Chereads / GAGAL MOVE ON / Chapter 17 - HONEYMOON?

Chapter 17 - HONEYMOON?

Natasha memejamkan matanya dengan putus asa saat tangan Leon mengelus pundaknya. Sentuhan itu sangat lembut dan penuh cinta, membuat Natasha semakin merinding, ia bisa merasakan kalau Leon sepertinya diam-diam telah mencintainya sejak mereka berbagi malam bersama kemarin, tapi Natasha tidak bisa mencintainya, apalagi ia teringat mimpinya kalau Keenan masih mencintainya.

Pada pemikiran itu, ia menolak Leon dengan halus. Dia mengulurkan tangannya untuk memegang tangan Leon yang mengelus pundaknya dan ia berbalik lalu tersenyum.

"Jangan sekarang Leon! aku sangat lapar dan membutuhkan asupan."

Leon tersenyum segaris tipis dan ia mengangguk, ia melepas tangannya dan membiarkan Natasha berganti baju.

"Aku tunggu di bawah."

Natasha buru-buru mengangguk dan ia menghela nafas lega. Setelahnya ia berlari ke walk in closet dan berpakaian lengkap.

Di ruang makan, Leon duduk elegan dengan setelan jas hitamnya. Ia terlihat sangat tampan dan sempurna. Natasha menatapnya kagum hingga tanpa kedip, dalam hati ia bergumam ia ingin mencintai Leon dan mengubur perasaannya pada Keenan, tapi sayangnya itu masih sangat sulit baginya, pada pemikiran itu Natasha menghela nafas.

"Apa yang kau pikirkan? Duduklah!"

Suara Leon yang dalam dan kharismatik membuyarkan lamunan Natasha, ia tersenyum canggung dan kemudian duduk.

Tanpa berbicara apapun, Natasha langsung menyambar makanannya, Leon pun melakukan hal yang sama. Suasana berubah hening saat makan malam berlangsung.

Begitu selesai, Leon mengelap bibirnya dengan tisue dan ia mulai membuka percakapan, "Tiga hari lagi Angel ulang tahun, aku ingin memberikan dia pesta terbaik dan mengajakmu ke sana."

Natasha hampir tersedak dan ia buru-buru mengambil minumnya, menghabiskannya hingga tandas dan menghela nafas sebelum berkata dengan tegas, "Aku tidak mau ikut Leon."

Leon mengerutkan keningnya dan ia menatap Natasha dingin.

"Apa maksudmu? Angeline juga adikmu sekarang."

Natasha memutar matanya dengan kesal dan ia menggerutu dalam hati, "Lebih tepatnya dia musuhku sekarang."

Tapi kemudian ia teringat sesuatu dan membuatnya berubah pikiran, Natasha tersenyum memikirkan hal itu dan meralat ucapannya, "Baiklah kalau begitu aku akan ikut."

"Hmm, itu lebih baik."

Natasha mengangguk dan dia diam-diam sangat senang. Bagaimana tidak, Keenan pasti ada di pesta ulang tahun Angel dan itu artinya jika dia ikut Leon ke sana, Natasha akan bertemu Keenan lagi, ia akan memanfaatkan kesempatan bagus ini untuk menjalin keakraban lagi dengan Keenan.

Dalam pemikiran itu, seluruh sel di tubuhnya seolah bergetar karena kegembiraan, jadi dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak tersenyum.

Seolah tahu apa yang ada dalam pikiran istrinya, Leon mengerutkan keningnya dan berkata dengan dingin, "Jangan harap kamu bisa bertemu dengannya."

Natasha mengerucutkan bibirnya dan menggerutu kesal dalam hati, tapi ia tahu ia tidak bisa melawan kehendak Leon, jadi dia berpura-pura dan menyangkal perkataan Leon.

"Kenapa kamu berpikiran seperti itu? Aku bahkan sudah melupakannya."

Leon menaikkan salah satu alisnya dan ia merasa tak percaya.

"Aku tidak yakin kamu sudah melupakannya," sanggahnya.

Natasha mengerucutkan bibirnya dan ia dengan kesal berkata, "Jadi kamu tidak ingin aku melupakannya? hmm baiklah aku akan terus mengingat..."

Sebelum Natasha melanjutkan kalimatnya, Leon memelototinya dengan tajam dan itu membuat mulut Natasha langsung bungkam seketika.

"Jangan membahasnya lagi!"

