Ini adalah kali pertama Ilona keluar dari Kerajaan Luchifer. Dieinya bersama dengan beberapa dayang juga pelayan dapur.
Berada di dalam kerajaan itu enak menurut Ilona. Dia mendapatkan kamar yang sangat dan sangat luas. Komplit dengan bak mandi seukuran kolam renang. Serta ranjang yang lembut dan halus. Ilona memiliki kamar yang kenyamanannya tak perlu ditanyakan.
Rasanya sangat santai. Tak lagi badan pegal karena alas yang kasar.
Ilona menyukainya.
Hanya saja, dirinya harus keluar sebentar. Sekali-kali menghirup udara segar memang membantu dirinya menghilangkan sakit kepala.
Ilona mengatakan bahwa dirinya ingin membeli beberapa barang. Yang umum, tentu saja gaun ataupun sepatu. Fashion bagi para bangsawan di sini begitu diperlukan.
Selain itu. Ilona juga ingin ikut para bagian dapur membeli bahan-bahan masakan.
Sebab, aneh. Tentu saja. Setelah kejadian makanan lezat saat itu, Ilona tak lagi merasakannya.
Makanan hangat dengan beberapa micin sebagai penyedap. Rasa yang beraneka serta mirip di restoran-restoran, meski Ilona sendiri sangat jarang mencobanya.
Sekarang, tak lagi pernah Ilona rasakan. Kembali lagi makanan seperti semula. Contohnya adalah daging panggang, roti, sup kentang yang kurang rasa, dan sebagainya.
Sebenarnya tidak apa. Makanan di zaman ini juga cukup lezat.
Hanya saja, jika menu sedang ada di daging panggang, sudahlah. Dagingnya terlalu alot dan hambar bagi Ilona.
Jadi, dirinya hanya ingin tahu saja. Apa yang biasa dibeli untuk bahan makanan? Mengapa makanan lezat hanya dibuatkan satu kali untuknya? Itu hal yang aneh.
"Lady, di sini tampaknya tak begitu ramai. Anda … tidak perlu seperti itu," ucap salah satu dayang yang ikut mendampingi Ilona.
Sementara Ilona sendiri tidak peduli. Tangannya menyentuh ujung topi, dan menurunkannya sedikit. Ini baru keren.
Dia terlihat seperti seorang bangsawan muda berpotensial. Gaun yang Ramos beli tak salah, selalu saja sederhana dan elegan. Dengan bagian bawah yang mekar secara indah.
Diimbuhi dengan rambut perak bergelombangnya yang luar biasa menawan. Wajahnya yang cantik tak henti membuat beberapa pasang mata memandangnya. Mereka kagum, juga beberapa cemburu.
Ini adalah area pasar yang berisi bahan pangan. Tidak ada banyak orang pada jalanan beraspal ini.
Karena, ini adalah kasawan bagi para bangsawan. Di sini tempat bagi mereka yang memiliki kedudukan lebih tinggi. Berbeda dari pasar ramai, yang biasa digunakan oleh para masyarakat.
Tempat ini sangat bersih juga berkualitas. Tak ada yang namanya antri panjang hingga membuat tersungkur.
"Ini. Ini merupakan tempat yang selalu menyediakan bahan pangan segar bagi kerajaan." Dia merupakan pelayan dapur berpengalaman.
Ilona menganggukkan kepalanya mengerti. Menatap ke arah sebuah toko berukuran cukup besar dengan tempatnya yang bersih. Tertanam beberapa bunga dan tumbuhan di sisinya. Menambah kesan segar.
Dinding yang berbahan kaca. Sehingga dari sini pun, Ilona dapat melihat bagaimana beberapa sayuran serta buah ditata di dalamnya. Memang sangat segar. Ah, tentu saja. Ini untuk kerajaan.
"Ah, salam, salam." Seorang wanita paruh baya dengan gaunnya berjalan tergopoh-gopoh. Dia memberikan salam, kemudian kembali menegakkan tubuhnya. "O–oh … apa ada yang dapat saya bantu?" tanyanya cukup gugup. Itu biasa. Tidak ada pemberitahuan sama sekali bahwa orang-orang kerajaan akan ke mari. Ia tentu mengenal siapa saya pelayan dapur kerajaan, meski hanya seorang.
Yang biasanya mengantar ke kerajaan, kini malah sebaliknya. Jadi, wanita paruh baya yang diyakini pemilik toko ini, tentu saja merasa khawatir.
