"Fan, ayo pulang aku sudah pesan taxi"
Fania melirik Farhan yang berada tepat dihadapannya, Fania mengernyit dan melihat ke belakang Farhan untuk mencari Andra.
"Ada apa ?"
"Tadi Andra berniat menyusul, dia mau bantu kamu bawa barang-barang"
Farhan bengong mendengar jawaban Fania, Farhan menggaruk kepalanya yang memang tidak gatal.
"Lalu bagaimana, biar aku susul lagi"
"Eh gak usah, biar aku telpon saja"
"Baiklah"
Farhan terdiam menunggu sampai Fania selesai dengan sambungannya, lagi dan lagi Farhan tertarik pada Fania saat melihat berbicara di teplon.
Farhan tersenyum, melihat Fania yang ngomel karena Andra tidak bisa melihat Farhan yang berjalan kembali dari tempat pengambilang barang.
"Dia memamg suka meleng matanya gak bisa fokus jadi kaya gini"
"Mungkin Andra masih ngantuk"
"Mungkin, dasar tukang tidur"
Andra berjalan kearah keduanya, Fania terkikik melihatnya yang kelelahan.
Farhan mengernyit melihat Andra yang menatapnya penuh kesal.
"Apa lo lihat-lihat"
Ucap Andra kesal pada Farhan, Fania memukul tangannya memintanya untuk diam.
"Ayo pulang, gak usah marah-marah mata lo yang meleng juga, ayo pulang Farhan sudah pesan taxi"
"Ya sudah ayo, bawa sendiri tuh barang"
Andra berlalu lebih dulu meninggalkan Farhan dan Fania, Fania melirik Farhan dan keduanya tersenyum bersamaan.
"Biarlah, sini biar aku yang bawa barang Andra"
"Tak perlu, kamu bawa barang kamu sendiri aja biar punya Andra aku yang bawa"
Fania mengangguk dan membawa barangnya sendiri, keduanya berjalan bersamaan menuju taxi yang dipesan Farhan.
Keduanya berjalan sambil bercerita, semakin hari Fania semakin penasaran dengan sosok Farhan dan begitu juga sebaliknya.
Mereka sama-sama memiliki rasa penasaran satu sama lain, sehingga semakin lama perbincangan mereka menjadi semakin panjang.
Topik demi topik pembicaraan mereka ucapkan sepanjang kebersamaan mereka.
"Apa kalian tidak bisa jalan lebih cepat ?"
Keduanya melirik Andra bersamaan, Andra tampak berdiri dengan kesal menantikan keduanya.
"Apa lagi Dra, barang lo juga sudah dibawain"
"Mana taxi yang dipesan, gue harus masuk ke taxi yang mana ?"
Farhan dan Fania kembali saling lempar senyuman, keduanya harus menahan tawa akibat kekesalan Andra yang terkesan konyol.
"Makanya kalau gak tahu jangan suka so tahu"
"Itu taxinya yang dipojok sana ?"
Andra melirik arah telunjuk Farhan dan langsung berlalu memasuki taxinya.
"Dia memang menyebalkan Han"
"Biarlah, orang yang mengantuk memang suka seperti itu, uring-uringan gak jelas"
Fania mengangguk dan kembali melanjutkan langkahnya menyusul Andra memasuki taxi.
Setelah semua berada di dalam taxi, pak sopir pun langsung melajukan taxinya menuju tempat tujuan.
Farhan meminta agar mengantar Andra lebih dulu dan mungkin Fania juga akan turun dirumah Andra.
"Kamu mau langsung pulang Han ?"
"Iya, aku juga butuh sedikit istirahat, kamu gimana ?"
"Aku paling ke rumah Andra dulu, nanti Andra antar aku pulang"
Farhan mengangguk, benar saja apa yang menjadi tebakannya, Fania memang akan turun bersama dengan Andra.
"Oh iya Fan, weekend gimana ?"
"Nanti aku kabari ya, kan weekend nanti Yuda dan yang lainnya sudah pulang, takutnya mereka ngajak ketemu"
"Iya juga, ya sudah nanti kabarin ya"
Fania mengangguk, Andra mendelik melihat keduanya dari kaca spion taxi, keakraban Farhan dan Fania membuat Andra teringat akan Icha.
Andra lebih dulu mengenal Icha tapi kenapa malah Farhan dan Fania yang lebih dulu bersama.
