"Iya, lo benar"
Fania kembali menoleh ke arah Farhan, Fania tersenyum melihat Farhan yang juga tersenyum padanya.
"Gue sayang banget sama Andra dan gue yakin Andra juga sayang banget sama gue"
"Baguslah, kamu pasti bahagia bisa memiliki Andra"
"Tentu saja, dia baik, perhatian, penyayang ya meski terkadang menjengkelkan sih"
Farhan tersenyum menatap kosong halaman Villa, ada sedikit kekecewaan saat mendengar ucapan Fania.
"Lo sampai kapan disini ?"
"Aku, bareng Yuda saja"
"Lo gak kerja ?"
"Enggak"
"Nganggur maksudnya ?"
"Aku gak kerja bukan berarti nganggur kan, aku punya usaha sendiri"
"Usaha apa ?"
"Jual martabak, aku punya 4 outlet martabak di Makassar"
"Waww"
Fania mengangguk mendengar ucapan Farhan.
"Kamu suka martabak ?"
"Suka tapi gak terlalu, soalnya aku gak begitu suka sama manis"
Farhan mengangguk mengerti, Fania tersenyum menatap Farhan mungkin Farhan adalah sosok pekerja keras.
"Andra gak akan marah kalau aku ajak kamu ngobrol berdua gini ?"
"Enggaklah, ngapain marah gak ada urusan"
"Mungkin dia cemburu"
Fania terkikik dengan pertanyaan Farhan, Fania menggeleng tak mengerti dengan apa yang diucapkan Farhan bagaimana bisa Farhan berfikir Andra cemburu padanya.
"Kenapa, lo takut sama Andra ?"
"Enggak, aku cuma menghargai saja, aku juga pasti cemburu kalau punya pasangan berdekatan dengan lelaki lain apa lagi kalau dia cantik"
"Maksud lo, gue pacar Andra gitu ?"
"Mungkin, buktinya kalian sangat dekat dan Andra juga terlihat begitu takut kalau kamu didekati sama yang lain"
Fania menggeleng dan membungkam mulutnya sendiri, Farhan mengernyit menatap Fania yang mentertawakannya.
"Gue sama Andra memang dekat, lebih dekat dari pada sama yang lain kaya Yuda dan yang lainnya, gue juga sayang sama Andra lebih dari pada anak-anak lainnya tapi bukan berati kita pacaran kan"
"Jadi ?"
"Jadi ...., ya iya kita sahabat bukan pacar"
"Yesss"
Ucap Farhan seraya mengusap wajahnya, Farhan tersenyum menatap langit biru.
"Kenapa ?"
"Gak ada, aku lega saja mendengarnya"
"Lega, maksudnya ?"
"Berarti aku masih punya kesempatan buat bisa dekat sama kamu"
Fania tersipu malu dengan ucapan Farhan, untuk kesekian kalinya Fania harus merasa jantungnya berdetak diluar normal.
"Boleh kan kalau aku mau kenal kamu lebih dekat lagi dari sekarang"
Fania mengangkat kedua bahunya dan memalingkan pandangannya dari Farhan, Fania tetap berusaha agar tak terlihat gampangan didepan Farhan.
"Aku harap sih boleh"
"Silahkan saja kalau mau Andra marah nanti"
Ucap Fania yang kemudian berlalu meninggalkan Farhan, Farhan menggeleng tak peduli dengan apa yang dikatakan Fania barusan.
"Kalian cuma sahabat, Andra gak ada hak melarang aku untuk dekat sama kamu"
Teriak Farhan, Fania yang ternyata masih berada dibalik pintu tersenyum mendengarnya.
Fania ingat ucapan Gina tentang jantungnya yang berdetak hebat saat didekat Hendra dan Gina menyebutnya sebagai cinta.
"Lo kenapa, senyum-senyum sendiri"
"Gue jatuh cinta"
Fania menjawab sambil melangkah pergi meninggalkan Andra yang baru saja menghampirinya.
Andra menggeleng, ternyata Fania yang selama ini selalu cuek dan tak peduli dengan cinta seorang kekasih ternyata bisa lebay juga saat akhirnya Fania merasakan getaran cinta yang sebenarnya.
Andra membuka pintu dan berpapasan dengan Farhan yang hendak masuk.
"Dra, mau pergi juga ?"
"Jangan berani macam-macam sama Fania atau lo akan berurusan sama gue"
Farhan tersenyum dan mengangguk menjawab ucapan Andra, mungkin benar rasa persahabatan mereka memang beda dengan yang lainnya tapi Fania tidak mengartikan perasaan itu dengan berlebih dengan begitu Farhan bisa memasuki hati Fania.
