Chereads / 361 Hari Nafas Fania / Chapter 15 - Tampan

Chapter 15 - Tampan

Andra dan sahabatnya yang lain telah menunggu Fania diteras rumahnya, mereka akan bersama menghadiri pesta ulang tahun Yuda salah satu sahabatnya.

Fania datang dengan diantar Gina, Fania tampak cantik dengan dress warna abu selutut dengan satu tali kecil di sebelah pundaknya.

Ditambah dengan rambut panjangnya yang terurai bebas dengan sedikit hiasan jepit kecil ditata rapi dikepala Fania.

"Princes"

Ucap Raka datar tanpa ekspresi apa pun, orang-orang yang mendengarnya langsung menyoraki Raka membuat Raka jadi malu sendiri.

"Tante kami, pamit dulu"

"Hati-hati, jangan terlalu malam takut dijalannya"

"Siap tante"

Sahabat-sahabatnya berlalu lebih dulu memasuki mobilnya masing-masing.

"Mah, Fania pergi dulu ya, jangan tungguin Fania pulang, Fania kan pergi sama Andra pasti aman, iya kan Dra"

"Pasti tante, Andra akan antar Fania pulang dalam keadaan selamat"

Gina mengangguk, selama ini Andra memang tidak pernah mengecewakan kepercayaannya dalam menjaga Fania, tak ada lagi alasan untuk Gina mengkhawtirkan Fania saat bersama Andra.

Setelah berpamitan mereka masuk ke mobil dan memulai perjalanannya menuju rumah Yuda.

Perjalanan terasa sangat singkat, kini mereka telah sampai dihalaman rumah Yuda.

Rumah itu tampak ramai, semua tamu undangan sudah datang disana.

6 orang yang baru datang tampak kompak memasuki rumah dengan hadiah bawaannya masing-masing.

"Fan, lo jangan jauh-jauh dari gue, gue takut lo diculik"

"Diculik, sembarangan"

"Malam ini lo cantik, pasti banyak cowo yang ngincer lo disini"

Fania terkikik dan mengusap wajah Andra, ucapan Andra benar-benar terdengar konyol di telingan Fania.

Sudah seperti anak kecil saja Andra berbicara dengan Fania.

"Wulan, gue suka banget"

"Apa lagi gue, sudah lama gue gak pesta seperti ini"

"Anak-anak mana ?"

"Dibelakang kali"

Anggi mencari keberadaan sahabatnya yang lain, dari luar mereka masuk bersamaan tapi sekarang mereka berpisah begitu saja.

"Raka, yang lain mana ?"

"Gue gak lihat, biar saja nanti juga ketemu sendiri disini penuh orang susah carinya"

Gilang mengangguk benar juga diruangan itu memang sesak orang jadi akan sulit untuk mencari sahabatnya yang entah berada dimana.

"Fan, yang lain gak ada, kita temui Yuda dulu ya sekalian kasih hadihanya biar gak ribet bawanya"

"Ayo"

Andra dan Fania melangkah mencari Yuda, acaranya sangat mewah.

Yuda mengadakan Live musik disana dengan mengundang beberapa penyanyi yang memang disukainya.

Hal itu bukan masalah bagi Yuda karena dia adalah anak dari salah satu pengusaha sukses di Makassar.

"Yuda"

Yuda berbalik melihat sosok Fania yang memanggilnya.

"Fan, wah sukses lo cantik"

"Dari orok gue sudah cantik, lo baru sadar sekarang ?"

"Iyalah, kalian cocok loh ternyata"

Sambung Yuda setelah memperhatikan Fania dan Andra, Andra memberi pukulan dilengan Yuda dan mereka tertawa bersamaan, Fania hanya tersenyum melihat tingkah 2 sahabatnya.

"Yang lain mana, kalian cuma berdua ?"

"Ada kok tapi gak tahu dimana, tadi barengan pas masuk malah pada ilang"

Yuda mengangguk mendengar kalimat Andra, Andra dan Fania mengucapkan selamat pada Yuda dan memberikan kado terbaiknya pada Yuda.

"Makasih ya, selamat menikmati acara semoga suka"

"Gue suka, ini salah satu saran gue kan"

"Iya, gue ambil saran lo, live musik"

"Baguslah, pasti seru bisa nyanyi-nyanyi"

"Ya sudah Yud, kita kesana dulu ya tuh banyak yang mau kasih selamat"

"Ok, sekali lagi makasih"

Andra mengangguk dan membawa Fania pergi dari Yuda, mereka menikmati lagu yang sedang dinyanyikan.

