Setibanya di tempat makan itu, Keiyona langsung turun tanpa menutup pintu mobil milik Clayton. Keiyona tampak sangat kelaparan, sehingga ia lupa untuk menutupnya.
"Keiyona!" peringat Clayton, tapi Keiyona tidak menghiraukannya.
"Ck. Dasar." gumam Clayton sambil menutup pintu mobil yang tidak di tutup oleh Keiyona.
"Om, sini!"
"Eh, maksud gue Regal sini!"
Terdengar suara cempreng Keiyona yang sudah memanggil Clayton dari arah tempat yang sudah lebih di duduki oleh Keiyona. Clayton pun berjalan menghampiri Keiyona dan duduk tepat di sebelah gadis itu. Kini semua pasang mata tertuju kepada Clayton dan juga Keiyona.
Yups, siapa yang tidak mengenal Clayton Regan Stein? CEO muda tampan kaya raya yang terkenal di penjuru ibu kota Jakarta. Apalagi saat ini ia sedang makan bersama dengan seorang gadis dan makan di pinggiran jalan pula.
"Eh, coba lihat itu. Itukan Clayton." bisik seorang perempuan kepada temannya, yang duduk tidak jauh dengan keberadaan Keiyona dan juga Clayton.
"Iya, itu Clayton. Dia sama siapa itu? Pacarnya, kah? Kayaknya itu bukan pacarnya deh." balas temannya pula.
Keiyona melirik dua gadis yang bertepatan duduk di sebelahnya.
"Kok mereka kenal sama Regal? Apa cuman gue aja yang enggak kenal Regal? Kelihatannya mereka tertarik sama Regal." gumam Keiyona dan sudah mulai berpikiran untuk menjahili kedua gadis tersebut.
"Lama banget sih jalannya, om!" ucap Keiyona sambil tersenyum tipis dan melirik kedua gadis itu.
"Hah, om?" ujar kedua gadis yang ada di sebelah Keiyona dengan serentak.
"Clayton!"
"Bisa enggak sih, kamu sedikit lebih sopan sama saya? Ini di depan umum, Keiyona!" kata Clayton dengan ketus.
Keiyona terkekeh pelan, kemudian ia menawarkan menu yang ada disana.
"Lo mau pesan apa? Disini makanan favoritnya ketoprak. Atau lo mau sate madura? Itu di sebelahnya juga ada sate madura. Biar gue bilangin ke masnya." ucap Keiyona yang sudah tidak sabaran karena perutnya yang semakin terasa keroncongan.
"Saya pesan ketoprak aja." jawab Clayton tanpa basa-basi.
"Mas, saya pesan ketopraknya dua ya. Enggak pake lama ya mas!" kata Keiyona memesan.
"Oke mbak, mohon di tunggu ya."
"Oh iya, minumnya apa mbak?" tanya penjual ketoprak tersebut.
"Gue mau minum teh manis dingin aja deh mas. Enggak tahu ya kalau dia mau minum apa." kata Keiyona sambil menatap Clayton genit.
"Teh manis dinginnya batal. Dua teh manis panas aja." ucap Clayton yang sambil menatap tajam mata Keiyona.
"Ih, apaan sih lo. Kok lo yang ngatur gue mau minum apa?" Keiyona tampak kesal kepada Clayton.
"Kamu mau bayar sendiri?" tanya Clayton yang kembali mengerjai Keiyona.
Keiyona pun mendengus kesal dan memilih untuk diam saja, hingga pesanan mereka berdua sudah datang.
"Ini mas, mbak makanan dan minumannya." ucap seorang pedagang ketoprak tersebut, sembari menghidangkan pesanan di atas meja.
"Makasih ya, pak." kata Clayton dan Keiyona dengan serentak.
"Ciee, kompak ya mas sama mbak nya." kerap pedagang ketoprak itu tersenyum lebar kepada Clayton dan Keiyona.
Keiyona tampak tersipu malu karena ucapan pedagang ketoprak itu. Tanpa berpikir lama, Keiyona pun memakan ketoprak yang sudah terhidang di depannya, sembari masih saja tersipu malu. Tidak dapat di tutupi wajah Keiyona yang senyum-senyum sendiri.
Tatapan Clayton pun tidak lepas dari Keiyona. Ia menatap Keiyona lama tanpa mengalihkan sedikit pun.
"Lo kenapa lihatin gue? Jangan bilang lo mulai naksir ya sama gue?" ucap Keiyona sambil menyikut sikunya Clayton.
"Perasaan kamu aja, saya aja lagi lihat orang yang ada di seberang sana." kata Clayton yang berusaha mengelakkan perkataan Keiyona.
"Regal-regal, enggak usah gengsi untuk bilang iya." kata Keiyona berusaha merayu Clayton.
"Makan, nanti dingin." ucap Clayton mengalihkan topik pembicaraan.
Selang beberapa menit kemudian, Clayton dan Keiyona pun selesai makan. Mereka berdua pun sama-sama beranjak dari tempat duduk mereka dan menghampiri penjual makanan tersebut.
"Berapa mas?" tanya Keiyona kepada lelaki paruh baya itu.
"Seratus ribu mbak." jawab lelaki paruh baya itu yang merupakan seorang pedagang ketoprak.
