Chereads / Miss Ceo VS Cowok tengil [On going] / Chapter 13 - Ruang bk atau kuburan

Chapter 13 - Ruang bk atau kuburan

Arga dan yang lainnya sekarang sudah berada di ruang Bk, tempat yang paling angker di sekolah menurut arga. Sebelas dua belas sama tempat kuburan.

Berbagai penyiksaan, dan hukuman yang di berikan guru pada muridnya. Apalagi kalau melanggar peraturan sekolah.

Mereka semua berjejer berdiri di hadapan bu sari selaku guru yang bertugas di ruang bk. Bu sari menatap heran ke arah arga yang selalu menjadi biang keroknya, nggak pernah absen pasti selalu masuk ruang bk. Padahal sebenarnya kalau di pikir-pikir arga bukan lah anak yang over nakalnya.

Tapi, yang lebih membuat ibu sari heran lagi adalah, kenapa ada davin di antara mereka? Setau bu sari Davin bukan lah anak yang mau ikut-ikut bolos seperti arga. Walaupun, davin berteman dengan mereka. Jarang, bahkan belum pernah melihat davin masuk ke ruang bk apalagi di hukum.

Davin salah satu anak yang teladan,pintar, berprestasi, cuma salah berteman aja apalagi bergaul sama arga bisa ancur kelakuan. Tapi, untung saja davin masih sama dengan pendirianya. Meskipun berteman dengan mereka tidak harus menghilangkan jati dirinya.

Bu sari mengernyit menatap davin,"Davin kamu bolos juga?" Tanya bu sari.

"Iya bu" Jawab davin. Hanya itu yang bisa ia jawab, lagi pula nggak perlu bohong kan kalau emamg kenyataanya.

"Saya baru pertama kali melihat kamu bolos, itu karena kamu bergaul sama mereka!" Tunjuk bu sari kepada Arga dan yang lainnya.

"Ini kemauan saya bu"Jawab davin.

"Bohong, mana mungkin kamu mau bolos. Apa yang arga katakan sama kamu, sampai-sampai kamu jadi ikut-ikutan mereka??"

"Nggak ada bu, ini kemauan saya"

Bu sari menghela nafas,"Yasudah kamu ke kelas"Suruh bu sari.

"Mereka—"

"Sudah tidak papa, kamu boleh keluar"Ujar bu sari.

Davin merasa tidak enak kepada sahabat-sahabatnya. Cuma karena dia anak pintar dan berprestasi tapi menjadi pilih kasih. Lagian dia juga melakukan kesalahan yang sama, bukannya seharusnya di hukum juga?

"Siap bu" Davin memundurkan langkahnya dan keluar dari ruangan.

Kini tinggal empat orang yaitu, Arga, Trisal,Pandu, dan juga Angga. Bu sari beralih menatap Arga yang hanya bersikap santai dan biasa saja. Seperti tidak ada beban di pikirannya.

"Kalian duduk"Suruh bu sari.

Mereka pun mengambil kursi dan duduk di hadapan bu sari. Bu sari bersikap dingin, dan datar tanpa tersenyum. Biasanya sering di panggil Ratu kegelapan oleh para siswa di sana, karena pekerjaanya hanya memaki, menghina, memarahi, bahkan tak segan-segan memberikan surat Do pada murid yang kalau kelewatan.

Bu sari mengambil buku besar seperti buku laporan konseling. Ia meletakkanya di atas meja dan menyodorkannya ke pada mereka, buku yang akan menjadi alur sejarahnya hidup mereka, karena isinya hanya catatan keburukan siswa.

Urutan nama arga paling pertama, karena paling sering masuk Bk. Bu sari saja sampai bosan kalau melihat arga setiap hari. Masih mending kalau muridnya mirip Chanyeol EXO, masih bisa di bicarakan.

Arga menulis namanya, lalu di lanjutkan dengan Trisal, angga, pandu.

"Saya sampai bosan lihat kamu terus di ruang bk,"Ucap Bu sari membuang nafas kasar.

"Ya jangan bosan lah bu"

"Nama kamu Arga kay Alvaro kan?" Tanya bu sari.

"Iya bu,satu-satunya selebgram di sekolah, dan calon model terkenal se indonesia"Jawab arga dengan percaya diri.

"Selebgram?"Tanya bu sari.

"Ibu kolot banget sih masak nggak tau selebgram, yang followersnya banyak itu loh bu. Kalau saya Followersnya banyak bu, sudah 2 juta followers"Kata arga membanggakan sosial medianya.

