"Sey, kamu kenapa sih. Setiap ada Elina kamu ngejauhin aku? Aku punya salah apa sama kamu?" ucap Vino mengikuti langkah Seina, Seina malas untuk berkomentar, Seina tahu bahwa Elina perhatian pada Vino, tak mungkin Seina tidak sadar dengan perilaku Elina.
'Haruskah aku menjadi orang ketiga lagi? Dulu Elina dan Elan, aku tiba-tiba datang. Sekarang Vino. nggak mungkin aku semakin dekat dengan Vino. Elina pasti akan lebih sakit hati lagi dan marah sama aku. Bukannya aku takut, aku tak mau terlihat menyedihkan di depan Elina' gumam Seina dalam hati.
"Sey aku nanya, kenapa kamu diam aja? aku tahu kamu denger apa yang kukatakan."
Seina tetap diam tak menghiraukan Vino, Vino menghentikan langkahnya, begitupun Seina ingin berhenti namun Seina sudah membulatkan bahwa ia tak ingin menjadi penghancur lagi. Meskipun yang pertama bukan kesalahannya. Tapi takdir selalu meliputi perputaran diantara mereka.