Fania terbangun saat suara ponselnya berdering, dengan mata yang masih terpejam, Fania meraih ponselnya dan menjawab sambungannya.
"Nanti saja siangan, gue masih pengen tidur"
"...."
Fania memutuskan sambungannya sebelum kalimat seorang disebrang sana selesai, Fania bangkit dari tidurnya dan langsung berlalu ke kamar mandi.
"Fania, dibawah ada Andra"
"Fania lagi mandi Mah, nanti juga turun"
Gina kembali pergi dari kamar Fania, Gina kembali menemui Andra yang duduk menunggu di teras luar rumah.
"Kamu mau masuk dulu ?"
"Enggak tante, aku nunggu disini saja"
"Biar tante bawakan minum"
"Ah gak usah tante, aku ada minum kok di mobil lagian ini buru-buru"
"Mau kemana pagi-pagi seperti ini ?"
"Mau kumpul saja sama yang lain, seperti biasa kan anak-anak baru pulang dari Jakarta"
Gina mengangguk paham mendengar penjelasan Andra, Gina pamit untuk kembali masuk dan meninggalkan Andra sendiri yang memang tak ingin menunggu didalam.
"Gue juga masih ingin istirahat, kenapa Yuda harus memaksa gue seperti ini, menjengkelkan sekali"
"Silahkan den Andra minumnya"
Andra melihat minuman yang dibawakan bi Marni, Andra menggeleng padahal tadi Andra sudah menolak untuk minuman itu.
"Makasih bi"
"Sama-sama"
Bi Marni kembali memasuki rumah, Andra membawa gelas dan meneguk airnya.
Andra mulai kesal menunggu Fania terlalu lama, harusnya Fania bisa bangun lebih awal dari dirinya.
"Gue sudah siap"
Ucap Fania dengan lantang, Andra segera bangkit dan menghampiri Fania.
Andra menatapnya dengan kesal, Fania terdiam karena Fania sadar Andra memang masih kesal padanya.
"Selesai mandi atau bertapa ?"
"Mandi kali"
"Mandi kali mandi kali"
Andra berlalu memasuki mobil, Fania mendelik kesal karena sikap Andra.
Fania melangkah menyusul Andra memasuki mobil, Fania memilih duduk di kursi belakang.
Fania tak ingin terus-terusan dimarahi Andra, Fania tak peduli dengan semuanya ponsel Fania kini menjadi pusat perhatian Fania.
"Oh iya gue lupa"
Ucap Fania pelan, Fania baru saja mendapat pesan dari Farhan yang mempertanyakan tentang ajakan Farhan untuk pergi bersama Fania hari ini.
Fania dengan terpaksa membatalkannya sampai nanti malam, Fania akan menemui Farhan dimalam nanti dan beruntung Farhan menerimanya.
"Syukurlah"
Fania tersenyum menatap jalan, Fania kembali teringat dengan keterus terangan Farhan di hadapan keluarganya malam itu.
Itu sangat membanggakan bagi Fania dan juga bagi orang tuanya.
Andra menghentikan mobilnya dihalaman rumah Yuda, Fania langsung keluar dan melangkah masuk tanpa menunggu Andra.
sikap Andra yang masih saja mengesalkan membuat Fania malas berdekatan dengannya, dekat dengan Andra saat ini hanya akan membuatnya jadi bahan omelan.
"Gue dataaaaaaang"
Teriak Fania pada semua orang didalam sana, semua tampak melirik Fania bersamaan.
Fania terdiam malu sendiri saat sadar jika diruangan itu juga ada Farhan.
"Malu kan euh asal teriak saja sih lo"
Fania terdiam bingung melihat Farhan yang sedang menahan tawanya.
"Kenapa diam disitu, ayo sini masuk"
Ajak Farhan membuat Fania bertambah malu, Fania melangkah menghampiri semuanya.
"Ternyata kita masih paling penting ya Fan meski pun sudah ada Farhan"
"Maksudnya"
"Buktinya lo milih batalin janji sama Farhan demi bisa kumpul bareng kita"
Fania merasa tidak enak hati setelah mendengar ucapan Wulan, Fania melirik Farhan yang tampak menatapnya.
