atom yang meledak di kepalanya saat itu juga, Natasha mematung tak percaya dengan ribuan emosi yang menjalar di tubuhnya. Seketika ia ingin melempar Tvnya dengan sepatu heels pengantin tapi Mauren dan Yunka buru-buru mencegahnya.

"Tenanglah Nat!"

Tidak berhasil membaku hantam TV yang ada di kamarnya, Natasha melempar sepatu highheels pengantin hingga patah. Setelahnya ia merosot di lantai dengan air mata yang begitu deras.

Yunka dan Mauren ikut terduduk di lantai sambil memeluk Natasha, sementara Andin ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia sangat kasihan melihat putrinya seperti itu tapi tidak ada yang bisa dilakukannya. Membuat keputusan dengan menikahkan Natasha dan Leon adalah jalan terbaik untuk menyelamatkan Seno dari skandal dan kebangkrutan perusahaannya.

"Nat, kamu juga setelah ini sudah menjadi istri Leon, apa yang kamu sedihkan?" Andin bertanya hati-hati.

Natasha mengangkat kepalanya dan menatap mamanya dengan penuh emosi.

"Aku sudah menuruti apa yang Mama inginkan, jadi please kasih waktu aku untuk menerima semua ini."

Andin menatap putrinya dengan rasa bersalah dan ia memilih keluar dari kamar Natasha. Sekeluarnya Andin, Natasha kembali terisak dalam dekapan kedua sahabatnya.

"Apa kalian mau membantuku?" tanya Natasha dengan suara teredam.

Yunka dan Mauren melepas pelukannya dan saling menatap satu sama lain.

"Membantumu kabur maksudmu? Kalau soal itu aku tidak berani Nat, maafkan aku. Aku masih menyayangi hidupku dan juga keluargaku."

Mauren juga menimpali perkataan Yunka dengan anggukan tanda ia sepemikiran dengan Yunka.

"Tidak, aku juga masih menyayangi orang tuaku. Aku hanya ingin kalian bertemu Keenan dan bertanya kenapa dia bisa berpacaran dengan perempuan bernama Angel? Dan sejak kapan mereka bersahabat?"

Yunka dan Mauren menghela nafas lega.

"Kalau hanya itu kami akan membantumu Nat."

Natasha menatap keduanya penuh terimakasih, ia kemudian beranjak dari duduknya dibantu oleh Yunka dan Mauren untuk melepas gaunnya.

Yunka dan Mauren pulang saat hari sudah malam, mereka berjanji kembali besok pagi-pagi untuk mendampingi Natasha menikah.

Sepulangnya mereka berdua, Natasha membanting tubuhnya di ranjang. Matanya yang sendu menatap langit-langit kamar.

Natasha memejamkan matanya dan meratapi nasib hubungannya dengan Keenan yang berakhir menyedihkan, hal itu membuat sepasang mata obisidiannya mengalirkan bulir-bulir air mata dengan deras.

Pada pemikiran itu, Natasha teringat kekasih baru Keenan, jadi dia menghapus air matanya dan beranjak dari tidurnya, setelahnya ia menyambar ponselnya dan menelusuri sosok Angel melalui akun sosial medianya.