Chereads / Sang Penjerat Cinta / Chapter 26 - 26. Malam Keberuntungan

Chapter 26 - 26. Malam Keberuntungan

Altea terus berlari dan menghindari peluru yang mengarah ke padanya, dia pun melepaskan sepatu tinggi yang menghambatnya untuk berlari. Dia melihat ada sebuah mobil dan dia pun masuk ke dalam mobil itu.

Dia tersenyum karena kunci mobil sudah tergantung, dia pun langsung menyalakan mesin mobilnya. Dia menjalankan mobil dengan kecepatan tinggi, para musuh melihat Altea dan mereka menembaki mobil yang sedang dikendarai olehnya.

"Kejar mobil itu dan habisi wanita itu," perintah seorang pria pada semua anak buah yang ada di sana.

Mereka pun langsung menaiki mobil dan mengejar Altea, mereka tidak akan pernah membiarkan satu orang pun yang ada kaitannya dengan Hector. Karena mereka sudah mendapatkan perintah itu maka mereka pun berpikir siapa saja yang ada di rumah pria tua itu harus mati.

Altea terus memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi dan para musuh pun sudah mengejar lalu mereka menghujaninya dengan peluru. Peluru berhasil mengenai ban mobil yang ditumpangi oleh Altea sehingga mobilnya tidak bisa terkendali.

Dia membanting setir lalu menabrak sebuah pohon besar, saat mobil menabrak pohon untung saja ada pengaman sehingga kepalanya tidak terbentur. Altea masih tersadar dan langsung membuka pintu mobil.

Hari semakin gelap dan dia berusaha untuk berjalan meninggalkan mobil yang sudah tidak bisa digunakan lagi. Dia berharap ada seseorang yang lewat sehingga dia bisa pergi dari tempat itu.

Di sisi lain para penjahat sudah berada di tempat mobil yang digunakan oleh Altea dan mereka tidak bisa menemukannya. Seorang pria merasa kesal karena di dalam mobil itu tidak ada wanita yang diinginkannya.

Ponselnya berdering dan pria itu pun mengangkat teleponnya, dia mendengarkan setiap ucapan orang yang ada di seberang telepon. Dia semakin kesal karena orang itu menyuruhnya untuk kembali ke markas.

"Baik," jawab singkat pria itu pada orang yang ada di seberang telepon lalu dia memutuskan sambungan teleponnya.

"Kita kembali ke markas," perintah pria itu setelah menerima telepon.

"Bagaimana dengan wanita itu?" tanya seorang anak buah kepadanya.

"Malam keberuntungan bagi wanita itu," jawab pria itu lalu dia berjalan dan masuk ke dalam mobil.

Mereka pun masuk ke dalam mobil dan berbalik arah, sedangkan Altea masih berjalan menelusuri jalanan. Dia masih ingat dengan baik jika jalan yang dilewatinya sudah benar, Altea menghentikan langkahnya saat dia melihat ada sebuah mobil.

Altea berusaha menghentikan mobil itu dan mobil itu pun berhenti, dia berjalan mendekat ke arah mobil itu lalu melihat siapa yang ada di dalamnya. Dia sedikit memberikan senyumnya karena yang ada di dalam mobil adalah seorang wanita.

"Bisakan aku menumpang hingga ke kota?" tanya Altea pada wanita itu.

Wanita itu memperhatikan Altea dengan saksama dan dia pun memberikan senyumannya lalu membukakan pintu mobil. Dia merasa jika wanita yang memerlukan bantuan darinya tidak berbahaya, sehingga dia akan menolongnya.

"Apa mobil yang menabrak pohon itu milikmu?" tanya wanita itu pada Altea karena dia baru saja melewatinya.

"Iya," jawab singkat Altea.

Wanita itu terus menjalankan mobilnya dan dia melihat ada luka di tubuh Altea, dia berpikir untuk mengajak Altea ke rumahnya. Karena ini sudah larut malam dan sudah pasti jalanan akan terasa sangat sulit untuk dilewati.

Dia pun mengatakan apa yang ada di dalam benaknya dan Altea pun menyetujuinya, setelah mendapatkan persetujuan dari Altea wanita itu pun langsung berbelok menuju rumahnya. Tidak terlalu lama akhirnya mereka tiba di sebuah rumah.

Altea melihat sebuah rumah dan dia juga melihat ada sebuah nama dan gambar, dia berpikir jika rumah wanita itu adalah sebuah peternakan sapi. Dia berjalan mengikuti wanita itu masuk ke dalam rumahnya.

"Kau bisa beristirahat di kamar ini dan aku akan membawakan kotak obat untukmu," ucap wanita itu pada Altea.

Altea melihat sekeliling kamar dan tidak ada yang mencurigakan, dia pun berjalan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar itu. Dia juga melihat ada sebuah handuk yang masih terlipat dengan kata lain handuk itu masih bersih sehingga dia bisa menggunakannya.

Tidak memerlukan waktu yang lama untuk melakukan rutinitas membersihkan diri dan dia pun berjalan ke luar dari kamar mandi. Dia melihat wanita itu tengah duduk di atas sofa dengan kotak obat yang ada di atas meja.

"Apa kau bisa mengobatinya sendiri?" tanya wanita itu pada Altea.

Aku bisa melakukannya sendiri dan terima kasih," jawab Altea.

Wanita itu tersenyum lalu beranjak karena dia mendengar suara yang memanggilnya dan yang memanggilnya itu adalah putrinya. Dia pun berkata, "Beristirahatlah dan kau tidak perlu mencemaskan hal lainnya."

Altea berjalan menuju pintu lalu dia menutupnya dengan rapat, setelah itu dia berjalan menuju sofa dan membuka kotak obat yang ada di atas meja. Dia mulai mengobati luka kecil yang ada di tubuhnya, setelah itu dia pun berjalan menuju ranjang lalu merebahkan tubuhnya di sana.

Terdengar getaran dari ponselnya yang ada di dalam tas, dia pun mencarinya dan menemukannya. Altea membuka tas kecilnya lalu mengambil ponselnya dan dia melihat pesan yang masuk ke dalam ponselnya.

"Untung saja tadi aku membawa tas kecil ini," gumam Altea setelah dia membaca pesan dari Mark.

Dia melihat kembali dan membaca semua pesan singkat yang diberikan oleh Mark, dia menghela napasnya dan berpikir jika dirinya akan lebih lama tinggal di Meksiko. Dia pun mendapatkan kabar jika sang kakak sudah mulai membaik dan sedang melakukan terapi agar bisa kembali berjalan.

"Aku harap tidak terjadi sesuatu denganmu dan kau bisa kembali berjalan," Altea berkata lalu dia memejamkan kedua matanya.