"Berhentilah Icha, aku sangat lelah"
"Kamu yang mulai bukan, kenapa kamu yang menyerah"
"Baiklah, tapi kita bisa istirahat sebentar biarkan aku bernafas dengan tengan untuk sejenak"
"Tidak bisa, kepala ku sudah dua kali kena jitak oleh mu dan aku harus membalasnya"
Icha yang memang lebih pendek dari Andra terus berusaha meraih kepala Andra, Icha sangat gemas karena tidak bisa membalasnya.
Andra berlari tanpa melihat sekitarnya, tak sengaja menabrak Fania yang selesai dengan belanjanya dan membuat Fania terjatuh.
Andra dan Icha langsung menghentikan kakinya, Fania terdiam saat sadar yang menabraknya adalah Andra dan begitu juga sebaliknya.
"Fan"
"Sorry gue gak lihat"
Fania bangkit dan membawa belanjaannya yang terjatuh, Fania sempat melirik Icha dan tersenyum padanya.
"Gue duluan"
Fania melangkah pergi meski sebenarnya Fania ingin sekali bicara pada Andra.
"Fania"
Fania menghentikan langkahnya setelah Andra memanggilnya, Fania terdiam tak membalikan tubuhnya.
"Lo mau kemana ?"
Andra melangkah dan berdiri dihadapan Fania, Fania tersenyum karena Andra mau bicara padanya.
"Lo sendiri ?"
"Gue sama Farhan, tadi dia pergi ada yang mau dibeli dan belum kembali"
"Terus lo mau kemana ?"
"Gue mau cari Farhan, gue sudah selesai tapi Farhan belum juga datang"
"Gue mau ngomong sama lo"
"Lo lagi sama Icha, nanti aja lagi takutnya Farhan keburu datang juga"
"Gue mau minta maaf Fan"
Fania menatap Andra tanpa ekspresi apa pun, Fania hanya berharap agar Andra bisa kembali dekat dengannya dan menerima hubungannya dengan Farhan.
"Gue minta maaf atas semuanya, gue sadar gue egois dan lo benar gak seharusnya gue atur hidup lo sampai seperti itu"
"Sudahlah Dra, gue gak apa-apa, gue juga salah udah milih Farhan dari pada lo"
"Itu hak lo, gue udah memutuskan kalau gue akan mendukung apa yang menjadi pilihan lo, selama gue belum melihat hal buruk dari Farhan"
Fania tersenyum, hatinya sangat bahagia mendengar kalimat Andra karena itulah yang Fania inginkan.
"Itu berarti .... "
"Iya, gue sayang sama Icha dan gue harus ngerti kalau lo juga sayang sama Farhan"
Fania tak berkata apa pun lagi, Fania tak peduli dengan keberadaan Icha yang jelas saat ini Fania ingin memeluk Andra
Icha tak marah justru Icha ikut senang karena keduanya telah berbaikan.
"Makasih ya Dra"
"Semoga Farhan sebaik yang lo kenal"
Fania mengangguk dan melepaskan pelukannya, Fania memutuskan ikut ajakan Andra untuk bersama mencari Farhan sekalian makan siang bersama.
Mereka mengobrol akrab seperti biasanya dan Icha juga bisa menerimanya tanpa perasaan tidak suka.
Sepanjang mencari Farhan Andra dan Fania tak henti berbicara seolah mereka telah bertahun-tahun tak bertemu, tapi langkah Icha terhenti saat melihat Farhan.
Fania yang menyadari itu langsung berbalik dan meminta Andra menghampirinya karena takutnya Icha salah paham.
"Cha, kamu diam disini kenapa ?"
"Andra, itu Farhan kan ?"
Andra melihat arah pandang Icha dan melihat Farhan yang sedang memeluk seorang wanita, Andra menatapnya dengan kesal.
"Icha, lo jangan salah paham gue tadi cuma ngobrol biasa aja kok, maaf ya kalau lo merasa .... "
Kalimat Fania terhenti saat Andra menarik tangannya untuk berdiri disampingnya dan menujukan sosok Farhan.
"Lo tahu siapa wanita itu ?"
Fania terdiam, Fania tidak mengenal wanita itu dan Fania juga baru melihatnya.
