Chereads / 361 Hari Nafas Fania / Chapter 36 - Tidak Adil

Chapter 36 - Tidak Adil

"Dari mana lo berdua, mana belanjaannya ?"

Tanya Gilang meneliti keduanya, Icha tersenyum dan dan mengangkat tangannya menunjukan jari-jari kecilnya.

Hal itu membuat semua mengernyit, terutama Fania.

"Gue ngerti gue ngerti, maksud lo cincin itu kan, Andra beliin itu buat lo sebagai tanda dari perasaan Andra sama lo, iya kan ?"

Tebak Anggi dengan penuh keyakinan, Icha mengangguk dengan bangga.

Semua bersorak mengucapkan selamat pada Andra dan Icha, tapi Fania terdiam tanpa ekpresi tentu saja Andra menyadari hal itu tapi Andra tak ingin berbicara pada Fania.

"Fan, lo sama Andra memang paling kompak, lo jomblo dia jomblo, sekarang lo punya pasangan eh dia juga punya pasangan, keren keren"

Raka bertepuk tangan sediri karena kalimat yang diucapkannya pada Fania, Fania hanya tersenyum sekilas pada Raka dan kembali melirik Andra yang tampak berbincang dengan Icha.

"Kamu kenapa Fan, sakit lagi ?"

Bisik Farhan tak ingin ada yang mendengar suaranya, Fania menggeleng tanpa mengalihkan pandangannya.

Farhan dapat melihat itu, Fania sedang memperhatikan Andra yang sedang asyik bercandaan dengan Icha.

"Tiket datang ayo kita masuk sekarang, filmnya akan segera di mulai"

Wulan kembali dengan tiket ditangannya, mereka pun melanjutkan niatnya untuk menonton.

Sampai di dalam mereka mengambil posisi masing-masing dan bersiap untuk menonton filmnya.

"Gak beli makanan ya"

Tanya Raka, mereka baru teringat tidak membeli bekal untuk menemani mereka menonton.

"Iya lupa, ya sudahlah kan filmnya juga sebentar"

Sahut Wulan, saat film dimulai semua tampak menikmatinya.

Mereka tertawa bersama saat film menunjukan kelucuan, mereka pun menikmati saat-saat romantisnya.

Farhan melirik Fania yang tampak menatap kosong layar didepannya, Fania juga tidak ikut tertawa atau pun terharu dengan filmya.

Fania terlihat tidak menikmati suasananya.

"Kamu gak suka filmnya"

Fania melirik Farhan dan menggeleng sambil tersenyum.

"Kamu kenapa, sakit lagi"

"Iya sedikit tapi gak apa-apa"

"Habis ini ke dokter ya"

"Gak perlu nanti saja pulang langsung istirahat"

"Oh ya sudah"

Keduanya kembali menonton, Andra yang duduk tepat dibelakang Fania tak melepaskan pandangannya dari dua orang dihadapannya.

Andra dan Fania sama-sama tidak bisa fokus dengan keadaannya, mereka benar-benar kesal dengan apa yang sedang dirasakannya.

Film yang ditonton telah usai, mereka meninggalkan studio dan langsung mencari tempat makan.

"Fan, kita makan apa ?"

"Apa saja terserah kalian, gue ikut saja ya"

Jawab Fania dengan malas, Gilang pun berlalu untuk memesan makanan.

"Ayo cari tempat duduk"

"Baiklah"

Disaat yang lain mencari tempat duduk, Andra pamit untuk ke toilet terlebih dahulu.

Fania yang melihatnya bergegas untuk menyusul Andra.

"Fan, kamu mau kemana ?"

"Aku mau beli minum dulu sebentar, ga apa-apa kan ?"

"Oh ya sudah aku antar"

"Gak usah, aku belum tahu mau beli apa, mau pilih-pilih dulu"

"Ya sudah, hati-hati ya"

"Ok"

Fania berlalu meninggalkan semuanya, saat telah jauh dari yang lain Fania berbelok kearah toilet.

Fania menunggu diluar, saat ini Fania sangat ingin berbicara pada Andra tentang semuanya.

"Mba, ini toilet laki-laki"

"Iya, saya lagi menunggu seseorang disini"

"Baiklah"

Petugas meninggalkan Fania yang berdiri bersandar pada dinding toilet, jika Andra bisa dengan Icha kenapa dirinya tidak bisa bersama Farhan.

