Keiyona melahap makanannya dengan terburu-buru. Ia tidak mampu bertahan lebih lama lagi di rumahnya sih Clayton itu, apalagi juga ada Aiden. Keiyona jadi merasa seperti seorang gadis yang tidak benar. Walaupun masakannya Clayton terasa enak dan nikmat, tapi tetap saja Keiyona tidak terlalu menikmatinya karena ia harus pulang sesegera mungkin.
"Buru-buru banget. Memangnya lo mau kemana?" tanya Aiden yang sedari tadi memperhatikan cara makan Keiyona yang ada di hadapannya saat ini.
Keiyona menghentikan tangannya yang hendak menyuapkan sesuap soup ke dalam mulutnya. Ia menatap Aiden, kemudian beralih kepada Clayton yang terlihat sama sekali tidak mempedulikan dirinya.
"Ah, gue ada tugas sekolah harus di kumpul besok." jawab Keiyona asal, membawa tugas sekolah padahal besok pun sepertinya ia tidak ingin pergi ke sekolah.
Keiyona dapat melihat Clayton yang sedang berusaha menahan tawanya. Melihat hal itu, Keiyona menjadi sangat jengkel. Kenapa pula Clayton menunjukkan ekspresinya yang seperti itu?! Pikirnya kesal.
"Kenapa lo?" ketus Keiyona yang tidak tahan melihat ekspresi Clayton.
Clayton mengangkat alisnya sebelah. "Ada yang salah?" tanyanya merasa tak berdosa.
"Muka lo itu ngeselin." kata Keiyona yang masih terdengar ketus.
"Wajah saya udah tampan dari dulu." katanya pula dengan tingkat kepercayaan diri yang sangat tinggi.
Keiyona akui, memang Clayton terbilang tampan. Ralat, bahkan sangat tampan. Namun, sepertinya Keiyona tidak tertarik pada pria itu yang selalu berbicara secara formal kepadanya. Tidak seperti Aiden yang dapat beradaptasi dengan lingkungannya.
"Pede banget lo." celetuk Aiden yang seakan mewakilkan perasaan Keiyona.
Keiyona tersenyum simpul. "Gue udah siap." kata Keiyona menunjukkan isi piringnya yang sudah habis tak bersisa.
"Lo langsung mau pulang? Padahal gue udah nyiapin film bagus buat kita tonton malam ini." kata Aiden yang seperti tidak ingin Keiyona segera pulang malam ini.
Keiyona menunjukkan senyuman termanis yang ia punya kepada Aiden. "Next time aja ya." katanya menolak secara halus.
Bukannya Keiyona tidak ingin berada disana, tapi entah mengapa auranya terasa lebih horor jika ada Aiden disana. Apalagi aura Clayton yang sangat mendominasi, sehingga Keiyona sepertinya lebih baik pulang ke rumah saat ini sebelum hal yang sedari tadi ia pikirkan akan terjadi dengan begitu saja.
"Tapi--"
Ting! Tong!
Suara bel rumah milik Clayton berbunyi. Keiyona menatap kedua pria dewasa di hadapannya secara bergantian, lalu ia beranjak berdiri dari sana.
"Biar gue aja yang lihat." kata Keiyona yang sudah langsung berlari kecil untuk pergi dari situasi yang cukup awkard baginya. Padahal sebelumnya, Keiyona cukup akrab dengan Aiden. Namun, entah mengapa terasa berbeda jika langit mulai gelap.
"Aneh." gumam Clayton yang mampu membuat Aiden tertawa renyah.
"Dia memang aneh." kata Aiden pula.
Keiyona membuka sebuah pintu di hadapannya saat ini dan betapa terkejutnya Keiyona mendapati seoranh wanita cantik dengan rambut yang terurai ke bawah. Tidak hanya Keiyona, wanita dewasa itu juga terlihat sama terkejutnya.
"Habis lo kali ini, Kei." batin Keiyona was-was karena ia tahu siapa wanita di depannya saat ini.
"Kayaknya gue salah alamat." katanya yang hendak pergi, tapi suara berat seseorang di belakang Keiyona langsung menghentikan langkah wanita itu.
"Kamu enggak salah alamat." katanya memberitahu.
Wanita itu pun kembali memutar tubuhnya dan mendapati sang kekasih berdiri disana, tepat di belakang Keiyona.
"Lo bisa jelasin ini semua?" kata wanita itu dengan tangan yang ia lipat di depan dada.
"Eh, ada Vanya?" sapa Aiden yang juga tiba-tiba saja sudah berada disana.
