Arga melenggang masuk ke dalam ruang pribadi vania, sementara pandu menunggunya di luar. Di ruangan ini hanya ada Vania, yona dan arga.
Yona mempersilahkan Arga duduk di tempat yang sudah di sediakan. Arga duduk berhadapan dengan vania yang masih belum menatapnya. Wanita itu menunduk membaca beberapa baris tulisan tentang data diri Arga.
Vania memanggil yona, ia membisikkan sesuatu telinga yona. "Yona,untuk peserta model, kamu pilih salah satu dari mereka. Karena saya sudah memilih arga untuk menjadi model utama"Ujar vania pada Sekretarisnya.
"Baik, bu. Setelah urusan ini selesai, saya akan menyeleksi mereka." Jawab yona.
Vania beralih menatap Arga.
"Silahkan perkenalkan diri." Kata Vania, menyuruh arga untuk memperkenalkan diri.
"Nama gue Arga, hoby gue bisnis, makanan kesukaan gue bakmie , gue nggak suka miskin, cita-cita gue kaya. Tapi, gue nggak mau kerja, harapan gue semoga di terima jadi model di perusahaan Zulvan" Ujar arga penuh percaya diri.
Vania dan yona sama-sama tercenung saat mendengar penuturan arga, terlebih lagi perkenalan diri macam apa ini? Bahkan tidak ada satu orang pun yang perduli tentang hobynya. Apalagi, tentang makanan kesukaannya.
Vania menghela nafas, pagi-pagi sudah berhadapan dengan bocah tengil yang menyebalkan.
"Kelas?"Tanya vania dengan malas
"11 tan" Jawabnya
Vania mendengus,"Stop memangil saya tante, di sini saya atasan kamu!"Ucap vania pada arga supaya berhenti memanggilnya tante.
"Kan emang udah tante-tante"Arga bersikeras
"Arga!"
Arga tersentak ketika vania menggebrak meja dengan keras. Tapi, itu tidak membuatnya takut, justru ia menjadi sangat senang dan semakin menggangu Vania.
"Kira-kira dong tan! Kalau gue jantungan gimana. " Ujar Arga.
"Serius menjadi model tidak sih?"Tanya vania yang sudah mulai emosi. Karena, sedari tadi arga hanya main-main saja.
"Gue udah serius dari tadi tan, atau emang mau di seriusin." Kata arga dengan suara pelan, ia mencondongkan tubuhnya, tanganya ia pangku di wajah sembari mengedipkan satu matanya, Vania melotot demi apapun vania kesal, Arga yang mengetahui itu hanya tersenyum puas.
Biasanya wawancara berlangsung beberapa menit saja. Tapi, mewawancari Arga bisa berjam-jam dalam ruangan bahkan tidak kelar-kelar urusannya. Vania semakin di buat setres oleh arga. Entah bagaimana cara menghadapi anak tengil ini.
"Cukup!"Bentak vania lagi dengan tatapan tajam
"Yaudah,yaudah gue serius" Arga mengalah.
Vania memijat pelepisnya," Sabar vania sabar. Dia masih anak-anak"Batin vania.
kalau bukan karena arga adalah seorang model yang cocok untuk produknya. Mungkin vania sudah mengusir arga dan menyuruhnya untuk angkat kaki dari perusahaan Zulvan.
Arga masih terlihat santai, dan sangat tenang. ia tidak merasa takut Walaupun, dia tau saat ini sedang berhadapan dengan Ceo cantik yang akan menjadi atasannya nanti.
Vania menggeleng selintas, yona yang paham langsung memberikan selembar kertas bersetemple dan sudah bertanda tangan resmi Vania.
Vania menyuruh arga untuk membaca semua syarat-syarat menjadi modelnya sebelum ia resmi di kontrak oleh Brand Zuva. Arga mengambil selembar kertas dari tangan Vania, ia melihat isi kontrak tersebut dan membacanya berulang-ulang kali yang menyatakan bahwa arga harus memposting yang terkait dengan brand milik ZUVA minimal seminggu dua kali.
Setelah arga menyetujui, ia akan terikat kontrak selama dua belas bulan bersama perusahaan Zulvan. Terutama produk pakaian merek ZUVA. Sesudah arga yakin ia menandatangani surat penyertaan tersebut.