Natasha menurunkan pandangannya dan ia mengangguk, ia ketakutan hingga tidak berani menatap Leon.

"Aku harus sabar menghadapi Leon dan berpura-pura mengikuti semua keinginannya, kalau tidak dia pasti akan membunuhku dan membuat mama papa menderita. Tidak, aku tidak ingin itu terjadi," batin Natasha.

Setelahnya, Natasha mengumpulkan keberaniannya untuk mengangkat kepalanya dan berkata dengan lembut, "Aku minta maaf Leon."

Leon masih menatapnya dengan dingin dan ia mengangguk.

Natasha memaksakan dirinya untuk tersenyum. Ia sangat ingin pergi dari ruang makan itu dan menyendiri di kamar, tapi mana mungkin dia berani beranjak dari duduknya, bahkan untuk bernafas dengan keras saja dia sangat takut, baginya Leon tak ubahnya seperti serigala yang menakutkan.

Di tengah suasana yang begitu hening itu, ponsel Leon berdering, Natasha menghela nafas lega begitu Leon berdiri dan meninggalkan ruang makan untuk menerima panggilan itu. Setidaknya ia punya waktu untuk mengatur nafasnya dengan baik meski itu tidak lama.

Ya, Leon hanya sebentar menerima panggilan itu dan ia kemudian kembali lagi ke ruang makan.

"Aku ingin bicara denganmu sebentar, tapi tidak di tempat ini."

Natasha mengerutkan keningnya dan ia kembali was-was.

"Ya Tuhan, ada apa lagi? Kenapa setiap perkataan Leon selalu terdengar menakutkan bagiku? Bisa-bisa jantungan dan mati muda nih, please Tuhan jangan!"

Natasha ketakutan sendiri dalam hati, tapi di permukaan ia berusaha bersikap tenang dan mengikuti langkah Leon ke taman belakang villa, yang mana pemandangan di taman belakang sangatlah indah dengan latar belakang langit malam bertabur bintang.

Natasha diam-diam tersenyum kagum dengan keindahan Villa Permata Biru, ia jadi teringat mamanya dan membenarkan segala keindahan dan kemewahan Villa Permata Biru, hal itu membuat suasana hatinya pelan-pelan membaik.

"Kamu ingin bicara apa Leon? Kelihatannya serius sekali."

"Aku tidak mungkin membicarakan hal yang serius di tempat seperti ini."

Natasha menoleh ke arah Leon dengan dahi yang berkerut-kerut.

"Lalu?"

"Hanya pembicaraan biasa antara suami dan istri."

Natasha tertegun dan ia justru menatap Leon dengan horor, pembicaraan suami istri tentang apa yang dimaksud Leon? Mereka baru menikah dan belum saling mencintai.

"Apa Leon menginginkan seorang anak?" terlintas pemikiran seperti itu dalam benak Natasha dan membuatnya tiba-tiba sesak nafas.

Leon menatap Natasha dan ia menyunggingkan sudut bibirnya.

"Buang pikiran konyolmu itu!"

Natasha terkejut dan ia sangat canggung sekarang.

"Grant memberitahuku kalau besok aku harus meeting dengan client Hongkong, jadi mulai besok aku sudah masuk kantor."

Natasha diam-diam menghela nafas lega dan untuk menutupi kegugupannya dia berkata tanpa berpikir dulu, "Bukannya sudah sejak kemarin kamu sudah masuk kantor? Aku tahu CEO sepertimu tidak akan membuang waktu untuk sekedar honeymon dan merefresh otak tiga haripun."

Leon menoleh ke arah Natasha dan menatapnya dengan tatapan menggoda, "Jadi kamu menginginkan honeymoon?"

Natasha memukuli mulutnya sendiri dan ia sangat menyesali telah berbicara seperti itu pada Leon.

"Aku tidak masalah jika kamu menginginkannya, aku akan menunda meeting itu besok."

Natasha membelalak karena terkejut dan ia menggeleng cepat, "Tidak Leon, lagipula kamu sangat sibuk kan?"

Leon mengangkat alisnya dan menatapnya dengan tatapan mencemooh, "Tapi sayangnya kamu tidak bisa menarik kembali kata-katamu Natasha."

"Ha?"

Senyuman di bibir Leon menjadi sedikit mengejek.

"Aku akan menghubungi Grant untuk mengatur ulang jadwal meetingku dan kita akan pergi besok."

Leon pergi setelah mengatakan itu seolah sengaja agar Natasha tidak membantahnya lagi.