Chereads / Sang Penjerat Cinta / Chapter 29 - 29. Apa Kau Yakin

Chapter 29 - 29. Apa Kau Yakin

"Aku tidak yakin jika kalian semua bisa menghabisku dengan mudah," Altea berkata sembari tersenyum.

Altea memegang sebuah balok kayu yang ditemukannya di dalam gudang, dia menggunakan alat itu untuk melindungi dirinya serta menyerang musuhnya. Dia melihat dengan saksama pria yang ada di depannya sembari melihat siapa saja yang akan menyerang.

"Wanita sombong," timpal seorang pria yang sudah berjalan mendekat ke arah Altea.

Pria itu sudah siap untuk menghabisi wanita yang sombong itu, dia merasa yakin jika wanita yang ada di depannya itu sama sekali tidak memiliki kemampuan. Dia dengan penuh percaya dirinya menyerang Altea. Dia mulai menyerang Altea tetapi setiap serangan pria itu sama sekali tidak pernah berhasil mengenainya.

Sekarang Altea hanya bertahan dari serangan pria itu karena dia ingin memberikan kesempatan pada pria itu. Altea juga mengulur waktu agar wanita yang ada di dalam rumah bangun dan menghubungi seseorang untuk membantunya.

"Apa kesombonganmu itu hanya bertahan saja?" tanya pria itu dengan nada yang meremehkan.

Altea tersenyum saat mendengar apa yang dikatakan oleh pria itu dan dia pun langsung menyerang balik pria itu. Serangannya begitu cepat sehingga pria itu terjatuh, semua orang yang melihatnya menertawakan pria itu dan mulai menyindir.

Pria itu tidak terima dengan apa yang sudah terjadi dan dia pun kembali berdiri, dia melihat ke arah Altea dengan tatapan yang begitu kesal. Dia merasa dipermalukan oleh seorang wanita, dia pun meludah lalu menyerang Altea dengan cepat.

Di saat mereka berdua sedang berkelahi, ponsel pria yang sedang menyadar ke mobilnya berdering. Dia mengangkat teleponnya lalu mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang yang ada di seberang telepon. Raut wajahnya berubah menjadi kesal setelah mendengar perintah orang itu.

"Baik," jawab pria itu singkat lalu menutup sambungan teleponnya.

Pria itu pun melihat ke arah anak buahnya yang tidak bisa menghabisi satu orang wanita saja. Dengan wajah kesalnya dia mengambil senjata lalu menyuruh anak buahnya untuk melakukan semuanya dengan cepat. Semua anak buahnya pun mengangguk dan sebagian dari mereka mendekat ke rumah.

Altea melihat pergerakan mereka dan dia pun mulai bergerak dengan cepat, dia berusaha untuk melumpuhkan musuh yang ada di dekatnya. Dia tidak ingin terjadi sesuatu pada mereka semua yang sudah berbuat baik padanya serta dia juga tidak ingin jika anak-anak itu tewas.

"Lakukan sekarang," perintah pria itu sembari mengarahkan senjata ke arah Altea.

"Jika kau berani maka lakukan saja," seseorang berkata dengan nada dingin.

Semua orang menghentikan gerakannya karena mendengar suara yang mereka kenal, suara yang tidak mungkin mereka lupakan. Sebab orang dengan suara itu adalah seseorang yang sangat ditakuti dan orang itu juga bisa membunuh tanpa berkedip.

Seorang pria berjalan dengan penuh percaya diri dan di belakangnya ada beberapa orang dengan senjata lengkap. Tatapan mereka begitu tajam melihat orang-orang yang sudah membuat masalah dengan salah satu anggota yang terpenting di dalam kelompok mereka.

"Kau bodoh jika menuruti perintah tuanmu itu," Pria itu kembali berkata setelah dia berada di depan pria yang hendak membakar rumah itu.

Altea terdiam dan dia melihat mereka semua, dia yakin jika saat ini dirinya sudah berada di dalam lingkaran mafia. Sebab dia bisa melihat semua itu, tidak begitu lama wanita yang menyelamatkan Altea pun ke luar dari rumah dengan aura yang berbeda.

Wanita itu menghentikan langkahnya saat dia berada di depan pria yang memerintahkan anak buahnya untuk membakar rumahnya. Dia menatap pria itu dengan tatapan yang sangat tajam seraya ingin menghabisi pria yang sudah berniat buruk padanya dan juga orang-orang yang dicintainya.

"Kau ingin membakar rumahku? Apa tuanmu itu sudah bosan hidup?" tanya wanita itu dengan nada menekan.

"Tuanku akan tetap hidup tetapi kau yang akan mati malam ini," timpal pria itu dengan penuh percaya diri.

Pria itu yakin jika dirinya tidak akan mati malam ini sebab dia sudah menyuruh sekelompok anak buahnya untuk datang ke rumah itu. Dia sudah merencanakan semua ini dengan sangat matang dan tidak akan pernah mengecewakan sang tuan.

"Kau begitu yakin? Tetapi sebaiknya kau lihat ini," sambung seorang pria yang baru saja tiba dan menyerahkan potongan telinga pada pria yang sudah bersikap sombong itu.

"Sepertinya kau terkejut karena tidak akan ada yang membantumu," Wanita itu kembali berkata dengan nada meremehkan.

Tanpa banyak bicara lagi wanita itu pun langsung memberikan tanda pada beberapa orang yang baru saja datang itu yang tidak lain adalah orang-orang kepercayaan sang ayah. Melihat tanda itu mereka semua langsung menghabisi orang-orang yang sudah berniat buruk.

Altea bergeming dan dia sama sekali tidak terlihat takut dengan apa yang baru saja dilihatnya, saat ini yang ada di dalam benaknya hanya berpikir untuk segera pergi. Sebab dia bisa merasa lega karena wanita itu dan juga anak-anak tidak akan berada dalam bahaya.

Semua penjahat sudah mati dan wanita itu melihat ke arah Altea lalu dia berjalan dengan santainya. Dia menghentikan langkahnya saat sudah berada di hadapan Altea lalu bertanya, "Apa kau terkejut dengan apa yang sudah aku lakukan?"

"Tidak," jawab singkat Altea.

"Aku tadi melihatmu sebenarnya apa yang kau cari di sini? Apa kau yang membunuh Hector?" Wanita itu kembali bertanya pada Altea sebab dia begitu penasaran dengan wanita yang terlihat bukan seperti wanita Meksiko.

"Apa kau yakin yang mati itu adalah Hector?"