Chereads / GAGAL MOVE ON / Chapter 14 - MALAM PERTAMA

Chapter 14 - MALAM PERTAMA

"Maksud kamu Angel?"

"Siapa lagi?" Natasha bersungut marah.

Bibir Leon bergerak-gerak membentuk senyuman jahat sebelum ia berkata untuk menjelaskan suatu fakta pada Natasha.

"Pernikahan ini tidak ada hubungannya dengan Angel, Angel dan vokalis itu sudah memiliki hubungan sejak lama saat mereka masih sangat muda, aku melarangnya dan mengirim Angel ke negara lain untuk melanjutkan studinya. Saat itu juga vokalis kesayanganmu kembali ke Jakarta dan menjalin kasih denganmu. Aku pikir kamu sudah tahu."

Leon kembali mencibir Natasha.

"Apa Leon baru saja bilang aku pelampiasan Keenan selama lima tahun kemarin? Tidak, itu tidak mungkin." Batin Natasha.

Menepis pemikiran itu, ia menggelengkan kepalanya dengan keras dan menatap Leon tajam. Sementara Leon, ia menaikkan salah satu alisnya dan menatap Natasha dengan senyum jahatnya.

Natasha bergidik ngeri mendapati tatapan Leon, jadi ia memalingkan wajahnya dan beranjak dari tempat tidur, ia ingin keluar hotel dan mencari udara segar. Lagipula masih sore.

Tapi begitu Natasha melewati Leon, jalannya langsung terblokir oleh sosoknya yang tinggi dan ramping.

"Minggir Leon! Aku lapar."

"Kamu mau keluar dengan pakaian seperti ini? jangan lupakan kamu nyonya muda Sagara sekarang."

Natasha memutar matanya ke arah Leon dengan jengah.

"Aku tidak peduli."

Natasha ingin menyingkirkan tubuh Leon tapi sia-sia, yang ada ia justru berakhir dalam gendongan Leon dan kembali ke tempat tidur.

"Lepas Leon, Lepas!"

Leon membanting tubuh Natasha ke tempat tidur sehingga tubuhnya memantul sedikit di udara sebelum akhirnya ia mundur dengan ketakutan.

"Diam di sini dan aku akan memesan makanan untukmu." Suara Leon yang dalam dan tegas membuat Natasha diam dan menjadi penurut dalam hitungan detik.

Leon menyeringai jahat sebelum ia berbalik dan menghubungi seseorang.

Natasha mengutuk Leon dalam hati dan ia menatap kesal punggung Leon yang sebenarnya begitu menggoda.

"Jadilah gadis baik, aku akan pergi mandi sebentar." Titah Leon setelah ia menaruh ponselnya di meja dan kemudian melepas kemejanya.

Natasha buru-buru menutupi matanya dengan kedua tangannya sambil duduk meringkuk di tempat tidur, tapi ia tidak berani berbicara apapun, ia sangat takut pada Leon. Saat ini ia setuju dengan julukan 'reinkarnasi iblis' yang sering disematkan teman-teman kantornya pada bos mereka.

Melihat Natasha menutupi matanya, Leon melengkungkan bibirnya membentuk senyuman sinis sebelum akhirnya ia menyelinap ke kamar mandi.

Natasha menghela nafas lega dan membuka matanya begitu menyadari Leon sudah berada di kamar mandi, ia kembali mengutuk Leon dengan kejam, "Dasar iblis, patung es berjalan, serigala kejam, huh."

"Dan bisa-bisanya aku menjadi istrinya sekarang, sial sial."

Natasha terus mengoceh tanpa henti hingga tanpa sadar Leon keluar dari kamar mandi dan saat ini berdiri di depannya dengan sorot mata sedingin es.

"Coba ulang perkataanmu, siapa yang iblis kejam?"

"Kamu Leon, kenapa? tidak terima?" tantang Natasha, ia sudah muak menghadapi Leon, jadi meski dengan degup jantung yang tak karuan di dalam sana, ia sudah memutuskan untuk memberanikan diri di depan Leon.

"Kamu akan tahu akibatnya." Tiga kata yang keluar dari mulut Leon sukses membuat hati Natasha seketika menciut.

Ia menyesal sekarang dan berdoa sungguh-sungguh dalam hati semoga hidupnya selalu selamat mulai hari ini.