"Tan, gue mau nanya deh"Kata arga membuat vania beralih.
"Mau tanya apa?"
"Setelah gue jadi model ZUVA. Gue bakalan dapat berapa, biaya kompensasinya?" Kalau sudah menyangkut hal ini yang di pikiran arga hanya uang tidak ada yang lain. Bahkan niatnya menjadi model saja supaya mendapatkan cuan.
"Tergantung kamu mengatur waktu, maksud saya adalah. Saat kami butuh, kamu harus tepat waktu"Jawab vania.
"Terus,kalau gue masih jam sekolah gimana tuh?"
"Ya, itu bukan urusan saya. Kan, kamu sendiri yang menyetujui menjadi model kami"
"Kalau bayarnya gede sih gue enjoy, enjoy aja kalau bolos"Jawab arga.
"Itu terserah kamu"
Vania meminta yona untuk menjelaskan semua sistem di perusahaan Zulvan.
"Yon, tolong kamu jelaskan"Titah Vania, ia menyendenkan tubuhnya di kursi dan membiarkan yona menjelaskan sistem bekerja sebagai model di Brand ZUVA"
"Baik bu" Sahut yona dan mengambil lembaran kertas yang sebelumnya di letakkan di atas meja.
"Baik, mengenai syarat kontrak dari perusahaan kami, sudah kamu setujui kan?"Arga mengangguk
"Untuk yang pertama."
"Jadi, kamu bekerja di bawah naungan Perusahaan Zulvan. Dalam artian hanya untuk produk ZUVA."
"Syarat yang kedua."
"Pemotretan akan di lakukan di toko ZUVA. Kemungkinan besar pemotretan di laksanakan di kawasan rumah Ibu Vania. Karena hanya butik itu yang sering di gunakan untuk promosi" Jelas Yona.
Arga mengangguk, Yona memberikan alamat rumah Vania untuk pemotretan berlangsung.
"Besok sore jam 15:00 kamu datang lagi ke sini ya. Oh iya, ini kartu sementara kamu agar bisa masuk ke gedung ini"Jelas Yona lagi.
Arga mengambil kartu dari tangan yona, dia jadi teringat tentang satpam yang melarangnya masuk.
"Berarti, kalau gue nggak bawa ni kartu, kagak bisa masuk?" Tanya Arga.
Yona mengangguk pelan,"Iya. Karena ini untuk identitas sementara kamu."
"Oke, berarti ini udah kelar kan? Kalau gitu gue cabut. Sampe ketemu lagi tante manis"Ucap Arga melambaikan tanganya pada Vania sembari berjalan mundur.
Sebelum keluar dari pintu yang terbuka sedikit arga memberikan cium jauh pada vania. Vania yang menyaksikan itu hanya menggeleng-geleng, ini semua demi pemasaran brand ZUVA. Karena vania yakin untuk memakai jasa Arga sebagai model itu sudah paling tepat. Di lihat dari pengelamanya yang pernah menjadi model dan bintang iklan.
"Bu vania, serius mau jadikan anak itu model utama?" Tanya yona yang tak yakin.
"Kamu lihat sendirikan prestasinya gimana, dan dia sangat populer di sosial media. Ini sangat menguntungkan buat perusaan kita."Jawab vania.
"Baik bu. Oh iya, saya permisi dulu bu, mau urus penyeleksian peserta model sebelumya"Ujar Yona.
Vania mengangguk mempersilahkan yona pergi dari ruanganya.
Sementara itu, arga baru saja keluar dari ruangan vania. Pandu lagi menunggu di luar dan duduk di sebuah kursi panjang, pandu bangkit berdiri ketika menyadari arga sudah keluar dari ruangan itu.
"Gimana ga?" Tanya pandu.
"Beress"Jawab Arga tenang.
"Yaudah, ayo balik ke sekolah. Bentar lagi gue ada mapel bu Anggun" Ucap pandu langsung menarik lengan arga.
"Hah! Serius. Cepet banget, emang udah jam berapa?" Tanya arga.
"Jam 10:00. Lo ngapain si di dalam, lama banget! Lagi TP TP ya sama Ceonya!" Tuduh Pandu.