"Mana uangnya?" minta Keiyona pada Clayton.
Clayton pun mengeluarkan dompetnya dan menyerahkan uang selembar berwarna merah kepada Keiyona.
"Ini, mas." Keiyona pun memberikannya pada pedagang ketoprak itu.
"Ayo, pulang." ajak Keiyona dan Clayton secara bersamaan.
"Ciee..ciee, mbak dan masnya serentak lagi. Sepasang kekasih yang kompak. Saya doakan mbak sama masnya berjodoh ya." ucap lelaki paruh baya itu sembari menebarkan senyuman yang lebar.
"No way!" sontak Clayton dan Keiyona, lagi dan lagi mereka menjawab dengan serentak.
***
Di sepanjang perjalanan Clayton dan Keiyona benar-benar berdiam diri. Tidak sepatah kata pun keluar dari mulut Clayton dan juga Keiyona. Calyton dan Keiyona sama-sama masih kepikiran ucapan pedagang ketoprak tadi. Clayton dan Keiyona tidak ingin hal tersebut terjadi. Bahkan keduanya juga tidak ada sedikit pun terlintas di benaknya bahwa mereka akan berjodoh kelak. Bahkan untuk lebih dekat dari sekedar dari teman pun tidak pernah terlintas di pikiran Clayton maupun Keiyona.
"No, enggak boleh." batin Keiyona.
Keiyona pun memutuskan untuk tidur saja, tapi sebuah pedagang kaki lima membuat kedua bola matanya melotot dengan sempurna.
"STOP!"
"Regal, stop! Berhenti di depan itu, gue mau beli harum manis. Lo tunggu disini bentar." kata Keiyona yang membuat Clayton langsung menghentikan mobilnya.
Dari pada kembali berdebat, Clayton memilih untuk mengalah saja.
Drrttt...
Terdengar sebuah deringan dari handphone mahal milik Clayton.
Aiden.
Clayton pun langsung mengangkat sambungan teleponnya.
"Hallo, lo dimana Clay? Gue udah di rumah lo nih."
"Gue on the way pulang, lo tunggu aja di dalam rumah gue." ucap Clayton yang mulai sedikit panik karena Clayton tidak ingin Aiden tahu kalau ia sedang bersama Keiyona.
Bisa-bisa nanti Aiden mengatainya habis-habisan.
"Oke-oke. By the way, lo masih sama Keiyona?" tanya Aiden menanyakan Keiyona ada bersama dengan Clayton apa tidak.
Tut.
Aiden mengernyitkan keningnya heran. "Dimatikan? Apa mungkin dia masih sama Keiyona? Kayaknya enggak, Clayton jarang mau ribet." gumam Aiden.
***
Setibanya Clayton dsn Keiyona di rumah Clayton, tampak jelas Aiden sudah menunggu dirinya di teras rumah milik Clayton. Clayton pun mulai terlihat panik. Bagaimana ia tidak panik, melihat Keiyona sudah tertidur pulas di sebelahnya. Clayton takut kalau Aiden berpikiran yang tidak-tidak, karena Keiyona tidur bagaikan orang tidak berdaya.
"Ck, gawat. Ini bocah kenapa pake acara tidur segala. Mana lagi ada Aiden." gumam Clayton yang sudah mulai kebingungan.
"Kei?" panggil Clayton.
"Keiyona?!"
"Keiyona, bangun!"
Clayton berusaha membangunkan Keiyona sambil menggoyang-goyangkan tubuh Keiyona. Tapi apa? Keiyona juga tidak terlihat ada tanda-tanda mendengar suara Clayton yang sedang berusaha membangunkan dirinya.
Clayton hanya bisa pasrah ketika Aiden terlihat cukup kaget melihat Clayton dan Keiyona. Bagaimana tidak kaget, ia melihat dari sisi Clayton yang seakan hendak mencium Keiyona. Padahal Calyton tidak sedang mencium Keiyona, tetapi ia sedang berusaha membangunkan gadis itu.
"Clay? Lo."
Clayton memilih untuk menjauhkan tubuhnya. Clayton dapat melihat dengan jelas raut wajah Aiden yang sedang membuka mulutnya lebar-lebar dan ia benar-benar tidak bisa berpikiran jernih.
"Gue enggak nyangka ya, Clay."
"Ini enggak seperti yang lo bayangkan. Gue mau membangunkan Kei." ujar Clayton yang sedang berusaha menjelaskannya kepada Aiden.
"Ini kenapa dia bisa tertidur? Lo kasih dia obat tidur?" ucap Aiden yang sambil tertawa kecil melihat wajah polosnya Keiyona.
"Kekenyangan dia." jawab Clayton yang sudah mulai tenang karena Aiden percaya dengan penjelasan Clayton.
Aiden menganggukkan kepalanya, lalu langsung menggendong tubuh Keiyona. Melihat hal itu, entah mengapa Clayton merasa tidak rela.
"Ini mau di bawa kemana?" tanya Aiden.
"Ke kamar gue aj--"
"No, kamar tamu aja." tolak Aiden mentah-mentah.
"Ide bagus, kamar tamu masih belum ada kasur." jawab Clayton yang membuat Aiden berdecih kasar.
"Alright, kamar lo."
***