Altea terus mencambuk pria tua itu tetapi yang terlihat bukan rasa sakit karena pria tua itu malah terkekeh-kekeh. Dia sama sekali tidak merasa sakit dengan setiap cambukkan yang diberikan oleh Altea malah pria tua itu sangat menikmatinya.
"Kau sama sekali tidak akan pernah tahu kebenaran tentang wanita itu," Hector berkata pada Altea lalu kembali tertawa.
Mendengar itu Altea tahu jika pria tua itu tidak akan mengatakan kebenarannya dan dia pun sudah memutuskan untuk menghabisi Hector. Karena baginya orang yang sudah tidak berguna baginya dan juga orang yang sudah banyak berbuat dosa harus dihabisi.
"Aku tanya sekali lagi katakan di mana orang itu," Altea bertanya pada Hector dengan nada menekan sembari mengoleskan racun di cambuknya.
"Jangan harap kau bisa mendapatkan apa yang kau inginkan," timpal Hector yang masih penuh percaya diri bisa membuat Altea bertekuk lutut di bawah kakinya.
Hector sengaja tidak melawan wanita yang ada di depannya sebab dia ingin merasakan sensasi sebelum dia menikmati setiap lekuk tubuhnya. Setelah itu dia akan menghabisi wanita yang sudah berani bertanya padanya tentang sesuatu yang sudah lama dia kubur.
"Baiklah jika kau memilih itu maka kematian yang akan kau terima," Altea berkata lalu dia mulai menyerang Hector dengan cambuknya.
Pria tua itu tertawa saat cambuk mengenai tubuhnya, dia tidak menyadari jika cambuk itu sudah dilumuri oleh racun. Altea tersenyum saat mendengar tawa Hector, dia sudah tidak sabar melihat pria tua itu lemas dan akhirnya mati.
Altea menghentikan mencambuk Hector lalu dia berjalan menuju sebuah sofa lalu duduk dengan santai di sana. Dia menatap pria tua itu yang masih terkekeh dan perlahan tawanya berkurang lalu diganti dengan suara kesakitan.
"Apa yang sudah kau lakukan padaku?" tanya Hector pada Altea yang masih duduk di atas sofa sembari melihat ke arahnya.
"Bukankah kau menyukai apa yang sudah aku lakukan?" Altea balik bertanya pada Hector sembari tersenyum menggoda.
Hector merasakan panas dari setiap luka yang ada di tubuhnya, dia pun berpikir apakah ada masalah dengan cambuk itu. Dia berjalan mendekat ke arah Altea dan dia pun jatuh tersungkur tepat di bawah kaki Altea.
Dia tidak bisa menggerakkan kedua kakinya meski dia berusaha dengan cukup keras. Hector yakin jika dirinya sudah terkena racun dan dirinya juga yakin apabila Altea memiliki penawar racun yang sudah ada di tubuhnya.
"Berikan aku penawarnya dan aku akan memberikan semua yang kau inginkan," Hector berkata pada Altea dengan nada memohon.
"Bukankah tadi kau mengatakan akan membuatku bertekuk lutu di bawah kakimu? Sekarang siapa yang sudah ada di bawah kakiku?" Altea bertanya kembali pada pria tua itu sembari membungkukkan tubuhnya.
Tangan Hector berhasil memegang rambut Altea dan dia berkata, "Dasar wanita sial … berani sekali kau melakukan semua ini padaku. Cepat berikan penawarnya."
Altea kembali tersenyum lalu tangannya memegang tangan pria itu dan melepaskan rambutnya. Dia menghempaskan begitu saja tangan pria tua yang sudah tidak memiliki tenaga lagi dan mungkin sebentar lagi akan mati.
"Aku sudah tidak peduli lagi dengan apa yang kau miliki karena aku masih bisa menemukan apa yang aku inginkan. Sekarang yang akan kau terima adalah kematian," Altea berkata dengan nada dingin dan senyum samarnya.
Tidak begitu lama setelah dia mengatakan itu terdengar suara tembakan dan juga ledakan, dia beranjak dan berjalan menuju sebuah jendela yang ada di dalam kamar itu. Altea menyibakkan kain yang menutupi jendela untuk melihat apa yang terjadi di luar.
"Rupanya ada yang ingin menghabisimu selain aku," Altea berkata sembari terus melihat ke arah luar.
Altea melihat para pengawal Hector mulai berjatuhan dan dia juga melihat orang-orang yang berjalan masuk sembari menghabisi semua yang menjadi penghalang. Dalam benak Altea berpikir jika dirinya harus segera pergi meninggalkan rumah yang sudah akan hancur ini.
Dia membalikkan tubuhnya dan melihat ke arah pria tua itu, Altea menghentikan langkahnya saat dia sudah berada di dekat Hector. Dia berjongkok lalu mengatakan jika dia akan memberikan penawar racun jika pria tua itu bisa membuka pintu kamar itu.
"Aku tidak percaya denganmu," ucap Hector dengan nada lemas.
"Benarkah? Apa kau yakin dengan semuanya," timpal Altea sembari menunjukkan sesuatu pada pria itu.
"Jangan lakukan itu … dia sama sekali tidak bersalah dan aku tidak akan pernah melepaskanmu jika terjadi sesuatu dengannya," Hector kembali berkata dengan nada mengancam meski suaranya sudah terdengar sangat lemah.
"Pilihan itu ada di tanganmu," Altea kembali berkata sembari beranjak.
Dia memegang tangan Hector lalu menyeretnya secara perlahan hingga mendekat ke arah pintu sebab dia memerlukan sidik jari pria tua itu. Namun, Hector sudah tidak bisa bertahan dan akhirnya dia pun mengembuskan napas terakhirnya.
"Sial … aku tidak boleh ada di dalam kamar ini lebih lama lagi," Altea berkata dengan nada kesal lalu dia mengambil sebuah pisau lipat dari dalam tas.
"Cepat buka pintunya!"