"Ah, iya iya saya tidak perduli itu. Mau kamu jadi selebgram, mau jumlah followers kamu banyak, atau jadi model terkenal, saya tidak perduli. Tapi, yang membuat saya heran adalah mengapa anak dari bapak Bassan kay Alvaro yang terkenal dari keluarga baik-baik, bisa punya anak seperti ini?"

"Yaa jangan tanya saya bu, tanya aja sama papa mama saya. Bahkan Semua ini terjadi karena, persilangan antara sel sperma dan sel telur yang tercampur. Dan itu terjadi saat saya di seludupkan sama mama saya sebelum Nenek saya meninggal bu"Jawab Arga asal sebut.

"Kayak kamu tau, tau saja. Kamu kan belum lahir"

"Ya tau lah bu kan saya pernah belajar pelajaran IPA waktu Sd"Jawabnya lagi. Cuma arga yang kalau di kasih tau sama Bu sari selalu ngejawab.

"Tapi, kenapa kakak kembar kamu berbeda. Gara sama sila dia pintar dan nggak seperti kamu! Dia selalu juara di kelas dan membanggakan nama sekolah"Katanya, lagi-lagi membandingkan Kakaknya dengan dirinya. Ini yang paling tidak arga suka, lagian setiap anak kan punya kelebihan masing-masing.

"Yaelah, bu. Jelas bedalah sama kakak saya. Jangan ngebanding-bandingin saya sama mereka. Setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan bu" Tukas Arga tak mau kalah debat.

"Jadi kelebihan kamu apa?"Tanya bu sari.

"Ngasilin duit bu"

Bu sari menggusar wajahnya prustasi,"Kamu tau kelebihan kamu apa?" nafas bu sari memburu sepertinya sudah kesal mendengar semua jawaban arga.

"Pembuat masalah, dan bikin malu"

Arga mengeraskan rahangnya, kali ini ia sudah cukup sabar. Tapi, kalau arga melawan bisa kacau semuanya.

"Kamu itu sudah jadi kakak kelas, seharusnya mencontohkan yang baik buat adik-adik kamu!"

Arga memutar bola matanya malas,"Iya bu iya."

Bu sari menoleh dan beralih ke tiga teman arga, mungkin bu sari juga sudah tak heran lagi dengan mereka karena sebelas dua belas dengan arga. Tapi, yang lebih parah itu arga.

"Kalian juga sama, Trisal, pandu, angga. Kenapa kalian selalu buat masalah? Nggak keren kalau nggak masuk bk? Iya!"

"Ng-nggak gitu bu—"

"Nggak gitu, terus apa?"Tanya Bu sari.

Mereka semua terdiam, Bu sari menghela nafas memandangi anak muridnya.

"Ibu sampai nggak tau lagi, mau hukum kalian pakai cara apa? "Bu sari memijat keningnya.

"Kalian bersihkan Toilet Perempuan sama laki-laki, setelah itu toilet guru"Titah bu sari.

"Banyak banget bu" protes Trisal sama arga.

"Ini lebih baik, dari pada sayang panggil orang tua kalian"Balas bu sri.

Mereka akhirnya beranjak dari ruangan Bk, sial banget hari ini bukannya menjadi hari keberuntungan malah buntung. Mereka berempat menuju Toilet siswa- siswi yang ada di ujung kelas dekat gudang sekolah.

Arga membuyur lantai toilet yang harus mereka pel.

"Ahh, nggak ada hukuman yang paling berkelas gitu buat gue?! Masak gue suruh ngepel beginian! Lari keliling lapangan kek biar bisa caper sama cewek-cewek"Umpat Arga kesal melempar ember kosong.

"Di otak lo kalau nggak duit ya cewek"Timpal angga yang menggosok lantai menggunakan sikat.

Ember yang di lempar arga terlempar sampai depan pintu toilet, dan tepat saat davin mau masuk ke dalam. Ia berdiri di dekat daun pintu.

"Davin"

"Mas davin"Pekik arga pelan

"Kok di lempar embernya?" Tanya Davin.

"Kesel aja gue, masa gue di suruh ngepel ginian"Protes arga masih saja bersungut-sungut walapun tetap membersihkanya.

"Sini gue bantuin"Kata davin.

"Yaudah, gantian capek juga gue"Arga memberikan Alat pel pada davin.

"Gue udah beli minuman buat kalian"Davin menunjukan bungkusan plastik hitam yang tercantol di paku pintu.

"Cie davin perhatian ciee"Ejek trisal dan pandu.

"Sama temen harus gitu lah"

"Mas davin, lo ngebeliin susu kotak buat gue kan yahh??"Davin mengangguk.

"Serius? Ini buat gue?"

"Di sini, yang suka susu kotak selain lo siapa? Setan?" Ucap Trisal.