Lagu yang sedikit mellow tapi mengasyikan, Andra melihat sekitar berharap bisa menemukan sahabatnya yang lain, sedangkan Fania anteng menonton pertunjukan dari sang penyanyi.

"Ih Fania sama Andra kemana sih malah pada hilang gini, susah kan carinya"

Omel Wulan kesal kini 5 orang telah berkumpul hanya Andra dan Fania saja yang terpisah dan tak terlihat keberadaannya.

"Sudahlah, mereka gak akan kemana-mana nanti juga pulang ketemu lagi, sudah kita nikmati saja acaranya"

Jawab Gilang mengakhiri pusingnya mencari Andra juga Fania, yang lain pun menyetujui usul Gilang dan mulai menikmati acaranya.

Disana memang tidak ada bagian tiup lilin atau pun potong kue, semua tamu sudah tahu bahwa acara malam itu adalah ulang tahun Yuda.

"Hey, gue cariin lo semua ternyata disini"

"Ehh lo Yud, akhirnya ketemu juga"

Raka meyambut kedatangan Yuda, mereka mengucapkan selamat secara bergantian pada Yuda dan sama seperti Andra Fania, mereka juga memberikan hadiah terbaiknya untuk Yuda.

"Makasih banyak sahabat, kalian memang terbaik"

"Tentu, habis pesta jangan lupa makan gratis"

"Tentu saja"

Semua kompak tertawa, pesta saja tak cukup bagi kebersamaan mereka.

"Andra sama Fania mana ?"

"Kita juga lagi cari mereka"

"Padahal tadi gue ketemu mereka"

"Baguslah, kalau sudah ketemu paling mereka juga lagi menikamti acaranya"

"Baiklah, gue harus pergi dulu sampai ketemu nanti ya, selesai acara temui dulu gue jangan asal hilang"

"Ok"

Yuda berlalu setelah beberapa saat berbincang dengan sahabatnya, semua menikmati acara mendengarkan setiap lagu romantis yang dinyanyikan oleh musisi hebat.

Pesta terasa begitu menyenangkan, kemeriahannya begitu terasa dengan tambah sorak-sorak semua tamu undangan

Ditengah kemeriahan acara, Andra sibuk mencari keberadaan Fania yang lepas dari genggamannya.

Orang-orang yang tak bisa diam ditempatnya membuat Fania menjauh dari Andra.

"Dra, lo disini"

"Wulan, iya nih gue cari Fania kemana dia hilang gitu saja gue gak sadar"

"Paling juga ke toilet, biar saja dia kan tahu rumah Yuda jadi gak mungkin kesasar"

"Iya juga sih"

"Ya sudahlah nikmati saja"

Gilang merangkul Andra mengajaknya untuk menikmati lagu yang sedang dinyanyikan.

Sesuai dengan tebakan Wulan, Fania keluar dari toilet rumah Yuda.

Fania merasa sesak berada di tengah tamu undangan, Fania memutuskan untuk ke toilet mencari sedikit kebebasan

"Huuuuh bisa asma gue, kehabisan oksigen"

Fania menggeleng dan kembali melangkah, Fania melangkah sambil memainkan ponselnya.

Dari kejauhan terdengar suara kaki yang tengah berlarian juga beberapa kali teriakan terdengar ditelinga Fania.

"Kenapa tuh Yuda, berisik banget"

Saat hendak memasukan ponselnya ke tas, Yuda lebih dulu berlari ke arahnya dan menabrak Fania yang tak sempat menghindarinya.

Fania menjerit kaget tubuh Fania berputar dan limbung kebelakang akibat tabrakan Yuda yang tanpa perasaan.

Beruntung seseorang menahan tubuh Fania sehingga tak sempat terjatuh ke lantai.

"Untunglah"

Ucap orang yang menahannya, Fania membuka matanya perlahan dan melihat sesosok lelaki tampan dengan rahang yang kokoh, hidung yang mancung, kulit sawo matang dan rambut rapi potongan laki-laki.

Fania menatap dua bola mata coklatnya, Fania tersenyum tatapan itu membuat jantung Fania berdetak diluar kendali.

Fania semakin hilang kontrol saat melihat bibir lelaki itu menyimpulkan senyuman yang teramat manis dimata Fania.