"Oh iya, nanti sampai rumah tolong kirim semua foto-foto yang tadi di pesawat ya"
"Ok, nanti aku kirim"
"Dan kalau nanti sampai rumah jangan lupa makan dulu sebelum beristirahat"
Fania tersipu malu mendengar perhatian Farhan, Fania memang sering mendengar kalimat itu dari Andra tapi yang di dengarnya saat ini terasa begitu istimewa bagi Fania.
"Kamu mau aku kirim martabak ?"
"hah ?"
"Iya, nanti sore aku mau ke salah satu outlet kalau kamu mau aku bisa bawakan buat kamu"
Fania terdiam menimbang tawaran Farhan, Fania tersenyum dan mengangguk menyetujui tawaran Farhan.
"Baiklah, aku akan bawakan banyak nanti"
"Banyak ?"
"Iya, kan kamu gak tinggal sendirian di rumah, orang tua mu pasti juga mau mencobanya"
Fania mengangguk, Fania tak peduli dengan itu.
Yang ada dalam fikiran Fania hanyalah jika Farhan datang membawakan martabak maka otomatis mereka berdua akan bertemu kembali dan Fania sangat menyukai hal itu.
Taxi pun berhenti dihalaman rumah Andra, dan dengan enteng Andra meminta agar Farhan yang membayar hitungan argonya sampai di rumah Andra.
"Farhan, bayar taxinya sekalian, gue ngantuk"
"Andra, lo kenapa sih apa hubungannya ngantuk sama bayar taxi ?"
"Suruh dia saja yang fikir"
Andra keluar dari taxi dan langsung memasuki rumahnya, Fania benar-benar tak mengerti dengan kekesalan Andra saat ini.
"Farhan aku .... "
"Bukan masalah Fan, biar saja, rumah aku gak jauh kok dari sini jadi biar aku saja yang bayar"
"Gak usah biar aku saja"
Fania mengeluarkan dompetnya dan mengambil uang didalamnya tapi Farhan menahannya, Farhan memasukan kembali semuanya ketempat semula.
"Mungkin Andra kesal karena lihat kamu terus-terusan dekat sama aku"
"Apa ?"
"Sudahlah, ayo aku bantu bawain barangnya, pak sebentar ya, rumah saya masih didepan"
"Baik"
Farhan keluar dan mengeluarkan barang Andra dan Fania, Fania sangat malu dengan itu karena harus merepotkan Farhan.
"Ayo, buka saja pintunya"
Fania berlalu dan membukakan pintu untuk Farhan, setelah menyimpan semua barang, Farhan pun pamit untuk pulang.
"Makasih ya, maaf untuk semuanya"
"Bukan masalah, istirahat ya nanti malam aku ke rumah"
"Iya, hati-hati"
"Jangan lupa foto"
"Baiklah"
Farhan mengangguk kemudian berlalu dari hadapan Fania untuk melanjutkan perjalanannya, Fania menutup pintu dan langsung menyusul Andra ke kamarnya.
Fania semakin kesal saat melihat Andra tengah berbaring dengan tenang ditempat tidurnya.
Tanpa permisi Fania langsung masuk dan memukuli Andra dengan bantal yang ada disana.
"Lo ya, dasar gak punya malu"
"Awww apa sih Fan ahh"
Andra menahan bantal dan menariknya kuat sehingga terlepas dari tangan Fania.
"Apa, gue ngantuk lo gak denger apa"
"Ngantuk-ngantuk, berapa tahun lo gak tidur, ih gue marah sama lo"
"Marah kenapa, buat belain Farhan lo marah sama gue, iya ?"
"Lo itu ya, harusnya tadi lo bayar taxinya terus lo bawa juga tuh barang lo malah nyuruh Farhan lagi"
"Kenapa sih Fan, amal kali bantuin gue yang kelelahan"
Fania benar-benar dibuat jengkel oleh Andra, Fania harus malu karena sikap Andra terhadap Farhan.
Kekesalan Andra sangat tidak beralasan, tak seharusnya Andra bersikap seperti itu tadi.
Fania sangat ingin mencakar Andra.
"Udah sana istirahat ah, apa gunanya marah seperti itu, semua udah selesai kan ?"
"Berisik lo, gue gak mau ngomong lagi sama lo, Andra"