Chereads / GAGAL MOVE ON / Chapter 13 - PERNIKAHAN YANG TAK DIINGINKAN

Chapter 13 - PERNIKAHAN YANG TAK DIINGINKAN

Natasha menghela nafas berat untuk mengontrol emosinya dan menyeka air matanya dengan sapu tangannya. Setelahnya ia mulai menikmati kopi panasnya untuk merileks hati juga pikirannya.

Ketika Natasha sedang asik menikmati kopinya sendirian, tak sengaja Grant yang melintas di jalanan depan cafe, melihat Natasha dan ia segera melapor kepada Leon. Hal itu terkait laporan Andin pada Leon yang berpikir Natasha kabur untuk menghindari pernikahan besok.

"Halo Tuan, saya melihat Nona Natasha di cafe."

"Iya sendirian."

"Baik Tuan, saya akan awasi dari jauh."

Panggilan terputus setelah itu dan Grant kembali menyimpan ponselnya, ia memarkir mobilnya di tempat yang agak sepi namun masih bisa melihat Natasha dari jauh.

Tiga puluh menit berlalu begitu saja, dan Natasha memutuskan untuk kembali dengan naik taksi. Semua itu tak luput dari pengawasan Grant dan ia melapor kepada Leon saat Natasha sudah tiba di rumahnya.

Grant kembali sementara Natasha diinterogasi oleh Andin begitu ia baru masuk ke rumah.

"Ya ampun Natasha, kamu membuat Mama jantungan."

Natasha memutar matanya malas dan memilih diam bagai patung.

"Natasha, harusnya kamu ijin kalau mau keluar, Mama Papa sangat mengkhawatirkanmu." Seno ikut menimpali.

Natasha semakin jengah, semenjak tahu ia hanya diperalat oleh kedua orang tuanya untuk menyelamatkan perusahaan keluarga, Natasha tidak terlalu respect, tapi ia sebisa mungkin masih menaruh hormat kepada orang tuanya.

"Kamu darimana saja Nat? Mama sampai suruh Leon untuk mencarimu."

Natasha menghela nafas tanpa daya dan ia menatap mama papanya kesal. Mereka terlalu berlebihan menurutnya.

"Nat, jawab dong!" paksa Andin sambil menggoyangkan lengan Natasha.

Natasha menepisnya dan ia berkata dengan suara yang terdengar lelah, "Aku hanya keluar sebentar cari udara segar Ma."

Andin berubah iba sekarang namun ia tidak mengatakan apapun lagi, ia membiarkan Natasha pergi ke kamarnya.

Andin menghela nafas tanpa daya dan bertanya kepada suaminya dengan guratan kesedihan di wajahnya, "Pa, apakah kita terlalu memaksakan Natasha?"

***

Seberapa kuat hati Natasha menolak, ia tetap tidak bisa membatalkan pernikahan hari ini, tidak ada yang mendukungnya sama sekali. Memikirkan hal itu guratan kesedihan di wajah cantiknya yang sudah dirias sempurna terlihat sangat jelas bahwa ia tidak bahagia.

Mauren dan Yunka yang sedari tadi menemani Natasha dimakeup hingga memakai gaun dan lainnya di kamar hotel, melihat sahabatnya prihatin. Mereka ikut merasakan kesedihan Natasha.

"Sempurna, kamu benar-benar sangat cantik Nat," seru Mbak Della, MUA sekaligus sepupunya.

Natasha hanya tersenyum segaris tipis, meski ia setuju dengan pendapat Mbak Della, tapi tetap saja ia tidak bisa terlihat bahagia.

"Iya Nat, senyum yang tulus dong! Pasti tambah cantik," Yunka ikut menambahkan.

Bukannya tersenyum, Natasha justru memelototi Yunka yang membuat Yunka diam dalam hitungan detik. Mauren tak bisa menahan tawanya melihat Yunka dan Natasha.

"Sudah siap belum? Pernikahan akan segera dimulai." Andin tiba-tiba masuk.

"Sudah Tante, lihatlah! Natasha persis putri negeri dongeng." Della dengan bangga menunjukkan hasil kemampuan makeupnya.

"Ya Tuhan, kamu benar Del. Natasha sangat cantik!"

Andin menghampiri Natasha dan kemudian mengangkat dagu putrinya sambil berkata, "Senyum dong Sayang. Kamu sangat cantik hari ini."

Seperti tadi, Natasha tersenyum malas-malasan.

"Begitu lebih baik."

Andin kemudian menggandeng Natasha keluar diikuti Della, Mauren dan Yunka yang membantu memegang bagian belakang gaun Natasha."