Apa bedanya Icha dan Farhan, mereka sama-sama orang baru diantara Fania dan Andra.

"Kenapa lama sekali"

Fania memejamkan matanya dan terkejut saat Andra sudah ada dihadapannya.

"Toilet cewek disebelah bukan disini"

"Gue sengaja nungguin lo"

Andra pergi begitu saja, tak peduli dengan ucapan Fania.

"Andra"

Fania menyusul pergi dan menarik Andra untuk menghentikan langkahnya.

"Apa lagi, gue udah selesai, ayo balik gue lapar mau makan"

Lo jadian sama Icha ?"

"iya"

"Apa harus secepat itu ?"

"Itu pertanyaan gue buat lo"

"Itu juga berlaku buat lo, kenapa lo gak suka sama hubungan gue dan Farhan tapi lo sendiri sama Icha ?"

Andra terdiam, Andra tak inging bicara saat ini tentang apa pun juga.

"Gue mau makan"

Fania menahan tangan Andra yang hendak kembali pergi darinya.

"Icha dan Farhan sama-sama orang asing Dra, kenapa lo boleh sama Icha tapi gue gak boleh sama Farhan, kenapa ?"

"Gue gak melarang hubungan lo sama Farhan, itu urusan lo"

"Tapi sikap lo menunjukan kalau lo gak suka dengan hal itu"

"Gue gak mau lo kenapa-kenapa Fan, lo terlalu polos untuk semua itu, Farhan orang yang baru lo kenal, lo belum tahu seperti apa dia dan seperti apa kehidupannya sebelum sama lo"

"Dan gue gak akan tahu kalau gue ga bisa dekat sama Farhan"

"Gue gak larang lo dekat, gue cuma gak suka dengan keputusan lo yang langsung terima Farhan"

"Dra, itu hak gue Dra"

"Ya sudah lo gak usah perduliin gue, gampang kan ?"

"Gue seperti ini karena gue peduli dengan persahabatan kita Dra, gue gak mau kalau persahabatan kita rusak gara-gara Farhan"

"Ya sudah lo gak usah sama Farhan, persahabatan kita akan tetap baik-baik saja"

"Ya kalau gitu .... "

"Kenapa Fania gak boleh sama gue ?"

Farhan tiba-tiba datang dan menyela obrolan Fania dan Andra.

"Farhan, kamu .... "

"Minuman apa yang kamu cari sampai kamu datang kesini ?"

"Aku .... "

"Kalian bicara saja berdua, gue lapar"

Andra kembali melangkah tapi kali ini Farhan yang menahannya.

"Jawab, kenapa Fania gak boleh sama gue ?"

Andra melepaskan tangannya dengan tenang dan melirik Farhan juga Fania.

"Lo belum tentu bisa jaga Fania"

"Lo fikir lo siapa, lo fikir lo paling bisa buat jaga Fania"

"Iya, lalu apa, lo tanya gue siapa, dan lo sadar lo juga siapa disini ?"

"Cukup Andra, Farhan sudah ini tempat umum"

"Dari tadi gue mau pergi, kenapa lo berdua halangi gue ?"

"Gue sayang sama Fania, lo kenapa gak bisa terima itu ?"

Andra tersenyum tak peduli dengan ucapan Farhan.

"Lo kenapa, lo cemburu Dra ?"

"Iya, kenapa kalau gue cemburu ?"

Fania mengernyit tak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Fania cuma anggap lo sahabat"

"Lo baru kenal sama Fania jangan so tahu tentang apa pun"

"Maksud lo apa ?"

"Apa, lo mau apa kalau perasaan gue sama Fania lebih dari sahabat ?"

"Andra cukup, apa yang lo katakan ?"

"Lo yang diam, lelaki ini tak tahu apa pun tentang kita berdua, berani-beraninya dia bilang sayang sama lo"

"Karena gue laki-laki dan gue gak main-main sama Fania, makanya gue lakukan ini"

"Omong kosong, bicara saja sama tembok, jangan sama gue"

"Andra lo kenapa sih, Farhan bicara baik-baik"

Farhan benar-benar dibuat marah oleh Andra, Farhan masih menghargai Fania dan karena itu Farhan memilih pergi meninggalkan keduanya.