Zevanya mengernyitkan keningnya melihat kehadiran dari sepupunya Clayton disana. Ini terlihat sangat jarang terjadi dan semua terjadi disaat ada Keiyona? Gadis asing yang tiba-tiba muncul di kehidupan asmaranya bersama dengan Clayton.
"Lo ngapain disini?" tanya Zevanya kepada Aiden.
"Emangnya enggak boleh?" kata Aiden menjawab.
"Lo yang ngundang mereka semua? Apa cuman gue yang enggak di undang?" tanya Zevanya yang terdengar kesal terhadap Clayton yang hanya terdiam disana, tanpa memberikan penjelasan sedikit pun.
Memang seperti itulah Clayton yang membuat Zevanya harus memperbanyak stok kesabarannya.
"Zevanya." panggil Clayton untuk memperingatkan Zevanya agar tidak berbicara menggunakan bahasa santai seperti yang baru saja Zevanya ucapkan.
Clayton tidak menyukai cara berbicara kekasihnya sekarang ini.
"Gue salah ya? Lo duluan yang mulai cari gara-gara." kata Zevanya lagi yang membuat Aiden juga menjadi tidak enak berada disana.
"Ceritanya panjang. Aku jelasin di dalam sambil makan ya?" katanya membujuk Zevanya, tapi Zevanya terlihat tidak terbujuk.
"Enggak, gue mau pulang aja." katanya, tapi suara Mbok Lasti langsung terdengar disana.
"Astaga, nona Kei. Kamu kenapa demen banget sih di rumah tetangga?" katanya menyapa semua orang yang ada disana.
Keiyona dapat bernapas dengan lega melihat hadirnya Mbok Lasti. Setidaknya nyawa Keiyona terselamatkan kali ini dari apertengkaran sepasang kekasih yang ada di hadapannya.
"Gue kena musibah, mbok." kata Keiyona memberitahu.
"Musibah apa non? Nona baik-baik ajakan?" tanya Mbok Lasti yang sibuk memperhatikan Keiyona, memastikan bahwa anak majikannya itu tidak terluka barang sedikit pun.
"I'm fine. Kita pulang sekarang." katanya yang kemudian kembali terhenti melangkah karena suara deringan dari ponselnya.
Keiyona mengambil ponselnya dan melihat nama seseorang yang paling ia benci terpampang dengan sangat jelas.
Keanu.
Clayton dapat menangkap nama itu dan ia juga tidak tahu siapa yang bernama Keanu tersebut. Mungkin teman sekelas Keiyona, pikirnya.
"Anak tidak tahu diri!"
Keiyona memejamkan matanya mendengar suara Keanu yang membentaknya dengan sangat kuat. Tidak hanya Keiyona, bahkan semua orang yang ada disana mendengar teriakan itu.
"Non saya--"
"Shut up." kata Keiyona, kemudian melangkah menjauh dari semua orang dan masuk ke dalam rumahnya tanpa berpamitan.
Clayton serta Aiden yang melihat kejadian itu merasa prihatin. Walaupun Aiden tidak tahu siapa orang itu, tapi ia merasa kasihan kepada Keiyona. Begitu pun dengan Clayton yang sudah mengetahui sedikitnya apa yang terjadi di dalan rumah besar milik Keiyona. Clayton juga tidak bisa berbuat banyak. Ia hanya menghelakan napas dengan kasar.
"Maaf tuan, saya pamit dulu." pamit Mbok Lasti yang langsung berlari terburu-buru menuju ke rumah majikannya itu.
Semua itu tidak terlepas dari pandangannya Clayton. Clayton juga tidak tahu harus membantu dalam bentuk apa melihat kekejaman ayahnya Keiyona yang ia lihat tempo hari. Clayton juga tidak suka ikut campur dengan urusan orang lain. Sehingga ia hanya bisa diam dan melihat semuanya.
"Clayton!" panggilan Zevanya langsung membuyarkan lamunan Clayton saat ini.
Clayton tersentak pelan, lalu menoleh pada kekasihnya Zevanya. Bodoh sekali dirinya, sebuah masalah saat ini ada di hadapannya dan Clayton merasa kasihan terhadap masalah orang lain?
"Aku nginap disini." katanya dengan mutlak dan langsung masuk ke dalam rumah baru Clayton.
"Kalau gitu gue pulang." pamit Aiden yang langsung menghampiri mobilnya dan segera pergi tanpa berbasa-basi lagi.
Clayton memijit pangkal hidungnya dengan pelan. Sepertinya kepalanya akan meledak sebentar lagi.
***