"Tetap jaga kesehatan ya Fania"
"Siap dokter, terimaksih untuk perawatannya"
"Sama-sama semoga kamu gak kembali lagi kesini ya"
"Kenapa dok ?"
"Soalnya kalau kamu gak kembali kesini itu berarti kamu sudah sehat"
Fania tersenyum mendengar ucapan dokter, hari ini Fania pulang dan dijempit Farhan.
Hendra tak dapat menjemput karena ada meeting dadakan di kantor, sedangkan Gina masih dalam kondisi kurang sehat di rumahnya.
"Permisi dokter"
"Iya silahkan"
Farhan membawa Fania pergi meninggalkan dokter, Fania senang dengan keberadaan Farhan didekatnya.
Fania sudah menerima kembali hungungannya dan mau melupakan kecewanya terhadap Farhan.
"Andra kerja Fan ?"
"Katanya gitu, ada masalah dikantor dan itu adalah bagian kerja Andra"
"Pantas saja, biasanya kan Andra selalu saja bela-belain buat menemui kamu"
"Kenapa, kamu gak mau jemput aku ?"
"Bukan, biasanya aku selalu keduluan sama Andra tapi sekarang enggak dan aku harap ini bisa seterusnya"
Farhan membukakan pintu dan membantu Fania untuk memasuki mobil, setelah Farhan juga masuk, mobil pun melaju dengan tenang.
5 hari berada di rumah sakit membuat Fania sangat bosan, tak ada udara segar yang bisa dihirupnya saat pagi siang atau pun malam.
Dan hari ini Fania bisa merasa bahagia bisa bebas dari belengguh ruang rawatnya, Fania lebih bahagia lagi karena Farhan benar selalu ada buat dirinya.
"Kamu lapar gak Fan ?"
"Lumayan, tadi udah makan sih dikirim sama suster, tapi gak habis soalnya gak enak, lidah udah over dosisi menerima makanan rumah sakit"
Farhan terkikik, memang benar Fania tak begitu lahap dengan makanan rumah sakit.
Jarang dihabiskan, Fania hanya menghabiskan minum sama buahnya saja.
"Kalau gitu mampir restoran dulu ya, aku juga lapar belum makan dari bangun tidur"
"Kirain dari orok"
Fania dan Farhan tertawa bersamaan, keduanya memutuskan untuk makan terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah.
Farhan memarikir mobilnya di restoran terdekat dari rumah sakit, mereka keluar dan memasuki restoran bersama.
"Kamu mau duduk dimana ?"
"Dimana saja"
"Baiklah, disana enak kayanya"
Farhan membawa Fania ketempat pilihannya, setelah duduk Farhan memanggil waitress untuk memesan makanan.
"Silahkan pak"
"Ayo Fan, kamu mau makan apa, pilih sendiri"
Farhan memilih menu begitu juga dengan Fania, keduanya memilih menu yang bisa membuat kenyang perutnya yang sangat lapar saat ini.
"Han, aku boleh pesan beberapa ?"
"Pesan saja, yang penting kamu kenyang"
Fania tersenyum dan kembali memilih menu yang diinginkannya.
"Aku mau pesan cumi goreng mentega, udang asam manis sama gurame bakar, nasinya satu saja ya, sama minumnya es lemon tea"
Farhan dan waitressnya ternganga menatap Fania, Fania tersenyum menatap keduanya.
"Kamu gak pesan Han ?"
"Hah, pesan dong, aku mau pesan ini, brocoli garlic sama bakmi goreng kalau minumnya orange jus ya"
Waitressnya menulis semua pesanan yang di sebutkan Farhan dan Fania.
"Ada lagi ?"
"Kamu mau pesan makanan penutupnya gak, Fan ?"
"Masih boleh ?"
"Tentu saja"
"Aku mau banana split sama chocolate muffin"
Waitress menggeleng sambil mencatat pesanan Fania, setelah waitress pergi Farhan tertawa melihat Fania.
"Kamu kenapa ?"
"Aku baru tahu, kamu ternyata banyak makan ya"
"Aku udah hampir satu minggu dirumah sakit, aku gak bisa makan enak disana, jadi ya sekarang sekalian"
"Iya iya, ok, kamu bebas mau makan apa saja yang penting kamu kenyang ya"
Fania tersenyum dan mengangguk mendengar jawaban Farhan.
