Altea berjalan dengan penuh kewaspadaan, dia melewati taman yang begitu luas. Namun, dia hanya tersenyum karena pengawasan yang terlihat sama sekali tidak begitu baik. Karena dia bisa degan mudah masuk ke dalam area rumah Sinatra.
Dia menghentikan langkahnya dan bersembunyi di balik sebuah pohon yang sangat besar sehingga bisa membuat dirinya tidak bisa terlihat. Altea mendengarkan dua orang pria yang sedang berbicara dan mereka membicarakan salah seorang anggota dari keluarga Sinatra.
'Apakah wanita tadi yang sedang mereka bicarakan?' Violet bertanya dalam hatinya setelah dia mendengar apa yang mereka bicarakan.
Tidak begitu lama mereka berdua pun kembali berjalan dan menuju posisi mereka semula. Altea merasakan jika dia sudah merasa aman lalu dia berjalan kembali menuju rumah utama yang sudah terlihat dengan kedua matanya.
Altea sudah berada di dekat bangunan yang terlihat seperti istana, dia melihat juga beberapa pengawal yang sedang berjaga di pintu masuk. Dia mencari jalan masuk lainnya yang bisa dia lewati tanpa diketahui oleh pengawal.
"Sepertinya aku harus ke sana," Altea bergumam lalu dia berbalik arah dan dia melihat ada sebuah tangga yang langsung naik ke sebuah balkon.
Dia menghentikan langkahnya sejenak dan berpikir ada yang aneh dengan penjagaan rumah Renzo. Entah mengapa Altea merasa jika penjagaan rumah ini sangat buruk dan tidak sesuai dengan informasi yang dia dapatkan tentang rumah dari keluarga Renzo Sinatra.
Namun, Altea menghempaskan semua pikiran itu dan tidak mungkin jika dirinya sudah diketahui oleh Renzo. Dia pun kembali berjalan dan menaiki anak tangga yang langsung menuju sebuah balkon yang cukup besar.
Altea sudah berada di balkon dan dia pun masih waspada dengan semua pengawal yang ada di sekitar rumah. Dia melihat ada sebuah jalan masuk yang tertutup oleh tirai dan Altea masuk ke dalamnya.
"Akhirnya kau masuk juga," ucap seseorang yang sedang duduk dengan santainya di atas sofa sembari melihat ke arah Altea.
"Apa kau sudah menungguku?" tanya Altea sembari tersenyum pada pria yang sedang menatapnya.
Pria itu tersenyum juga dan dia beranjak lalu berjalan mendekat ke arah wanita yang sudah masuk ke dalam kamarnya tanpa izin. Dia menghentikan langkahnya saat dirinya sudah berada tepat di depannya sembari menatapnya dengan penuh selidik.
"Aku selalu menunggumu dan akan bersabar menungguku kedatanganmu. Aku pikir kau akan datang besok pagi sesuai dengan apa yang kau katakan pada utusanku," Pria itu kembali berkata dengan tatapan yang penuh dengan ketertarikan.
Altea menatap pria yang ada di depannya itu dan memerikan senyum tipis lalu berkata, "Rupanya kau Renzo Sinatra."
"Menarik dan aku sangat menyukai kau memanggil namaku," timpal Renzo sembari tersenyum dan dia maju satu langkah sehingga dia semakin dekat dengan Altea.
Altea mundur satu langkah karena dia merasa batas amannya sudah terlewati tetapi Renazo maju lagi satu langkah. Setiap dia mundur makan Renzo akan maju dan terlihat sangat jelas jika pria itu tidak akan melepaskannya.
"Mengapa kau mundur? Apakah kau takut denganku? Bukankah kau ingin menagih hutang padaku? Kalau bisa tahu hutang apa aku padamu?" Renzo melayangkan begitu banyak pertanyaan pada Altea.
"Darah di bayar dengan darah dan aku ingin kau mati di tanganku ini," jawab Altea lalu dia menyerang Renzo.
Pukulan demi pukulan dia layangkan pada Renzo dan dia tidak membiarkan pria itu menyerang balik. Altea melihat senyum Renzo dan itu membuatnya semakin kesal saja, dia menyerang Renzo tanpa henti tetapi tetap saja serangannya sama sekali tidak mengenai pria itu.
Renzo hanya tersenyum dengan serangan yang dilakukan oleh Altea, dia tidak mengira jika wanita yang dia inginkan bisa melakukan semua ini. Namun, semakin dia tahu tentang apa yang tersembunyi dari wanita yang sedang menyerangnya dia semakin tertarik.
"Aku muak dengan senyummu itu. Lawan aku," Altea berkata dengan nada kesal dan napasnya pun sudah terengah-engah.
"Aku tidak akan menyerangmu," timpal Renzo yang terus saja menghindar atau bertahan dari serangan Altea.
Altea semakin kesal dengan apa yang dikatakan oleh Renzo dan dia pun mempercepat serangannya. Dia merasa jika dirinya mulai melemah dan dia berpikir jika selama beberapa minggu ini tidak berlatih dengan baik. Dan dia hanya fokus dengan panggilan para pria hidung belang guna mencari informasi siapa orang yang tahu tentang kematian kedua orang tuanya.
Dia melayangkan tendangannya dan tendangan itu mengenai sebuah guci sehingga terjatuh lalu pecah. Suara pecahan guci itu pun terdengar oleh pengawal yang kebetulan melewati kamar Renzo.
"Tuan, apakah kau tidak apa-apa?" tanya sang pengawal yang masih menunggu di balik pintu kamar.
"Kalian masuklah," jawab Renzo pada pengawalnya.
'Sial, dia meremehkan aku,' batin Altea dan dia memperlihatkan wajah kesalnya kepada Renzo.