sekarang jam sudah menunjukan pukul 16:00 sore. Katanya sih arga laper jadi pengen makan dulu, habis ngerjain Tugas dari Bu queen, walaupun semua jawabanya nyontek sama davin.
Arga beranjak dari kamar, sembari menuruni anak tangga, ia bernyanyi dengan seperti biasa di ganti liriknya.
"Aku Dapat kontrak, dapat kontrak uuu, aku jadi kaya, jadi kaya, humm—" Arga berputar-putar, sambil berinai menuju ruang makan.
Arga berhenti tepat di pintu kulkas, arga mengambil susu kotak rasa Coklat. Suara khas milik Teh sila membuat arga menoleh dan akhirnya terpentok sama pintu kulkas.
"Aw—"
"Lagi seneng banget kayaknya"Ucap Sila, sila tampak mengambil piring dan juga gelas di rak piring.
Arga masih meringis, ia mengelus keningnya.
"Iya dong"Jawab arga.
Arga beralih melihat sila yang membawa bungkusan berisi ayam Richeese,"Pesen makanan lagi teh?"Tanya Arga sambil menyeruput susu kotaknya.
"Lagi pengen sih, kenapa? Mau adu sama mama!"
"Nggak sih" Sahut Arga beralih duduk di kursi, di ruang makan.
"Mumpung teteh lagi makan, gue vidio ah"Batin arga senang mencari kesempatan, karena kesempatan kayak gini jarang banget arga dapetin. Biasanya tuh si sila lebih sering makan di bawa ke kamar. Nggak tau deh padahal kalau orang makan ya di tempat makan bukan di kamar.
"Gue harus apa ya biar nggak ketauan"Pikir arga, sebelum sila tau rencana jahatnya di balik vidio itu. Sebuah ide cermelang tiba-tiba saja menyangkut di otak kecil Arga, ketika mendapat pesan instagram dari seorang yang mau endorse arga.
Mata arga berbinar sempurna sembari memperlihatkan senyum jahil, ia melancarkan aksinya dan menaruhkan ponselnya di atas meja.
Tapi, sebelum itu arga menggantikan kameranya menjadi kemera belakang dan mematikan Flash ponsel.
"Hello guys, gue mau kenalin produk herbal temulawak, yang terbukti banget khasiatnya. Mulai dari, penambah nafsu makan, pemutih badan biar makin cerah"
Arga menunjukkan kulitnya yang putih, yang memang dari lahir dia sudah putih" nih buktinya, pemakaian selama sebulan rutin gue jadi putih, terus nafsu makan gue makin nambah" Arga menyengir, kata-katanya harus di manis-manisin biar makin laku dan banyak yang beli. Namanya juga barang endorse.
Gue biasanya order di @Temulawakserbaguna yuk buruan order sebelum ke habisan.
Sila yang hanya menggeleng-geleng melihat adiknya yang selalu merespon pesan Endorse. Dengan tarif 500 perposting sudah lumayan banget buat arga yang masih anak sekolah.
"Faedahnya kamu begitu apa sih arga?"Tanya Lina yang tiba-tiba saja sudah ada di dapur. Lina sedang membawa ayam potong yang baru di beli sama bibi di pasar.
"Dapat duitlah ma"Jawab arga, arga mematikan kameranya dan tersenyum lebar. Vidio teh sila lagi makan berhasil di dapat dan ini semua karena alih-alih membuat vidio endorse.
Lina menggeleng," mending kamu fokus belajar "Nasihat lina.
"Dua anak pinter udah cukup kali ma"Jawab arga ketus, selalu saja begitu.
"Memangnya masa depan kamu terjamin?"
Arga menghela nafas,"Maka dari itu ma, biar masa depan arga terjamin. Arga kerja di umur segini ngasilin duit."
"Nggak perlu kerja juga kamu di kasih uang sama papa"Kata lina lagi.
"Iya ma" Sengaja, soalnya arga lagi malas berdebat dengan mamanya.
"Teh, minta ayamnya dong"Kata arga, dan langsung mencomot daging ayam yang tersisa beberapa potong saja.
"Ish jangan di ambil kulitnya!!" Geram sila.
Arga sudah berlari ke atas tangga sambil membawa kulit ayam. Kulit terakhir arga makan dengan memperlihatkan pada sila yang semakin membuat sila kesal.
***
Arga duduk di bangku kantin yang kini terlihat sepi. Karena sebagian siswa siswi sudah ada yang masuk ke dalam kelas. Sementara geng simalakama sudah janjian untuk bolos hari ini.
