"Santai-santai, gue mau antar Mamih periksa kandungan, kemarin katanya Mamih habis tes dan hasilnya positif jadi sekarang mau periksa benar atau enggak hasilnya"
"Bapak lo kemana ?"
"Ya kerjalah, ini kan masih siang"
Mereka mengangguk kompak, benar juga jam pulang kampus memang masih jam kerja pastilah bapaknya Wulan masih di kantor.
Setelah berbincang akhirnya mereka memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing dan malam hari baru mereka akan melanjutkan niatnya.
"Ajak Fania sama Andra juga ya"
Saran Yuda saat semua sudah tenang, Anggi mengangguk menyetujui usul Yuda.
Malam sudah bukan jam kerja, Fania dan Andra pasti bisa datang terkecuali kalau mereka ada lembur.
----
"Andra, jangan langsung antar gue pulang ya"
"Kenapa, terus lo mau kemana ?"
"Muter-muter dulu saja kemanalah terserah, gue lagi pengen jalan-jalan"
"Pulang dulu ajalah, mandi ya gue gerah banget nih"
"Ya sudah, pulang ke rumah lo saja biar gue nunggu lo sampai lo beres mandi"
"Ya sudah terserah lo saja"
Andra melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, mereka menikmati perjalanan dengan berbincang beberapa hal, bertukar cerita tentang kerjaan mereka masing-masing dan masih bayak lagi.
"Fan, lo kenapa gak mau langsung pulang ?"
"Di rumah lagi kumpul keluarga, gue lagi malas dengar yang bising-bising"
"Ah lo Fan, bukannya senang bisa kumpul dengan keluarga"
"Iya gue juga senang, cuma nanti ajalah malam lagian gue cape abis kerja pusing juga kepala jadi pengen tenang dulu istirahat dulu nanti baru deh ke keramaian lagi"
Andra mengangguk, ucapan Fania memang benar kerjaan mereka memang mengeluarkan energi fikir yang banyak.
Andra memarkir mobilnya saat telah sampai di rumahnya, Andra keheranan melihat Icha yang tampak duduk di terasnya.
"Icha"
"Siapa itu ?"
"Itu, Icha anak pemilik kos ini"
"Kayanya gue pernah lihat dia deh"
"Sudah ah ayo turun"
Andra tak peduli dengan ucapan Fania, Andra keluar lebih dulu dan langsung menghampiri Icha.
Fania mengernyit melihat Andra yang tampak begitu bersemangat atas kedatangan Icha, tanpa berfikir panjang Fania menyusul Andra.
"Ekhemmm"
Andra dan Icha langsung melirik Fania yang sudah berdiri tepat dibelakang mereka, Icha meneliti setiap jentik penampilan Fania.
"Fan kenalin ini Icha dan Icha kenalin ini Fania"
Fania tersenyum dan mengulurkan tangannya sambil menyebutkan namanya.
"Fania, kekasih Andra"
Andra membulatkan kedua matanya mendengar ucapan Fania, begitu juga dengan Icha yang tampak tersenyum pilu mendengar ucapan Fania.
"Icha"
Jawabnya sambil menjabat tangan Fania untuk beberapa saat, Icha melirik Andra yang tampak bingung sendiri saat ini.
"Aku kesini cuma mau bilang, kalau kamu di undang sama papah untuk datang ke rumah nanti malam"
"Ada apa memangnya ?"
"Papah mengadakan syukuran atas tempat kos ini dan papah juga mengundang penghuni kos yang lainnya"
"Oh iya, nanti kalau gak ada halangan gue pasti datang ke rumah"
"Ya sudah kalau gitu aku permisi dulu, mari"
Icha berlalu setelah berpamitan pada keduanya, Andra langsung menjitak Fania meminta kejelasan atas apa yang diucapkannya beberapa menit lalu.
"Sakit tahu gak ?"
"Bodo amat, maksud lo apa ngaku pacar gue depan Icha tadi ?"
"Ih memangnya kenapa, masalah ?"
"Iyalah, kita kan gak pacaran gimana sih ntar jadi gosip"
Fania tersenyum melihat respon Andra yang kuat akan ketidak terimaan, Fania sengaja mengatakan itu karena Fania telah mengingat siapa Icha.