"Bukan TP TP lagi"Sahut arga sambil melangkah lebar.
Pandu menggeleng,"Terus?"
Arga tersenyum lebar," Gue lagi upaya ngedeketin tu Ceo."Jawab arga.
"Terus si angel gimana?" Tanya pandu, soalnya arga sama angel itu sudah pacaran lama banget sejak mereka masih duduk di kelas 10.
"Itu, urusan belakangan. Sekarang yang lebih penting adalah. Gimana caranya gue ngeluluhin hati tu tante"
"Si angel udah cukup kali, ngebuat lo hidup
Hedon"Sahut Pandu.
"Udah saatnya si angel pensiun pan, gue kasian juga liatnya, cuma gue jadiin ATM"Jawab arga.
"Tunggu"
Suara seseorang menghentikan Langkah mereka berdua saat sudah berada di loby. Suara pria yang tadi mengejar mereka, pak satpam yang ada di luar.
"Tangkap mereka pak!" Suruh satpam itu pada dua polisi yang sempat ia hubungi.
Arga yang terkejut langsung meronta tak terima," Loh, pak pak saya salah apa?"Tanya arga berusaha melepas cengkraman polisi itu.
"Kamu sudah melanggar dan menyelinap perusahaan ini diam-diam." Kata satpam itu.
"Lah, kan saya sudah bilang. Kalau saya datang ke sini karena di undang. Bapak saja yang tidak percaya" Jawab Arga dengan pembelaan diri.
"Saya memang tidak percaya, sudah pak, bawa saja mereka." Suruhnya.
"Pak lepas! Kami nggak salah" Ucap pandu yang berupaya melepas juga.
"Berhenti" Suara wanita muda mengalihkan pandangan mereka. Wanita itu adalah vania, vania berjalan mendekati arga dan juga pandu.
Ia mengernyit tidak mengerti," Ada apa ini?" Tanyanya pada pak satpam serta meminta penjelasan.
"Ini, bu mereka anak nakal yang menyelinap dan masuk ke perusahaan Zulvan."Jelas pak satpam.
"Menyelinap? Dia adalah model utama saya"Jawab Vania membuat pak satpam itu diam seribu bahasa, pasalnya dia sudah melakukan kesalahan karena sudah menuduh orang lain.
"Tuh kan, saya bilang juga apa? Bapak sih, nggak percaya!"Kata arga emosi.
"J-jadi benar anak ini adalah model di sini bu?" Vania mengangguk," iya, kenapa? Apa ada masalah?"Tanya Vania.
"Lepasin gue!!" Bentak arga mengehempas tangan polisi itu dengan kasar.
Arga beralih pada vania dan ingin menjelaskan semua tentang apa yang telah terjadi.
"Tante manis, lo harus tau! Gue tadi kagak boleh masuk ama tuh satpam. Makanya kenapa gue telat" Jelas arga menggebu-gebu.
"Hei, Jaga bicara kamu bocah! Kamu sedang berbicara dengan Ibu vania! " Marah Satpam itu.
Vania mengangkat tanganya, memberi kode pada satpam itu untuk diam.
"Biar saya saja yang bicara" Kata vania," baik bu."
"Simon, lain kali kamu harus lebih teliti lagi. Saya tidak mau hal ini terjadi dua kali. Cukup sekali ini saja" Ucap vania di tunjuk pada satpam yang bernama simon.
"Ba-baik bu maafkan saya"Satpam simon menunduk mengakui kesalahanya.
"Yasudah, kalian boleh pergi"
"Makasih tan, kalau gitu gue pulang" Ucap arga langsung mengajak pandu pulang.
***
Arga dan pandu baru saja sampai di lingkungan sekolah setelah melewati beberapa hambatan.
Telat beberapa menit karena mereka harus mengambil motor pandu di pinggir jalan. Untung saja waktu masih berpihak pada mereka, jadi guru masuk mereka masih sempat. Hanya tertinggal di jam pertama saja.
Sekarang lagi jam nya istirahat seperti biasa untuk geng simalakama mampi dulu ke kantin. Katanya kali ini yang mentraktir adalah arga soalnya sudah resmi di kontrak jadi modelnya brand ZUVA.