Sekarang tinggal nunggu Pandu sama Angga yang masih di dalam kelas, wajar saja karena hari ini mereka ada pelajarannya bu anggun, makin susah untuk keluar kelas apalagi bolos di jam pelajarannya.
"Aduh lama banget sih pandu" Omel arga sambil melihat jam di tangannya.
"Mapelnya bu anggun"Sahut trisal yang duduk di atas meja.
"Chat pandu atau angga"Suruh Davin.
"Yaudah bentar" Kata Arga dan langsung membuka room chatnya sama pandu.
[Arga]
P
P
P
P
[Pandu]
Nggak usah nyepam, gue udah tau.
[Arga]
Anjing, buruan keluar! Lama banget, katanya bolos demi gue. Gimana sih!
[Pandu]
Bu anggun lagi marah-marah. Gara-gara kelas kotor, gue sama angga nggak bisa ke sana.
[Arga]
Bodo amat masalah bu anggun, yang lebih penting sekarang gue harus lulus kontrak.
[Pandu]
Ais, 15 menit
[Arga]
Nggak peduli. Lo berdua cepatan kesini! atau grup simalakama bubar bar bar!!!!!!!!!!
[Pandu]
Adkdkakdkdhakdkdkkkhsss, Ini antara hidup dan mati ga.
[Arga]
Pura-pura apa kek, ke toilet, sakit perut, kesurupan kalau perlu. Begok banget sih.
[Pandu]
Iyaiyaiya otw sama angga.
Arga meletakkan ponselnya di atas meja, sambil menunggu pandu sama angga mereka pesan makanan.
Arga memberikan uang pada bu iem untuk membayar utangnya kemaren.
"Bu, arga beli sosis sama bayar utang yang kemaren"Kata arga.
"Sudah di bayar"
Arga mengernyit,"Di bayar?" Tanyanya, Bu iem mengangguk,"Di bayar sama siapa?"Tanyanya lagi.
Sudut mata bu iem menunjuk ke arah anak laki-laki yang duduk bersama trisal,"Mas davin?"Batin arga.
"Oh, yaudah makasih bu"
Arga kembali ke tempat duduk, ini sudah terlalu sering si davin ngebayarin arga. Kan jadi nggak enak.
Arga memberikan uang 50.000 pada davin. Davin masih belum menyadari, sorot matanya seolah mengatakan,"Untuk apa?"
"Ngembaliin uang"Kata arga sambil mengigit sosis bakar.
"Nggak usah, kayak sama siapa aja"Jawab davin menolak.
"Lo bayarin lagi vin?" Tanya trisal, Davin menoleh ke arah Trisal, Ia mengangguk.
" Enak banget hidup lo ga, udah lah sini untuk gue, kalau lo nggak mau vin"Trisal langsung merampas uang 50.000 dari tangan arga.
Arga menghela nafas, dan memberikan uang itu pada trisal secara cuma-cuma.
"Mas, jangan keseringan ngebayarin gue dong, jadi nggak enak"Kata arga.
"Lo kan temen gue, jadi ya nggak papa" Jawabnya.
"Yaudah deh, makasih loh mas. Mas davin baik banget ter the best pokoknya"Ucap Arga menyanjung-nyanjung Davin.
Terlihat dari jauh Pandu sama angga berlari mengarah kantin. Sesampainya mereka di kantin, mereka tersengal-sengal sembari mengatur nafasnya, udah kayak habis di kejar anjing aja.
Mungkin sekitar 20 menit mereka menunggu pandu sama angga.
"Sorry, gu-gue baru datang"Pandu mengatur nafasnya dan langsung duduk.
"Minta es sal" Tanpa menunggu jawaban trisal, pandu sudah menyesap minuman trisal yang tersisa tinggal sedikit.
"Es teh gue tu"Protes trisal tak terima.
"Bodo ah, yang penting gue nyiram tenggorokan dulu"Katanya.
"Lama banget" Ucap arga.
"Sorry, lo kayak nggak tau bu angun aja. Susah banget orangnya" Jawab Angga yang juga terlihat ngos-ngosan.
"Yaelah bu anggun doang"
"Terus, lo bisa kabur gimana caranya?" Tanya trisal.
"Pandu ngelemparin cacing mainan di baju bu anggun, bu anggunnya marah sama kita. Terus di hukum"
"Nggak ada cara lain"Sambung pandu.
