Chereads / 361 Hari Nafas Fania / Chapter 17 - Dia Rindu

Chapter 17 - Dia Rindu

Fania sibuk mengerjakan beberapa berkas yang diminta bosnya, Fania terlihat sangat sibuk dengan semuanya.

Dering telpon di mejanya memecah fokus Fania, Fania memejamkan matanya sesaat, ternyata menjadi seorang sekretaris bos adalah perkerjaan yang sangat memerlukan energi banyak.

"Iya, pak"

"..."

"Selesai pak, sebentar lagi, tinggal satu berkas lagi ini lagi saya kerjakan, setelah selesai akan langsung saya antar ke ruangan"

Fania menyimpan kembali ponselnya dan kembali mengerjakan tugasnya yang sudah diminta berkali-kali oleh bosnya.

"Fan, serius amat"

Fania melirik sekilas sumber suara dan melihat Andra disana.

"Apa, gue lagi sibuk Dra"

"Gak ada, gue cuma nyapa doang sekalian lewat kan"

"Mau ke ruangan bos, tadi gue ditelpon suruh datang"

"Oh ya sudah nanti gantian sama gue, gue juga mau ngasih berkas"

"Serius amat lo sampai ngobrol gak lihat gue"

"Sudah sana gue buru-buru ini berkasnya ditunggu"

"Ya sudahlah"

Andra berlalu meninggalkan Fania yang memang sedang sibuk dan tak bisa diganggu.

Andra mengetuk dan membuka pintu setelah mendapat jawaban dari penghuni ruangan.

"Masuk Andra, silahkan duduk"

"Iya pak, makasih"

Andra duduk dikursi yang telah disediakan, Andra tak tahu alasan dirinya dipanggil bos saat ini.

"Bagaimana, kamu betah sama kerjaannya ?"

"Betah pak meski pun masih pusing-pusing karena belum begitu mengerti"

"Bukan masalah, nanti juga bisa setelah terbiasa, benar ?"

Andra mengangguk mengiyakan ucapan bosnya yang bernama Surya.

Surya adalah bos yang terkenal dengan keramahan dan kebaikannya di kantor, semua karyawan merasa nyaman memiliki pimpinan seperti Surya.

"Kerja kamu bagus selama sebulan, meski pun karyawan baru tapi kamu sudah bisa memuaskan saya dengan hasil kerja kamu"

"Terimakasih"

"Tetap semangat Andra dan tingkatkan terus untuk kinerja kamu saya harap bulan depan kamu bisa memberi saya hasil yang lebih baik dari bulan ini"

"Siap pak, akan saya usaha kan"

"Tetap teliti mengurus keuangan, jangan lengah sedikit pun karena akan merugikan perusahaan tentunya juga merugikan kamu sendiri"

"Baik pak, saya akan tetap berhati-hati dengan pekerjaan saya"

"Bagus, saya suka kerja keras kamu belajar untuk bisa menguasai kerja kamu"

Obrolan keduanya harus terhenti saat pintu ruangan diketuk dari luar, Surya dengan segera mempersilahkan untuk masuk.

Ternyata Fania yang datang, Fania tersenyum dan menghampiri keduanya.

"Permisi pak, ini berkas yang diminta, saya baru menyelesaikannya"

Fania memberikan berkasnya dan Surya menerimanya.

"Kamu lihat wanita ini Dra, dia wanita cerdas dan bertanggung jawab, sejak Fania jadi sekretaris saya semua kebutuhan saya dikantor ini terpenuhi dengan baik"

Andra tersenyum menatap Fania, Andra tahu itu karena sejak kuliah pun Fania adalah salah satu murid cerdas dikampus.

"Kalau saya jadi kamu Dra, saya gak akan sia-siakan Fania sedikit pun"

Fania tersenyum mendengar ucapan Surya, sejak bulan pertama Fania jadi sekertarisnya, Surya memang selalu memuji hasil kinerjanya.

"Fania ini sempurna, sudah cantik pintar, bertanggung jawab, pokoknya saya jamin kamu tidak akan menyesal jika bersama Fania"

Fania mengernyit menatap Andra, mereka terdiam saat mendengar kalimat Surya.

"Bapak benar, saya akan menyesal jika kehilangan Fania dari hidup saya"

"Tentu saja"

"Fania memang sempurna selain dari apa yang bapak katakan tadi, Fania adalah sosok yang pengertian dan juga penuh kasih sayang"

Surya tersenyum melihat Andra yang berkata tanpa melepaskan pandangannya dari Fania.