"Lo takut Icha cemburu ?"
"Cemburu lagi, lo ya ngelantur ngapain cemburu dia bukan pacar gue"
"Ya sudah terus apa masalahnya dengan ucapan gue"
Andra kesal dengan Fania saat ini, jelas saja masalah karena mungkin Andra gak akan bisa mendekati Icha jika Icha tahu Andra memiliki kekasih.
"Apa ?"
"Berisik lo ah, diam di mobil gak usah masuk ke dalam, gue mau mandi"
Andra berlalu dengan kesal meninggalkan Fania yang justru malah tertawa geli melihat tingkah Andra.
Fania melangkah kembali memasuki mobilnya, sesuai dengan perintah Andra yang tidak memperbolehkan Fania untuk masuk ke rumahnya.
"Cape tapi males pulang, sekarang juga mau pergi kemana kan gak tahu"
Fania memutar-mutar ponselnya, berfikir akan kemana Fania dan Andra setelah ini.
Fania benar-benar tak ingin pulang ke rumah saat ini, Fania butuh ketenangan.
"Andra lama sih, mandi cowok kok lebih lama dari cewek, mending juga gue"
Fania melihat jam dipergelangan tangannya, masih sore entah harus berapa lama Fania di luar sampai situasi rumah bisa tenang.
"Ih iya, gue ingat, mending gue cari kado buat Yuda, minggu depan kan dia ulang tahun, iyalah benar dari pada keluyuran gak jelas jadi nanti kan ada bukti kalau mamah sama papah nanya dari mana tinggal tunjukin aja hadiahnya"
Fania tersenyum dan ngangguk-ngangguk dengan idenya sendiri.
Setelah menunggu cukup lama akhirnya Andra datang dengan penampilannya yang super rapi.
"Lo mau kemana rapi banget ?"
"Memangnya kenapa, gak boleh gue rapi kaya gini ?"
"Ya boleh cuma kan malu gue, gue masih kaya gini berantakan"
"Gue kan sudah bilang balik dulu mandi baru pergi lagi, lo sendiri kan yang gak mau"
"Iya sih"
"Ya sudah terus sekarang mau kemana ?"
"Cari kado buat Yuda, lo juga pasti mau ngasih kado kan, jadi sekarang aja carinya"
"Boleh juga, ya sudah kita berangkat sekarang"
Fania mengangguk, Andra melajukan mobilnya menuju tempat yang dimaksud oleh Fania.
Keduanya terlihat menikmati perjalanan dengan penuh ketenangan, Andra yang tadi sempat kesal dengan Fania pun kini sudah tidak lagi.
Mereka telah akur seperti biasa lagi, keduanya memang seperti itu gampang ribut gampang akur juga, itulah warna persahabatan mereka melalu pertengkaran itu persahabatan mereka menjadi semakin kuat.
"Dra, lo suka sama Icha ?"
"Kenapa emangnya ?"
"Gak sih, cuma tanya aja, kelihatannya dia juga naksir deh sama lo"
"Masa sih, memang iya ?"
"Kayanya kan gue bilang, soalnya tadi pas gue bilang gue pacar lo ekspresinya kaya gak enak gitu, masa lo gak lihat sih"
"Gue gak merhatiin, gue keburu kaget lo ngaku kekasih gue"
"Biar saja kali, lo jadi tahu kan kalo mungkin dia juga naksir sama lo"
"Masa iya sih Fan, memang iya ya kaya gitu ?"
"Apaan sih, emang seumur hidup lo gak pernah deketin cewek hah, masa sih masa sih saja terus"
"Kok lo nyolot"
"Ya lagian lo kenapa, berasa paling polos lo hidup"
"Memang gue polos, gue gak kotor"
"Memang kotor, polos apaan lo, dosa banyak juga"
Andra terkiki melihat reaksi Fania, kini giliran Andra yang membuat Fania kesal karena ucapannya.
Fania terdiam melihat ke samping, dengan menghentikan pembicaraan maka akan menjauhkan pertengkaran mereka.