Sebelum pelayan dapur menjawab, Ilona mendahuluinya. "Ah, salam." Ia memberikan salam balik secara sopan. "saya Ilona Barenice. Saya ingin masuk dan melihat-lihat ke dalam toko Anda. Apa boleh?"
Wanita paruh baya tersebut menganggukkan kepala cepat. "Tentu, tentu saja, Lady Barenice. Saya Laurent, dengan senang hati akan mengantar Anda. Mari …."
Lalu, semacam acara tour pun dilaksanakan. Ilona dengan beberapa pendampingnya masuk ke dalam, melihat-lihat.
Tidak. Acara tour ini dilaksanakan, bukan karena Ilona suka.
Hanya saja, dirinya hanya mencari-cari beberapa bahan yang membuatnya penasaran.
"Di belakang juga terdapat kebun. Jika Lady ingin, saya dapat menunjukkannya," ungkap Laurent.
Ilona tersenyum. Tapi, bukan berarti dirinya mengiyakan. Ia malah menanyai hal lain.
"Uhm … yah. Saya hanya ingin bertanya. Apakah di sini ada semacam … saos dengan merek spicy taste? Dan … butter bermerek rezaul? Juga semacam micin— oh, maksudku semacam bumbu dapur instan penambah rasa." Ilona menjelaskannya secara detail.
Namun, yang didapat hanyalah sebuah keheningan. Sampai Laurent mengangkat bicara ragu. "Lady, maaf. Tapi, saya baru mendengar mengenai kata-kata baru tersebut. Di toko saya, sungguh tidak ada seperti yang Lady sebutkan."
Ah, sudah diduga. Saus spicy taste, adalah saos yang digunakan dalam ayam panggang pedas, yang pernah Ilona beli sebelumnya. Lalu butter terkenal rezaul serta bumbu instan bubuk penambah rasa, pernah dirinya jumpai pada makanan lezat yang dibuat para koki kerajaan.
Jadi semakin sulit untuk dipikirkan.
"Apa di toko lain, ada?" Dirinya masih bersikukuh ingin tahu.
Laurent menggeleng. "Maaf, Lady. Saya belum pernah mendengarnya dan tidak tahu. Saya akan menyuruh beberapa pekerja saya untuk mencari tahu—"
"Baiklah, baiklah. Tidak apa-apa. Saya mengerti, itu tidak perlu. Dapat berkeliling di sini pun, saya sudah merasa cukup senang," potong Ilona. Menghentikan aksi Laurent yang bisa saja malah memperpanjang masalah.
Kemudian perempuan itu keluar dari toko. Karena membuang waktu di saat seperti ini, perbuatan yang tidak penting.
Langkahnya di aspal yang rapi terhenti. Saat samar-samar di gang kanan, dirinya melihat seseorang yang berjalan ke dalam. Kemudian berbelok pada gang lain yang jauh lebih sempit.
Jelas, bahkan wajahnya tidak terlihat. Dia memakai sebuah jubah hitam panjanf dengan tudung yang juga menutupi kepala bagian belakang.
Ilona sempat berpikir beberapa saat. Bukankah … sebelumnya ini pernah ia lihat?
Maksud Ilona, seperti saat … di gang Pasar Ramai? Saat dirinya berpapasan dengan benerapa orang misterius. Pakaian yang sama, juga aura yang sama.
Bedanya, kali ini Ilona hanya melihat satu orang.
Rasa penasaran itu semakin besar. Ilona ingin langsung mengejarnya ke dalam gang.
Namun, suara salah satu dayang di sisinya menghentikan pemikiran tersebut.
"Lady, ada apa?" tanyanya.
"Ah, ya? Oh … hanya … baiklah. Mari kita kembali ke kerajaan. Semuanya sudah selesai," ucap Ilona memilih berbalik. Tujuannya ke sini hanya untuk melihat ke toko bahan saja.
Dayang juga pelayan dapur mengikutinya. Meski dengan pertanyaan heran, seperti, "Apa Lady … tidak berniat untuk mampir ke toko perhiasan atau toko gaun?"
Ah, ya. Mungkin Ilona ini sangat aneh.
Dirinya hanya mementingkan toko bahan pangan. Sehingga lupa dengan apa yang biasanya para bangsawan wanita tuju.
Pasti, Ilona dianggap aneh dan berbeda, bukan?
Tapi, itu jauh lebih menarik.
Perempuan berambut perak bergelombang itu tersenyum. "Tidak perlu."