Langkah Seina menjadi sangat cepat, "Cepetan Lan, lama banget! Udah laper nih." ucap Seina dengan teruburu-buru.
"ya ampun Sey jalannya pelan-pelan."
Seina justru tambah berlari dengan menggeret tangan Elan, meskipun Elan tak kaget dengan reaksi Seina, walau bagaimanapun Elan tetap terasa dikejar orang.
"Cepat buka, pasti masakan dari ibun ya?" Seina tak sabar menunggu makanan yang sedang dibuka oleh Elan.
"Ya ampun Sey, bisa-bisa aku nggak kebagian!" gerutu Elan dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.
Seina masih mengacuhkan perkataann Elan, Seina memakan makanannya dengan lahap.
"Enak," ucap Seina tanpa henti.
Elan senang jika Seina terus menikmati makanan bautan Rita.
"Kamu suka?" pekik Elan.
Seina menggangguk, "Suka. Masakan ibun, tak pernah aku rasakan lagi semenjak ibuku sudah nggak ada," ucap Seina.
Elan menghentikan makanannya, ia mengingat apa yang dikatakn ibunnya, kasihan Seina tak merasakan sesenang dirinya padahal usianya masih sangat muda.