"Oh iya kita gak pesan makanan pembukanya"
"Gak usah, langsung makan saja aku sudah sangat lapar"
"Baiklah"
----
Disisi, lain Andra sangat pusing dengan pekerjaannya.
Entah dimana letak kesalahannya sampai Andra harus sepusing saat ini.
"Bagaimana ini bisa terjadi, perasaan gue selalu memberikan laporan yang sesuai dengan data tapi kenapa sekarang jadi salah, ah tambah sakit kepala gue"
Andra ngedumel sendiri diruangannya sambil mengotak-atik laptop dihadapannya, sejak tadi Andra kesulitan membenarkan kesalahan laporannya.
"Ah pekerjaan macam apa ini"
Andra mengusap kasar wajahnya, fokus Andra sangat kacau karena fikirannya yang selalu memikirkan Fania.
Sudah 2 hari Andra tidak bisa menemui Fania sehingga Andra tidak mengetahui kondisi Fania dengan pasti.
Hari ini kepulangan Fania tapi Andra tidak bisa menjemputnya, Andra mengambil ponselnya dan langsung menghubungi Fania.
Fania yang sedang menikmati makanannya terpaksa harus menghentikan suapannya saat ponselnya berdering.
"Andra"
"Jawab, ada apa, siapa tahu penting"
"Baiklah, iya Dra"
Fania menjawab telpon Andra, Farhan tetap anteng menikmati bakmi gorengya sambil mendengarkan pembicaraan Fania dan Andra.
"Gue direstoran lagi makan, sudah keluar dari rumah sakit, kenapa memangnya ?"
"Lo pulang sama siapa ?"
"Sama Farhan, tadi Farhan datang jemput gue"
"Oh iya gue lupa kan ada Farhan, gue gak bisa jemput lo sorry ya"
"Gak masalah, gimana kerjaan lo aman ?"
"Masih berantakan, gue gak bisa fokus nih gue ingat hari ini lo pulang kan"
"Katanya lo mau kasih kepercayaan sama Farhan, harusnya lo percaya kalau Farhan bisa jagain gue terus"
"Iya, gue cuma lupa Fan, ya sudahlah syukur kalau lo ada yang jemput"
"Ya sudah, lo balik kerja saja, lagian gue aman jadi lo fokus saja sama kerjaan lo"
"Baiklah"
Andra menyimpan ponselnya setelah memutus sambungan dengan Fania, Andra merasa lega mendengar kabar Fania.
Dengan begitu Andra bisa lebih fokus lagi mengerjakan pekerkaannya yang kacau.
"Ada apa Fan ?"
"Enggak, Andra cuma tanya siapa yang jemput soalnya kan dia sibuk gak bisa jemput jadinya"
"Kan ada aku"
"Iya tadi aku juga bilang itu, biasalah Andra terlalu khawatir sama aku jadinya seperti itu"
"Baguslah, itu berarti dia peduli sama kamu"
"Ya iyalah, masa kakak gak peduli sama adiknya"
Farhan tersenyum, keduanya kembali menikmati hidangan yang masih tersisa.
----
Hendra meninggalkan ruangannya setelah menyelesaikan meetingnya, Andra ditelpon Gina yang mengatakan jika tubuhnya kembali lemas dan ingin ditemani Hendra karena dirumah Gina cuma sendiri.
Hendra memasuki mobil dan langsung melajukan mobil, Hendra ingat jika Fania hari ini pulang tapi kenapa Gina mengatakan jika dirinya hanya sendirian.
"Apa Fania gak ada yang jemput ya, aku datang saja ke rumah sakit, mungkin memang Fania gak ada yang jemput disana jadinya Gina masih sendiri"
Hendra mengangguk, Hendra memutuskan untuk mampir ke rumah sakit tempat Fania di rawat.
Kebeteluan arah kantor ke rumah, melewati rumah sakit, sekalian memastikan jika Fania memang masih berada di rumah sakit.
Hendra memarkir mobilnya setelah sampai di rumah sakit, dan tanpa buang waktu, Hendra langsung masuk dan mendatangi bagian informasi untuk memastikan keberadaan Fania saat ini.
Seraya menunggu jawaban, Hendra mengedarkan pandangannya, siapa tahu Fania ada diantara orang-orang disana.