Pada saat itu, seseorang mengetuk pintu dan Leon segera berbalik untuk membukakan pintu, beberapa pelayan hotel membungkuk dengan hormat sebelum akhirnya ia masuk dan menaruh banyak makanan di meja.

Natasha menelan ludah melihat banyaknya makanan yang begitu menggiurkan, terlebih lagi ia belum sempat makan apapun saat pesta tadi jadi ia kelaparan, tapi ia tidak berani berbicara sedikitpun hingga pintu tertutup dan semua pelayan sudah keluar dari kamarnya.

Leon menghampirinya dan berkata dengan lembut, "Ayo kita makan!"

Natasha menatap perubahan emosi Leon yang cepat sekali dan ia tiba-tiba waspada, namun Leon yang pandai membaca pemikiran Natasha segera menepisnya dan berkata, "Jangan berpikir yang macam-macam!"

Natasha tidak mengatakan apapun dan segera mengikuti Leon ke ruang makan. Ia duduk di seberang Leon dan enggan duduk di sampingnya, setelahnya ia menyiapkan piringnya sendiri tanpa mempedulikan Leon dan langsung makan.

Leon geleng-geleng kepala melihat Natasha yang begitu keras kepala.

Suasana makan malam pertama mereka sebagai suami istri begitu jauh dari romantis, yang ada keduanya saling diam dan sibuk dengan makanan masing-masing.

Beberapa kali Leon melirik ke arah Natasha yang begitu lahap memakan apa saja, jadi ia tidak bisa menahan diri untuk tidak mencibirnya, "Apa kamu tidak makan seminggu?"

Natasha hanya memelototinya dan tak berkomentar apapun, meski Leon benar ia jarang makan selama seminggu terakhir ini karena tertekan.

Begitu selesai, Natasha meneguk segelas jus jeruknya sampai habis dan setelahnya ia mengelap bibirnya dengan tisue.

Mata Leon tertuju pada gelas jus jeruk yang saat ini kosong dan ia diam-diam menyeringai senang.

Setengah jam kemudian.

Natasha yang awalnya sibuk bermain ponsel di sofa single tiba-tiba merasakan tubuhnya memanas, merasakan keanehan di tubuhnya ia tiba-tiba teringat perubahan emosi Leon yang begitu cepat dan ia menggeram marah.

"Leon, jangan bilang kamu membubuhi obat di minuman dan makananku?"

Leon terlihat tenang dan tidak mengatakan apapun, ia tidak menyangkalnya ataupun membenarkannya. Ia mengerutkan bibirnya dengan tipis dan kemudian perlahan membuka kancing piyamanya satu per satu sambil berjalan mendekati Natasha.

Natasha tentu saja ingin memberontak saat wajah Leon sudah benar-benar sangat dekat dan hendak menciumnya, tapi ia tidak bisa menolak kebutuhan badannya, jadi ia pasrah dalam ciuman Leon.

Pada saat itu suasana kamar berubah menjadi hangat dan romantis.

Pagi harinya, Natasha membuka matanya yang kabur, wajah cantiknya memancarkan pesona yang luar biasa. Saat ia mencoba duduk, ia merasakan sekujur tubuhnya terasa sakit begitu apakagi bagian paling intimnya. Natasha meringis kesakitan dan pada saat itu ia baru sadar kalau tubuhnya hanya tertutup selimut putih.

Ia menjerit keras karena tak terima.

Leon menghampirinya dengan santai dan menaruh secangkir teh hangat di meja samping tempat tidur.

"Kita sangat romantis semalam, jadi jangan berteriak seperti itu sekarang!"

Natasha rasanya ingin mencabik-cabik Leon sebelum ia kemudian menangis histeris.

"Bajingan kamu Leon!" Natasha tidak bisa menahan diri untuk tidak mengumpat Leon di sela isak tangisnya.

Kekesalan muncul di wajah Leon yang terlihat muram.

"Aku suamimu Natasha, aku berhak atas itu. Jadi jaga bicaramu baik-baik, atau kau akan menerima hukuman lebih buruk dari semalam." Leon mencengkeram dagu Natasha dengan kuat. Kemarahannya benar-benar seperti singa yang haus, siap menerkam kapan saja.

Leon benar-benar terlihat seperti pemangsa dan Natasha sangat ketakutan sekarang.

"Lepaskan aku Leon!" Natasha merintih kesakitan.