"Ijin ke toilet masak kita di suruh nahan kencing"Kata Angga.
"Yaudah, mana emailnya pan. Penasaran gue"Kata arga menyuruh membuka ponselnya.
Pandu mengambil benda pipih yang terselip dalam sakunya, untung saja dia masih sempat bawa. Mereka berlima akhirnya melihat isi email dari perusahaan brand terkenal.
Kemaren mereka baru melihat sekilas saja, tidak benar-benar tahu apa isinya. Dengan melihat berlima itu menjadi saksi kesuksesan dari Arga.
"Gue deg degkan anjir"Kata arga tapi, juga senang.
"Atur nafas dulu,tarik nafas, buang"Suruh Trisal sama angga ke arga.
"Tapi, ini beneran kontrak kerja sama pan?" Tanya arga memastikan.
"Gue juga belum yakin sih" Trisal terkekeh," tapi, kemaren gue habis daftarin lo jadi model di salah satu perusahaan fashion. Nah, satu-satunya email yang bersangkutan dengan Model. Ya perusahaan Zuvan"Jelas Pandu.
"Ah, kelamaan lo. Ngedakwah mulu"Ucap Angga yang juga tidak sabar.
Davin hanya mengelus dada,kapan kelarnya kalau adu mulut terus.
"Sabar lah begok, tangan gue cuma dua"Trisal membuka aplikasi emailnya.
"Bentar," Arga menghentikan.
"Apa lagi!!" Ucap mereka serentak.
"Doa dulu lah, biar gue beneran dapat email kontrak"Kata arga.
"Yaelah, ribet banget dah tinggal buka email doang" Protes Trisal.
"Udah ikutin aja"Kata davin, kalau davin sudah bertindak semua merapat, merapat-rapatkan doa yang terbaik untuk arga. Katanya biar beneran di kontrak.
"Doa di mulai" Mereka akhirnya berdoa bersama-sama, orang lain kalau lihat juga bakalan heran. Mereka komat-kamit tapi, yang di besarin suaranya cuma pas Amin doang.
"Aminn"
"Satu, dua, tig——" Ucapan mereka tertahan ketika merasa ada seseorang yang menarik kuat telinga Arga.
"Ngapain kalian di sini?" Tanya pak jono yang super duper galak. Tapi, banyak siswa yang melihatnya biasa saja. Katanya, wajahnya kayak lagi ngelawak. Mirip banget sama artis yang sering di panggil Bolot.
"Aa-aww pak sakit pak"Arga meringis sambil keikutan berdiri.
Pak jono, guru mata pelajaran matematika, yang kalau berangkat sekolah nggak pernah lupa sama wignya, Kenapa pakai wig? Karena rambut pak jono yang botak sebelah.
"Oh, Arga! Tadi kamu ijin sama saya ke toilet. Tapi, sampai sejam lebih kamu nggak kembali ke kelas. Ternyata di sini!" kata pak jono semakin menguatkan jeweranya.
"A-anu pak ee" Arga terjeda-jeda
"Anu,anu. Anu apa?" Tanya pak jono makin galak.
"Kamu juga davin, kok jadi ikut-ikutan bolos. Kamu adalah siswa terbaik di kelas kenapa bisa ada di sini?"Tanya Pak jono yang juga menyadari kehadiran davin.
"Aduh pak sakit, jangan di jewer dong"Ujar arga.
"Pasti biang keroknya kamu kan arga?"
"Saya lagi urus email kerja sama pak"Jawab Arga, berharap pak jono ngelepasin jewerannya.
"Halah, kerja sama kerja sama, sekolah yang bener, bukannya ngurusin hal-hal yang nggak jelas."
"Loh,loh, ini juga pandu sama angga ngapain ada di kantin? Bukannya pelajaran bu anggun masih setengah jam, kenapa malah pada di luar!"Ucap pak jono lagi, Si angga sama pandu akhirnya kena semprot kan.
"Ah, pusing saya lihatnya, kalian berlima ke ruangan bk sekarang juga"Ucap pak jono yang berjalan menduhului mereka. Dan tangannya yang masih menjewer telinga arga.
Dengan berat hati, rencana semua gagal dan si leader simalakama jadi ketahuan. Mau nggak mau mereka semua ikut ke ruang bk. Bahkan seorang davin yang hampir tidak pernah menginjakkan kakinya di ruang bk jadi, keikutan gara-gara arga.