"Tadi maksudnya bukan .... "
"Gak masalah Fan, aku ngerti kok tenang saja aku setuju dengan pergantian waktunya"
Fania tersenyum dan mengangguk, Fania yakin jika Farhan memang laki-laki yang baik dan penuh pengertian.
Andra sudah datang bergabung dengan semuanya, mereka mulai berbincang tentang beberapa hal.
Fania lebih asyik mengobrol dengan Farhan, Fania bisa melupakan rasa risihnya akibat Andra berkat obrolannya dengan Farhan.
Berbagai jenis makanan disiapkan dimeja termasuk juga martabak dari Farhan, pekerja Farhan telah mengantarkannya ke rumah Yuda dan mereka semua bisa menikmatinya bersama-sama.
"Fan, ke pantai yuk"
"Sekarang ?"
"Iyalah, kan gak terlalu jauh juga"
"Memang harus ya ?"
"Sudahlah yuk, Farhan juga ikut ko iya Han ?"
"Boleh ayo saja"
"Ya sudahlah terserah"
Mereka semua bersiap untuk pergi, hari sudah siang karena matahari juga sudah berada tepat diatas kepala.
Fania meminta Yuda untuk menemani Andra di mobil, Fania tak ingin bersama Andra saat ini.
"Ya sudahlah, lo mau sama Farhan kan ?"
"Iya, gue mau sama Farhan"
Fania lebih dulu memasuki mobil Farhan tanpa permisi, semua hanya menggeleng melihat tingkah Fania dan begitu juga dengan Andra.
Mereka mulai melajukan mobilnya masing-masing menuju pantai sesuai usulan Raka, mereka memang senang dengan pantai dulu semasa kuliah hampir setiap hari mereka mendatangi pantai sepulang kuliah tapi sekarang tidak lagi karena Fania telah berpisah dengan dunia perkuliahan.
"Dra, lo kenapa sama Fania, tumben ribut sampai selama ini ?"
"Biar sajalah, dia sangat membuat gue kesal"
"Ya tapi kenapa, aneh tahu gak sih lihat lo berdua marahan gitu"
"Sudahalah Yud, kenapa sih lo keberatan banget kalau gue kesal sama Fania ?"
"Gak juga sih, itu urusan lo berdua, gue cuma aneh saja melihatnya"
Andra menggeleng, sebenarnya Andra juga gak nyaman dengan keadaannya dengan Fania tapi Andra masih terlalu kesal sama Fania.
Topik yang sama juga tengah dibahas Farhan dan Fania, Farhan bisa melihat jarak antar Fania dan Andra, dan Farhan merasa penasaran dengan semua itu.
"Gak tahu, aku juga gak ngerti Andra bisa marah sampai awet seperti sekarang"
"Memang dulu gak pernah ?"
"Aku memang sering ribut sama Andra sejak dulu juga tapi cuma saat itu saja, pindah tempat sudah baik lagi tapi gak tahulah kenapa sekarang Andra kaya gitu, padahal aku sudah minta maaf"
"Ya sudahlah mungkin Andra ada masalah lain makanya seperti itu"
Fania mengangkat kedua bahunya, Fania tak mengerti dengan semuanya tapi Fania juga tak mau ambil pusing tentang itu.
"Sabar ya Fan, kalian sudah seperti kakak adik jadi gak mungkin Andra sampai benci sama kamu"
"Iyalah itu, sudah pasti"
Ditengah pembicaraan Farhan Fania dan Andra Yuda, dimobil yang lain.
Mobil Raka diisi penuh oleh Wulan, Anggi dan Gilang, mereka terdengar heboh dengan topik yang menjadi perbincangannya.
Mereka tertawa dengan terbahak-bahak, saling pukul dan melempar makanan tak terkecuali Raka yang sedang menyetir pun ikut heboh dengan semuanya.
"Berisik banget ya kalian jadi cewe"
"Biar saja"
"Lo juga berisik sih Lan"
"Enak saja gue, dia tuh"
Wulan melempar snak yang baru digigit setengahnya kepada Raka, Raka mengambilnya dan langsung melahapnya.
Mereka memarkir mobilnya dengan rapi, berkumpul untuk menentukan tempat yang pas untuk bersantai.
Setelah menemukannya mereka langsung mengambil tempat masing-masing.
"Panas gak sih"
"Ya panaslah Fan, pake nanya lagi ini kan tengah hari di Pantai"