Hari demi hari mereka lalui dengan canda tawa, 7 orang bersahabat dan ditambah Farhan benar-benar membuat suasan sangat hidup.
Kebersamaan mereka selalu dipenuhi kebahagiaan, selama di Villa, Fania tak pernah merasakan sakit dikepalanya.
Fania benar-benar menikmati liburannya dengan damai, semakin hari kedekatan Fania dan Farhan semakin bertambah dan Andra juga tak lagi mengganggu Farhan.
Andra ikut bahagia dengan kebahagiaan Fania karena Andra hanya ingin agar Fania bahagia disetiap detik hidupnya.
"Fan, kamu mau pulang kapan ?"
"Andra sudah ngajak pulang terus, mungkin lusa aku pulang, kenapa ?"
"Kenapa gak Andra saja yang pulang sendiri ?"
"Gak bisalah, aku kan kerja bareng sama Andra, lagian aku juga sudah kelamaan gak masuk kerja"
"Kalau aku pulang bareng kamu boleh ?"
Fania tersenyum dan menggeleng, Farhan memberinya pertanyaan yang tak seharusnya.
"Pesawat itu besar kursinya banyak, kenapa harus minta izin sama aku"
"Ya kan kalau boleh jadi bisa bareng kamu dipesawatnya"
"Yakin, memang Andra bakal kasih izin ?"
Farhan menggeleng, Fania pun ikut menggeleng.
"Makan makan makan, ayo kita makan"
Ucap Wulan yang membawa masakan di bantu oleh Anggi dan Raka, Gilang dan Yuda membuntut dibelakang.
Mereka tampak begitu bersemangat dipagi ini.
"Andra mana, kok gak ada ?"
"Masih di dapur, nanti juga kesini"
Jawab Anggi yang kemudian duduk, mereka berkumpul mengelilingi hidangan pagi yang telah disiapkan.
"Sebanyak itu ?"
"Iyalah, Fania lo lupa Gilang sama Raka kan makannya banyak, ini pasti habis semua"
Ucap Wulan yang mendapat tatapan tajam dari Gilang dan Raka, yang lain pun terkikik mendengar celotehan Wulan.
Tanpa menunggu Andra, mereka lebih dulu menikmati hidangannya termasuk Fania dan Farhan.
Ruangan itu terasa begitu hangat karena kehadiran mereka, canda tawa mereka dan kebersamaan mereka terasa sangat mendamaikan.
"Gimana Han, perkembangan lo sama Fania ?"
Pertanyaan Yuda berhasil membuat Fania tersendak oleh makanannya, melihat hal itu Farhan langsung menuangkan air minum dan memberikannya pada Fania.
Farhan tampak menunjukan kekesalannya pada Yuda, pertanyaannya sangat tidak tepat.
"Gak apa-apa kan ?"
Tanya Farhan seraya mengusap punggung Fania, Fania menggeleng dan memberikan kembali gelas minumnya pada Farhan.
"Gak, gak apa-apa ko"
"Lanjut lagi makannya"
"Iya, ayo makan lagi"
Fania kembali melanjutkan makannya sambil sesekali melirik Yuda dan sahabatnya yang lain.
"Gak masalah kali Fan, kita semua tahu kok tentang lo berdua, dan kita dukung-dukung aja"
Sahut Anggi tersenyum pada Fania, Fania tak peduli dengan itu Fania fokus dengan makanannya saat ini.
"Gue ditinggal, keterlaluan ya kalian"
Andra yang tiba-tiba datang dan menempati tempatnya, Andra langsung mengambil bagiannya dan memakannya tanpa bicara lagi.
"Lo ngapain di dapur lama banget ?"
"Habis telponan sama Icha, memangnya kenapa, gak boleh ?"
Fania menggeleng tak lagi melanjutkan pembicaraannya, setidaknya pertanyaan sudah dijawab oleh Andra.
Mereka kembali menikmati hidangannya dengan tetap bercandaan, sepertinya jika mereka bersama topik pembicaraan pasti akan selalu ada dan hal itulah yang membuat kebersamaan mereka terasa begitu hangat dan menghangatkan semuanya.
"Dra, yakin mau pulang cepat ?"
"Pulanglah, mau berapa lama lagi disini"
Fania melirik Andra, Fania senang karena Andra begitu semangat untuk kembali bekerja.