Arga terkekeh," Biasa aja dong sal nggak usah iri gitu, lo iri kan kalau davin perhatian sama gue"Arga menjulurkan lidahnya.

"Najiss"

"Jijik gue denger lo manggil davin pakek mas, serasa homo tau nggak"Ujar Trisal.

"Lah, gue manggil dia karena sopan. Lagian gue masih suka sama cewek , gue masih birahi liat cewe sexy ya kali sama cowo gue juga ogah"Balas Arga.

"Apalagi kalau cowonya lo!"Arga menunjuk ke arah Trisal

"Kapan kelarnya woi, kalau dari tadi mulut yang kerja"Omel Angga.

"Sejak kapan lo beribawa gini ngga?" Tanya arga.

"Sejak nenek gue lahir"

"Pantess"Kata arga.

"Ga bantuin anjir, masak lu duduk kita yang kerja"Ucap Trisal saat melihat arga hanya duduk santai sambil menyesap susu kotak.

"Kalau Boss tuh emang gini"Balasnya sambil kipas-kipas pakek buku bekas.

Beberapa jam perdebatan yang nggak bermutu akhirnya selesai, mereka juga selesai membersihkan Toilet siswa dan guru.

Arga dan trisal membawa alat bersih-bersih ke dalam gudang yang ada paling ujung. Yang lainnya menunggu di rooftop sekolah tempat biasanya mereka ngumpul.

"Akhirnya kelar juga"

"Gue kena hukum gara-gara kontrak kerja sama lo tu"

"Tapi, lo juga mau dapat bagian dari gue"Arga mendorong pelan bahu Trisal.

Trisal membuka pintu yang menuju rooftop.

"Gila, di sini pemandangannya seger banget"Arga melengkan tangannya sambil merasakan angin yang berembus kencang.

"Betah gue kalau seharian tidur disini"Kata Trisal.

Arga jadi teringat tentang email dari perusahaan Zulvan. Arga beralih pada pandu yang sedari tadi duduk santai sambil menikmati minuman bir. Kalau ketahuan guru bisa di marahain tapi, yang penting diam-diam aja sih.

"Pan, emailnya gimana?" Tanya arga yang mendekati pandu.

"Oh iya, Bentar"Pandu sampai kelupaan juga.

Pandu menekan touch dan membuka ponselnya, ia membaca pesan email dari Perusahaan Zulvan.

"Apa isinya?" Tanya mereka yang memang penasaran.

"Lo lulus seleksi ga, dan lo tau? Ternyata perusahaan zulvan adalah pemilik dari brand terkenal sejakarta"Pekik Pandu histeris.

"Serius lo?" Arga merampas ponsel pandu dan membaca pesannya.

Arga melebarkan pupil matanya, ia tak kalah histeris dari Pandu.

"Bentar,bentar lo bilang perusahaan zulvan pan?" Tanya angga, Pandu mengangguk,"Hooh"Katanya.

"Gilee itu brand ZUVA anjirr!! ZUVA brand luar negeri"Tambah Trisal yang ikut berseru.

"Yang punya indonesia itu kan?"

"Yang pemiliknya CEO nya cewek bukan sih?"

Pandu menganguk antusias.

"Itu brand fashion yang harganya bisa seharga ginjal" Kata davin.

Mereka semua menoleh, dan tercengang menatap davin."Se-seharga ginjal lo bilang?"Tanya Arga gugup mendengar nominalnya saja sudah membuat Arga tidak bisa tidur tenang.

"Iya. Soalnya itu brand terfavorite mommy gue"Jawab Davin seakan tau semuanya.

"Lo bisa terkenal banyak uang tanpa harus jadi selebgram ga"Ujar Pandu.

Arga masih terdiam, ia jadi memikirkan tentang berapa banyak uang yang akan dia dapatkan. Bahkan arga berimajinasi dia sudah menjadi boss besar tanpa harus bekerja, dia sudah kaya tujuh turunan.

"Ga, Arga!!

"Gaa"

"Yee malah begong, ngelamunin apansih?"Tanya pandu.

"Tau nih"

"Eh, iya sorry sorry. Pan terus gimana kelanjutanya?" Tanya arga tak sabar.

"Tinggal tanda tangan kontrak, sama syarat-syarat jadi modelnya. Pertemuannya besok jam 08:00 pagi"Kata pandu.

"Masak gue bolos lagi sih"

"Lo tenang aja, lo besok pagi berangkat sama pandu. Terus, entar masalah absennya biar gue aja yang urus"Kata trisal pada arga.

"Bener nih bisa di percaya?"Trisal mengangguk.

"Biar lo sama pandu aja yang kesana, kalau kita-kita ikut bisa makin curiga guru-guru"Sambung davin dan mereka semua menyetujuinya.