Sudah berbulan-bulan Altea mengikuti semua rencana yang dibuat oleh Leticia, dia sekarang sudah dikenal dengan sebutan wanita penjerat cinta. Banyak pria yang tergoda dan terjerat dengan kecantikannya.
Bahkan ada seorang pria yang sudah melakukan apa saja untuk mendapatkan perhatian dari Altea. Namun, semua yang dilakukannya sama sekali tidak pernah berhasil untuk menarik perhatiannya sebab Altea sedang memancing seseorang untuk ke luar dari persembunyiannya.
"Apa kau masih belum menemukan di mana orang itu berada?" tanya Altea pada Leticia.
"Rupanya membuat orang itu ke luar dari persembunyiannya tidak semudah yang kita bayangkan," jawab Leticia.
Altea terdiam dan dia memikirkan jalan lainnya yang bisa membuat orang itu ke luar dari tempat persembunyiannya. Dia sudah melakukan semua hal yang sudah direncanakan oleh Leticia dan juga rencana yang sudah dia buat sendiri.
Ponselnya berdering dan dia melihat nama yang tertera di layar ponselnya, dia berdiri lalu berjalan beberapa langkah menjauh dari Leticia. Dia mengangkat teleponnya dan mendengarkan semua informasi dari seseorang yang ada di seberang telepon.
"Aku akan ke sana dan aku harap apa yang kau katakan ini benar," ucap Altea pada seseorang yang ada di seberang telepon lalu dia menutup sambungan teleponnya.
Altea membalikkan tubuhnya dan dia menatap ke arah Leticia lalu berjalan mendekat kepadanya. Dia mengatakan pada Leticia jika dirinya harus pergi karena harus bertemu dengan seseorang.
"Kalau begitu aku akan kembali ke rumah dan aku harap kau berhati-hati," Leticia berkata pada Altea lalu dia beranjak dan berjalan meninggalkan kamar.
Altea mulai bersiap dan dia menggunakan sebuah gaun yang berwarna merah, dia merias wajahnya dan melihat ke depan cermin. Dia tersenyum lalu memoles bibirnya dengan pewarna bibir berwarna merah menyala.
Setelah semuanya siap Altea pun berjalan ke luar dari kamar dengan membawa sebuah tas kecil. Dia sudah mempersiapkan semuanya. Di dalam tasnya ada beberapa alat yang bisa dia gunakan sebagai senjata.
Saat dia sudah berada di luar rumah, dia melihat sebuah mobil mewah dengan seorang sopir menunggunya. Tanpa banyak bicara lagi Altea pun berjalan mendekat ke arah mobil lalu masuk ke dalamnya dan sang sopir pun langsung menjalankan mobilnya ke luar dari area rumah.
Selama di dalam perjalanan menuju lokasi yang akan dituju Altea hanya diam dan memperhatikan jalanan yang dilewatinya. Dia berusaha untuk mengingat semua hal yang dilihatnya karena itu bisa sangat berguna untuknya.
Sang sopir menghentikan mobilnya karena di depan ada beberapa pria dengan senjata lengkap. Seorang pria berjalan mendekat lalu mengetuk pintu kaca mobil tepat di bagian sang sopir dan sang sopir pun membukanya.
Tanpa banyak bicara pria itu memeriksa bagian belakang dan melihat Altea, dia sudah mengenal wanita yang duduk di kursi belakang. Dia pun memberikan tanda pada rekannya untuk membukakan pagar besi yang menjulang tinggi.
Sang sopir pun kembali menjalankan mobilnya dan masuk ke dalam sebuah rumah yang terlihat seperti istana. Altea melihat setiap sudut yang dilewatinya, dia tersenyum karena melihat begitu banyak pengawal yang berjaga.
"Terlihat berbeda," kata Altea dan terdengar oleh sang sopir.
"Tuan memperketat penjagaan karena sudah ada yang menyusup," jawab sang sopir.
Mobil pun berhenti dan sang sopir ke luar dari dalam mobil lalu dia membukakan pintu mobil untuk Altea. Dengan senyum khasnya Altea ke luar dari dalam mobil dan dia sedikit merapikan gaunnya.
Seorang wanita dengan pakaian serba hitam sudah berdiri sedari tadi dan dia menunggu kedatangan Altea. Tatapannya begitu tajam dan dia sama sekali tidak memperlihatkan sikap seriusnya dalam menjalankan tugasnya.
"Kau ikut denganku," ucap wanita itu tanpa basa-basi kepada Altea.
Altea tersenyum dengan sikap wanita yang ada di depannya lalu dia berjalan mengikuti wanita itu. Rupanya tidak hanya di luar saja tetapi di dalam rumah juga penjagaannya begitu ketat, dia menghentikan langkahnya saat wanita yang ada di depannya juga berhenti tepat di sebuah ruangan yang pintunya tertutup.
Wanita itu mengetuk pintunya dan tidak begitu lama pintu pun terbuka, terlihat seorang pria yang penampilannya sama seperti pengawal. Pria itu melihat ke arah Altea dan dia pun akhirnya menganggukkan kepalanya seraya mengizinkan Altea untuk masuk.
Altea berjalan masuk ke dalam ruangan dan dia melihat sudah ada beberpa orang yang hadir. Dia melihat ada beberapa wanita dan juga pria yang dengan penampilan rapi, di dalam benaknya bertanya apakah ini adalah sebuah pesta atau acara makan malam saja?
"Altea Aldrin, akhirnya kau datang juga," ucap seorang pria yang berjalan mendekat ke arahnya.
Altea terdiam sejenak melihat pria yang sedang mendekat ke arahnya, pria itu tidak lain adalah pria yang sudah membawanya menuju Hector. Dia pun tersenyum saat pria itu sudah ada di depannya.
"Senang bertemu denganmu lagi," Altea berkata sembari tersenyum menggoda.
"Begitu sulit bagiku untuk mengundangmu ke acaraku," Pria itu kembali berkata dengan menatap Altea secara saksama.
"Tuan Lucas, sepertinya Anda yang terlalu sibuk untuk bertemu denganku," timpal Altea yang melihat seorang wanita yang sedang berjalan ke arahnya.
Lucas tersenyum, dia menatap terus wanita yang ada di depan matanya. Dia merasa jika Altea semakin cantik dibandingkan beberapa bulan yang lalu di saat dia bertemu pertama kali bersama dengan Hector.
Dia pun kembali teringat dengan Hector dan berpikir apakah Altea ada hubungannya dengan kematian pria tua itu. Lucas pun akhirnya bertanya, "Apakah kau yang telah membunuh, Hector?"
"Menurutmu?" Altea balik bertanya sembari tersenyum dan melihat ke arah Lucas lalu beralih kepada wanita yang sudah ada di sisi Lucas saat ini.
"Kau masih hidup rupanya," ucap wanita yang ada di samping Lucas.