"Jawab Fan"
"Gue gak tahu"
Andra langsung menarik Fania untuk menghampiri Farhan, Farhan terkejut dan langsung mendorong wanita itu.
"Apa-apaan ini"
Ucap wanita yang didorong Farhan, Fania menggeleng menatap Farhan entah apa yang harus Fania fikirkan saat ini tentang apa yang dilihatnya.
"Siapa wanita itu ?"
Andra berkata dan membuat Farhan bingung, wanita itu kembali mendekat dan bergelayut manja memeluk tangan Farhan.
Fania tak mengerti dengan semuanya tapi apa yang dilihatnya berhasil mengundang air matanya.
"Kenalin, gue Cessillya, gue kekasih Farhan"
Tanpa peduli dengan uluran tangan, Andra langsung memberikan pukulan pada Farhan.
3 wanita disana terlonjak dari tempatnya saat melihat Farhan terjatuh.
"Gue baru saja dukung hubungan lo sama Fania tapi apa yang gue lihat sekarang"
Bentak Andra yang kembali memukuli Farhan, Farhan yang tak terima pun bangkit dan balik memukul Andra.
"Lo gak tahu apa-apa, kenapa lo berani seperti ini sama gue ?"
Fania merasakan suara bentakan dari dua orang dihadapannya berdengung keras ditelinganya, Fania menekan kepalanya rasa sakit itu datang lagi dan membuat Fania terjatuh.
"Andra berhenti"
Teriak Icha yang jongkok menahan tubuh Fania, Andra dan Farhan berbalik dan langsung berlari menghampiri Fania.
"Ada apa, Fan lo kenapa ?"
"Kepala gue"
Fania menjambak rambutnya berharap bisa mengurangi rasa sakitnya, Farhan hendak membawa Fania tapi Andra mendorongnya hingga terjatuh.
"Jangan berani lo sentuh Fania, lo urus saja wanita lo itu, selama gue ada jangan pernah lo berani menyakiti Fania"
"Gue berhak atas Fania sekarang"
"Tutup mulut lo, berhak apa, berhak menyakiti Fania .... jangan mimpi"
"Ayo cepat Dra"
Icha yang mulain panik melihat Fania semakin lemah, dan segera meminta Andra untuk membawa Fania pergi.
Andra pun langsung menggendong Fania dan membawanya pergi, Icha membawakan barang Fania dan menyusul Andra tanpa memperdulikan Farhan dan wanitanya.
"Kamu gak apa-apa Han ?"
"Diaam"
Farhan membentak Cessillya saat akan mendekatinya, Farhan benar-benar marah pada Cessillya karena dirinya Fania jadi seperti itu.
Entah apa yang harus Farhan lakukan jika terjadi sesuatu pada Fania.
Icha membukakan pintu agar Andra bisa memasukan Fania ke mobil.
"Tolong Cha"
"Iya ayo kamu masuk kita harus segera kedoter"
Andra masuk setelah Icha juga masuk ke mobil, Andra meminta agar supir mengantarnya ke rumah sakit.
Andra menggenggam tangan Fania yang terus saja menjambak rambutnya, Fania juga terus mengerang kesakitan.
Rasa sakit yang dirasa Fania lebih dari biasanya, Fania benar-benar hampir mati menahannya.
"Pak cepat pak, jangan lelet"
Bentak Andra pada supir taxi, Icha menggeleng dan berusaha menenangkan Andra.
"Fan, lo tahan Fan kita akan ke rumah sakit sekarang"
"Sakit Dra, gue gak kuat, ini sakit"
Air mata Fania mengalir deras ditengah rasa sakit yang menyiksanya, Andra tak mampu melihat semuanya.
Ketakutan Andra akan kehilangan kini datang membayanginya kembali, Andra tak ingin terjadi hal buruk pada Fania.
"Fan lo harus kuat Fan, pak cepat pak apa tidak dengar yang saya bilang"
"Maaf pak tapi di depan macet"
Andra semakin prustasi mendengar jawaban sang sopir, Andra tak kuasa menahan tangisnya saat melihat Fania tak sadarkan diri.
Bayangan adiknya dimasa lalu menari diingatan Andra, Andra memeluk erat Fania berharap apa yang ditakutkannya tak akan pernah terjadi terhadap Fania