Tiba di ballroom hotel, kedatangan Natasha langsung disambut hangat oleh Leon dan keluarganya.

Hari ini Leon sangat tampan dengan setelan jas putih slimfit dengan kemeja dan kancing manset warna senada, dasi putih garis-garis gold dan selipan sapu tangan di saku berwarna gold, tak heran kalau Natasha sampai terpaku beberapa detik demi memeta penampilan Leon yang sangat mengesankan baginya.

Namun, ada yang lebih menyita perhatiannya selain penampilan Leon, sosok Angel hadir diantara kedua orang tua Leon.

Seketika itu hati Natasha terasa sakit, mengingat kemarin Keenan begitu perhatian pada Angel dan benar-benar sudah melupakannya.

Dia tersenyum pahit dalam pemikiran itu hingga tanpa sadar Leon sudah menggandengnya menuju panggung.

Akad nikah segera dimulai.

"Sah!"

Teriakan semua para tamu undangan seolah menggema memenuhi ballroom. Meski begitu tak ada senyum tulus yang terlihat dari Natasha maupun Leon.

Akad selesai dan langsung dilanjut pesta pernikahan yang begitu megah dengan hanya beberapa tamu pilihan tanpa ada media yang diundang, Leon sengaja menciptakan suasana privasi karena tidak ingin menambah beban Natasha.

"Congrats Leon, hidupmu tidak ada bedanya denganku."

Leon membalas rangkulan Jenson, sahabatnya, dan hanya menanggapi dengan senyuman getir. Setelahnya ia berganti salaman dengan tamu VIPnya yang lain.

Sementara Natasha, ia tidak ada bedanya dengan Leon saat ini, apalagi saat Angel memeluk manja Leon dan mengucapkan selamat, Natasha sangat muak. Hingga ia menolak salaman dengan Angel dan membuang muka pada tamu lain.

Menyikapi Natasha yang seolah membuat permusuhan dengannya, Angel justru merasa senang hati, dia bahkan bersumpah akan membalas semua sakit hatinya lima tahun lalu pada Natasha.

Hari berlalu begitu cepat dan pesta yang melelahkan itu akhirnya berakhir, kini tinggallah Natasha dan Leon berdua di sebuah kamar presidential suite Young Hotel dengan suasana kamar khas seorang pengantin baru.

Taburan bunga mawar di tempat tidur, juga hiasan lainnya yang menjadikan kamar itu dipenuhi suasana romantis.

Meski begitu, Natasha dan Leon tampak tak terpengaruh oleh suasana itu, mereka saling sibuk dengan ponsel masing-masing dengan jarak yang berjauhan.

Leon menyandarkan dirinya di sofa single dengan salah satu kakinya menyilang di atasnya, mengendurkan dasinya dan mulai membuka beberapa kancing bajunya.

Sementara Natasha yang sudah berganti homey dress pendek, tampak sedikit gugup melihat leher jenjang Leon dan dada bidangnya yang ternyata begitu menyita perhatiannya.

Ia menggeram dalam hati sambil berpura-pura tak melihatnya. Ia kembali sibuk pada ponselnya dan berselancar di sosial media. Hingga suara maskulin tiba- tiba mencapai telinganya.

"Apa pernikahan ini sangat buruk bagimu? Kamu terlihat sama sekali tidak bahagia."

Natasha menghentikan selancarnya di sosial media dan menaruh ponselnya, ia mengangkat kepalanya dan mencibir Leon, "Kamu tahu itu sejak awal kan?"

Leon mengetuk-ngetukkan jari-jarinya yang ramping di meja kopi sampingnya sambil menatap Natasha dengan senyumnya yang mengejek.

"Kalau dari awal aku bisa menghindari pernikahan ini, akan aku lakukan Leon, tapi aku tahu tidak mudah lari dari orang sepertimu apalagi dengan status ayahku yang saat ini."

Leon dengan santai menatap Natasha yang terus saja mengoceh.

"Dan aku baru tahu kalau ternyata kamu dan devil itu bersekongkol untuk merusak hubunganku dengan Keenan."

Mendengar nama Keenan kembali disebut perempuan yang sudah sah menjadi istrinya, hati Leon seolah dicubit keras.

"Sekali lagi kamu sebut nama itu di hadapanku, akan kupastikan kamu akan mendapat hukuman dariku. Natasha, jangan lupa aku suamimu sekarang, dan siapa yang kamu maksud devil?"

"Adikmu Leon, adikmu! Harusnya dia tidak pantas mendapat nama yang memiliki arti malaikat," Natasha berteriak frustasi.