Fania menggeleng dan berpamitan untuk menghindari pembicaraan yang akan semakin berantakan jika diteruskan.

"Dia malu-malu"

"Fania memang begitu pak, ya sudah pak kalau begitu saya juga permisi untuk melanjutkan pekerjaaan saya"

"Baiklah, silahkan-silahkan"

Andra pun berlalu dari ruangan Surya untuk kembali mengerjakan kesibukannya di hari itu.

Saat jam istirahat Fania dan Andra ke kantin bersama karena kebetulan Cindy tidak ngantor jadilah mereka hanya berdua saja.

Fania memainkan sedotan minumannya sambil menunggu Andra memesan hidangan makan siangnya.

"Fan, dia kangen sama lo"

Fania membaca pesan yang baru saja masuk ke ponselnya, Fania membuka foto yang dikirmkan Yuda padanya dan bagaikan dihujani bunga mawar putih kesukaannya, Fania menjerit kegirangan.

Foto lelaki yang waktu itu ditemuinya di rumah Yuda kini masuk kedalam galeri ponselnya dan kalimatnya.

"Dia kangen sama lo"

Ucap Fania membaca pesan tersebut, Fania menciumi foto diponselnya tanpa peduli dengan beberapa mata yang melihatnya aneh.

"Dia merindukan gue"

Fania semakin girang saat tiba-tiba lelaki yang ada difoto berada tempat dihadapannya dan tersenyum menatap Fania.

"I Miss You Too"

Ucap Fania dengan manja, Fania harus merasa terkejut saat tiba-tiba sesuatu mendesak masuk ke dalam mulutnya.

"Emmmm"

Fania mantap kesal Andra yang tetawa dengan keras setelah memasukan bakso kedalam mulut Fania.

"Apaan lo miss you miss you, siapa juga yang rindu sama lo ?"

Fania mengernyit dan melihat sekitarnya, Fania sadar jika yang tadi dilihatnya adalah Andra tapi Fania melihatnya sebagai lelaki itu.

Fania mengunyah bakso dimulutnya sambil tersenyum-senyum gak jelas.

"Fan, lo kenapa sih hah kesambet setan kantin lo, setelah beberapa waktu lalu kesambet setan toilet sekarang lo kesambet lagi setan Kantin"

"Bodo amat"

Fania tak peduli dengan ocehan Andra, Fania menyimpan ponselnya dan mulai menikmati santap siangnya.

Andra menghebuskan nafasnya pasrah dan turut menikmati santap siangnya juga.

Yuda keluar dan menemui Raka yang datang ke rumahnya.

"Yud, gue.....

"Langsung pergilah, malas gue di rumah"

Yuda memasuki mobil Raka, Raka yang bingung hanya mengikuti keinginan Yuda.

Mereka pergi meninggalkan rumah, entah kemana arah tujuannya saat ini.

"Kita mau kemana ni, ke rumah Andra sajalah dia pasti udah balik dari kantor"

Raka mengangguk tanpa berkata apa pun lagi, Yuda merasa kesal berada di rumah jika kedua orang tuanya tengah bermasalah seperti itu.

"Lo kenapa Yud, kusut gitu ?"

"Orang tua gue ribut terus kerjaaannya, akur sebentar ribut lagi pusing tahu gak gue dengarnya"

"Sabar namanya juga rumah tangga pasti ada saja masalah yang datang"

"Tahu ahh sakit kepala gue"

"Eh Yud, sepupu gue minta gue nginep loh di Villa suaminya di Jakarta, lo mau gak"

"Kapan ?"

"Liburan besok, disana kosong loh cuma ada mba yang ngurusin doang"

"Bebas gak nih ?"

"Bebas, lo mau bawa siapa cewe lo gebetan lo selingkuhan lo atau siapa nenek lo juga boleh"

"Setuju, gue ikut"

"Ok, gue juga udah ajak anak-anak dan mereka mau soalnya kan lagi libur semeter juga jadi bebas"

"Andra sama Fania gimana ?"

"Belum gue ajak sih, nanti saja sekalian kan mau ke rumah Andra juga"

Yuda mengangguk, Raka benar-benar membawa kabar bahagia baginya dan tentu saja Yuda tidak akan membiarkannya berlalu begitu saja.