Aiden memperhatikan Clayton yang sedang memotong beberapa bahan dapur seperti, tomat, bawang, wortel, selada dan lain-lain.
Saat ini Clayton memang sedang melakukan aktivitas masak yang pria itu sukai. Ia menggunakan keterampilan masaknya untuk membuat sebuah soup yang biasa Clayton buat untuk makan malamnya nanti. Clayton tidak sendirian, ia ditemani oleh Aiden yang terlihat sedang memperhatikan dirinya yang sibuk di dapur. Tanpa berniat untuk membantunya barang sedikit pun.
"Rumah baru lo bagus juga." kata Aiden memuji selera Clayton.
"Thanks." jawab Clayton seadanya.
Aiden menganggukkan kepalanya pelan. "Lo renov sebelum pindah?" tanya Aiden penasaran karena tidak mungkin rumah baru yang Clayton tempati ini sudah sebagus yang ia lihat sekarang.
"As you know." jawab Clayton lagi yang kedua tangannya masih sibuk untuk memasak.
"Terus rumah dia yang mana?" tanya Aiden lagi.
"Di depan."
"Oh, yang depan itu ya? Pantes mobilnya tadi enggak asing." kata Aiden yang tadi memang sengaja datang ke rumah Clayton dengan alasan mengantar mobil sport milik Keiyona.
Padahal Aiden bisa menyuruh bawahannya, tapi ia memang sengaja ingin mengantarkannya sendiri dan menikmati harinya di rumah Clayton. Dimana juga ada seorang gadis cantik yang mungkin sudah menarik perhatiannya Aiden.
Aiden melirik arah anak tangga disana yang masih belum ada tanda-tanda kehidupan. Clayton juga mengikuti arah pandang Aiden yang sepertinya sepupunya itu sedang menunggu Keiyona bangun saat ini.
"Lo suka sama dia?" tanya Clayton secara spontan melihat gerak-gerik dari Aiden sedari tadi.
Aiden berdeham sejenak. "Enggak, lucu aja. Gue selalu pengen punya adek perempuan." katanya menjawab dan Clayton membenarkan hal itu.
Aiden adalah anak tunggal dan dari dulu, sepupunya itu sangat ingin memiliki saudara perempuan. Namun, sayangnya Aiden tidak pernah mendapatkannya karena memang kedua orang tuanya tidak ingin memiliki anak lain selain dirinya sendiri. Itulah yang membuat Aiden merasa kesal dan selalu membuat kesalahan diluar sana. Bahkan pernah sekali, Aiden menggemparkan group keluarga mereka ketika Aiden memungut seorang gadis belia dari club ke rumahnya. Tentu saja hal ini membuat semua orang menentangnya dan gadis malang itu langsung dipulangkan seperkian menitnya.
"Saran gue, lo cari yang lain aja." kata Clayton sembari memasukkan beberapa potongan kentang dan wortel ke dalam wadah yang sudah di panaskan.
Aiden mengernyitkan keningnya bingung. "Kenapa?" tanyanya heran.
"Nyusahin." kata Clayton memberitahu dan Aiden langsung tertawa renyah.
"Kayaknya lo tahu banget ya tentang dia." katanya berceletuk, terdengar bercanda.
Clayton tidak menjawab. Ia memilih untuk tetap fokus pada masakannya, agar tidak membuat kesalahan yang membuat dirinya tidak menyukai masakannya sendiri nanti.
"By the way, lo kenal dia dimana?" tanya Aiden yang merasa cukup penasaran dengan fakta yang satu ini.
Clayton melirik Aiden sekilas, lalu ia kembali fokus pada pekerjaannya saat ini.
"Enggak mau jawab? Atau jangan-jangan kayak novel yang biasa gue baca?" kata Aiden membuat Clayton langsung menghentikan kegiatannya dan menatap Aiden lama.
"Gue enggak paham."
"Well, karena lo baru pindah jadi biasanya tetangga lo itu bakal ngasih seserahan sebagai ucapan selamat datang. Am i wrong?" kata Aiden memberitahu apa yang mungkin terjadi saat Clayton pindah rumah dari beberapa novel yang ia baca.
"Kebanyakan drama lo." kata Clayton yang kemudian kembali melakukan aktivitasnya.
"Jadi, lo kenalnya gimana?" tanya Aiden lagi yang masih merasa penasaran.
Clayton menghelakan napas dengan kasar. Sepertinya Aiden tidak akan mau berhenti sebelum ia me jawab pertanyaan sepupunya yang satu itu.
