Chereads / Tanpa Sadar Aku Terlahir kembali Di Dunia Yang Berbeda / Chapter 17 - Terbentuknya Dungeon Baru, Bagian 2: Makhluk Bertaring

Chapter 17 - Terbentuknya Dungeon Baru, Bagian 2: Makhluk Bertaring

Suara langkah kaki terdengar di lorong yang panjang nan luas ini. Gelap, namun cahaya dari api masih bisa menerangi sedikit dari tempat ini. Mayat, selalu ia temukan. Undead, mayat dari petualang itu berubah menjadi monster karena jiwa mereka yang tak tenang. Hobgoblin terus memantaunya, meskipun sebenarnya ia sudah tau jikalau para Hobgoblin itu memantau dirinya, namun selama mereka tak mengganggunya, ia takkan merenggut nyawa dari makhluk itu.

"Ulah Lich, ya."

Aileen bergumam.

Ia bisa merasakan keberadaan makhluk yang haus akan pengetahuan itu. Lich. Makhluk yang mana dulunya adalah manusia, namun membuang kemanusiaannya dan lebih memilih menjadi monster yang hidup kekal. Meskipun kekal, mereka akan tetap mati jika dibunuh dengan sengaja. Akan tetapi, Lich adalah monster yang sangat pintar dan cerdas. Sudah dijelaskan kalau Lich adalah makhluk yang haus akan pengetahuan. Mereka rela menjadi monster yang abadi demi pengetahuan.

Setidaknya, semua orang sudah tau jikalau Lich adalah makhluk yang berbahaya, harus dibasmi.

Meskipun Lich dulunya manusia, dan bahkan memiliki kesadaran manusia. Namun mereka tak memiliki harapan lagi. Kembali pada Aileen.

Ia berjalan menyusuri lorong itu dengan pedangnya yang mengeluarkan api sebagai pencahayaan. Jika tanpa itu, mungkin tempat ini sangat gelap, lebih gelap daripada kegelapan malam.

"Tagata! O outou tama o meaai! Tuuina atu ma avatu o outou agaga i le alii Lich!"

(Manusia! Kalian adalah makanan! Menyerahlah dan berikan jiwa kalian pada tuan Lich!)

Bahasa Goblin, tak bisa dimengerti oleh manusia. Aileen hanya menatapi para Goblin yang tengah menyiksa seorang petualang muda. "Sepertinya aku harus menolong gad-" Aileen tersentak ketika Para Goblin itu malah mencabut kepala gadis itu dari tubuhnya. Tatapan kosong gadis itu menandakan kalau jiwanya sama sekali tak tenang. "Dasar makhluk sialan.." Aileen mengeratkan gigi-giginya, "Hei sialan!" Aileen melemparkan sebuah pisau lempar yang ia simpan di tasnya pada kepala salah satu goblin yang ada di sana.

"Se isi tagata? Ha ha! E foliga mai o loʻo matou pati i lenei aso!"

(Manusia yang lain? Haha! Sepertinya kita akan berpesta hari ini!)

(Author Note : bahasa Goblin di sini saya menggunakan bahasa Samoa supaya lebih mudah saya terjemahkan, hehe.)

Aileen meludah ke samping seraya menatap merendahkan para goblin itu, "Aku sama sekali tak mengerti apa yang kalian bicarakan, tapi biar ku tebak, kalian ingin kucincang bukan? Baiklah, aku takkan menahan diri." Aileen sepertinya marah. Namun Aileen yang marah tidak seperti orang lain, biasanya orang lain marah akan menatap dengan penuh emosi, Aileen berbeda, ia hanya akan menatap lembut namun menghina. Ia akan berbicara lembut namun mengerikan. Ia akan membunuh dengan menyiksa lawannya.

"Le tagata faatauvaa, osofaʻi o ia!"

(Manusia rendahan, serang dia!)

Aileen tersenyum, Poni pirangnya menutupi kedua matanya, namun segera ia rapikan dengan mengunakan jemarinya, "Skill : Assassinate!"

Bagi seorang Assassin/Pembunuh seperti Aileen, serangan Goblin hanyalah bagaikan serangan lalat. Ia sama sekali tak merasa tertantang sedikitpun. Dengan cepat ia segera menghabisi para Goblin itu dengan 1 skill. "Banyak bicara." Kesal Aileen. Ia segera mendekati tubuh gadis yang sudah terpisah dengan kepalanya. "Maafkan aku karena terlalu lama sehingga nyawamu hilang tak berarti, aku berjanji akan menghabisi dalang dibalik semua ini, bukan hanya untukmu, namun untuk jiwa seluruh petualang yang gugur di Dungeon ini." Aileen menyimpan kepala gadis petualang itu di posisinya sehingga ia bisa disemayamkan dengan layak. "Maaf, meskipun sebenarnya ini kurang layak untukmu, setidaknya aku akan memberikan penghormatan terakhir, Skill : Api Penyucian." Aileen membakar jasad itu.