"Parkiran." jawab Clayton mengaku.
Parkiran?
"Lo kalau mau ngarang yang benat dikit, Clay." kata Aiden yang tampak tidak percaya atas apa yang dikatakan oleh Clayton.
"I'm serious."
Aiden mengangkat alisnya sebelah. "How?" tanya Aiden lagi.
"Gue nabrak mobil dia."
Aiden tertawa renyah membayangkan bagaimana Keiyona pasti memarahi Clayton habis-habisan, ditambah lagi dengan ekspresi masam Clayton. Aiden dapat membayangkan ia ada disana waktu itu.
"I see."
***
Suhu udara yang terasa menusuk-nusuk permukaan kulita Keiyona, membangunkan Keiyona dari tidurnya. Ia mengucek kedua kelopak matanya dengan perlahan. Tangannya meraba-raba area nakas untuk mencari remote pendingim ruangan untuk segera dimatikan karena Keiyona bisa saja mati kedinginan jika terus seperti ini. Keiyona berdecak sebal karena tidak dapat menemukan benda yanh ia cari.
Keiyona pun terpaksa membuka kedua buah matanya dan mencari di atas kasur, kali saja ia letakkan disana. Namun, mata Keiyona mengangkap sebuah remote pendingin ruangan itu yang di tempel di tembok kamarnya. Keiyona pun berjalan melangkah kesana dan langsung mematikan suhu ruangannya. Disaat Keiyona kembali merebahkan tubuhnya di kasur empuk miliknya, ia kembali di buat langsung bangkit dan memperhatikan sekitarnya.
Ini bukan kamar Keiyona. Keiyona langsung beranjak berdiri dan lagi, matanya kembali di nodai dengan pemandangan ruangan pribadi milik seseorang di bawah sana.
Sial, lagi-lagi Keiyona kembali terjebak di dalamnya.
"Lengkap." gumam Keiyona bernapas dengan lega melihat seluruh pakaiannya yang ia kenakan masih sama dan juga lengkap.
Keiyona pun segera bergegas berlari menuruni anak tangga. Betapa dibuat terkejut lagi dirinya melihat juga ada keberadaan Aiden di ruang tamu Clayton. Clayton juga terlihat baru datang dari arah dapurnya dengan secangkir kopi yang aromanya langsung tercium ke seluruh penjuru ruang tamu.
Saat ini Keiyona merasa seperti ia memiliki dua orang suami di rumah orang lain.
"Udah bangun?" tanya Aiden di tengah keterkejutan Keiyona.
Keiyona bahkan tak mampu untuk sekedar melangkah dari tempatnya saat ini.
"Duduk sini." kata Aiden lagi menyisihkan tempat, tepat di samping pria itu.
Deg.
Keiyona menggelengkan kepalanya dengan cepat. Tidak, ia tidak boleh terpengaruh dengan pikiran kotornya. Keiyona harus bisa keluar dari situasi ini dimana ia berada di bawah atap yang sama bersama dengan dua orang pria dewasa.
"Keiyona." panggil Aiden lagi, sementara Clayton memilih untuk pura-pura tidak melihatnya.
Keiyona berdeham pelan. "Clay, gue pulang aja." katanya yang hendak berlalu pergi, tapi suara Clayton langsung menghentikannya.
"Saya udah masak untuk makan malam." kata Clayton memberitahu.
"Maksudnya gue makan malam bareng mereka berdua gitu? Ck. Lo dalam simulasi mempunyai dua suami, Kei!" pekiknya dalam hati.
"Enggak usah, gue makan di--"
"Aiden, batalkan semua--"
"Oke, fine!" pekik Keiyona berteriak, kemudian ia berjalan cepat menuju ke dapurnya Clayton.
Tentu saja Keiyona mengetahui denahnya karena sebagian besar rumah di blok mereka memiliki denah yang sama. Lagi pula, semua rumah dapurnya di belakangkan? Pikir Keiyona.
Aiden menggelengkan kepalanya melihat apa yang baru saja dilakukan oleh sepupunya Clayton itu. Apa yang dilakukan oleh Clayton, seperti bukan Clayton yang Aiden kenal.
"Is that you, Clay?"
"Lo tahu, enggak ada yang gratis."
Aiden menganggukkan kepalanya membenarkan. "Ini baru lo." katanya, kemudian mulai menyusul Keiyona.
***