Sudah berapa mayat yang sudah ia semayamkan di dungeon ini.

Pelakunya harus segera ia tangani, atau hal mengerikan seperti ini akan terjadi lagi dan lagi.

Ia segera kembali melanjutkan penyelidikannya. Sepertinya ia masih jauh dari ujung tempat ini, itu hanya opini saja. Baru saja ia membuka pintu tempat selanjutnya. Ia sudah dihadang oleh sosok yang sering muncul di dalam Game, anjing berkepala 2, Cerberus. "Lihatlah siapa yang menungguku ditempat ini, anjing pintar." Aileen tersenyum.

Sepertinya Lich itu memiliki kemampuan memanggil, dengan kata lain, dia juga seorang Summoner, bisa dilihat dari sosok yang menghadangnya. Cerberus adalah Anjing yang berada di benua dengan gurun pasir. Benar, biasanya mereka berada di area Insulam. Pulau terpencil yang diasingkan karena tingkat berbahayanya sangat tinggi. Insulam adalah habitat asal Cerberus, namun karena Summoner yang menjalin Kontrak dengan Cerberus, akhirnya ia bisa berakhir di sini.

"Graaaah!!" Cerberus itu langsung mengayunkan kaki depannya untuk menyerang Aileen, namun dengan skill backstep miliknya, ia bisa menghindari serangan kaki itu. "Anjing keras kepala." Aileen tersenyum. Ia mencabut kedua pedangnya dan meminum sebuah Potion. Itu adalah Potion yang memungkinkan penggunanya dapat melihat dalam kegelapan, tentu saja dalam waktu tertentu. Namun untungnya Aileen membawa beberapa.

'Cerberus memiliki kekuatan api, kemungkinan aku harus menggunakan elemental Air untuk menghajarnya, namun..' Sial sekali nasib Aileen, ia tak menguasai sihir berunsur Air. Ia hanya memiliki 3 elemental, yaitu Angin, Api dan Listrik.

Pada Akhirnya ia terpaksa bertarung dengan Cerberus tanpa mengandalkan sihir. Ia menggunakan serangan Fisik. "Skill : Phantom Slash." Aileen berlari memutari tempat itu, seketika itu, bayangan dirinya tercipta, itu adalah efek dari skill Phantom Slash. Tanpa membuang waktu, Aileen beserta bayangannya langsung menerjang habis - habisan Cerberus itu.

"Keras sekali." kesalnya.

"Graaaaah!!"

Semburan api keluar dari kedua kepala Cerberus, namun dengan mudahnya Aileen langsung menghindarinya. Sekali lagi, Cerberus itu melontarkan serangan api nya. Karena tak ada pilihan lain, Aileen menggunakan sihir anginnya untuk menghempaskan api itu. 'Tunggu, angin?'

Senyuman licik tersirat di wajah Aileen.

Pedangnya berubah warna, yang awalnya berwarna merah api, kini berubah menjadi biru kehijauan. 'Aku bisa memantulkan api dari Cerberus menggunakan angin, dengan begitu, dia akan menyerang dirinya sendiri.'

Dengan begitu, ia tak perlu menghabiskan banyak mana untuk menghabisi Cerberus itu. Aileen segera melesat ke belakang Cerberus, namun siapa sangka kalau Cerberus mengetahui posisi Aileen sehingga ia langsung menghempaskan Aileen dengan menggunakan ekornya. "Cih."

BRak!

Aileen menghantam dinding.

Cerberus sudah berada dihadapannya, namun sedari tadi, Cerberus itu tidak sadar kalau ini adalah rencana Aileen. "Sihir : Rantai petir!" Ia segera mengekang Cerberus dengan beberapa Rantai yang mengikat leher, keempat kakinya dan ekornya. "GHAAA!!"

'Bagus, ini dia, jika gagal, maka aku akan mati.' Aileen tersenyum karena Cerberus itu bergerak sesuai dengan keinginannya. Api tercipta di mulut Cerberus, namun ketika ia melontarkan api raksasa itu, Aileen segera menciptakan pusaran Angin yang mengurung Cerberus didalamnya.

Kini Api itu malah terbawa angin sehingga malah membakar tubuh Cerberus sendiri. "Bagaimana? Inilah yang dinamakan senjata makan tuan." Aileen tersenyum ketika melihat Cerberus yang terpanggang didalam badai api.

Bersambung

Selanjutnya : Lich