Chereads / Miss Ceo VS Cowok tengil [On going] / Chapter 17 - Alvania Povani Zulvan

Chapter 17 - Alvania Povani Zulvan

Alvania Povani Zulvan, biasa di panggil Vania. Vania adalah wanita yang masih terbilang muda. Usianya baru genap 35 tahun, di usianya yang sekarang wanita itu sudah memiliki perusahaan yang besar dan sangat berkembang pesat.

Vania salah satu CEO di perusahaan pakaian ternama, salah satu Brand terkenal di luar Negeri milik indonesia. Perusahaan Zulvan sudah berdiri sejak Tahun 2011 silam ketika umurnya masih 25 Tahun. Di umurnya yang muda wanita itu sudah merintis karirnya.

Sampai sekarang vania masih saja single, belum ada seseorang yang benar-benar meluluhkan hatinya. Bahkan vania masih saja terlihat sangat cantik dan menawan, tubuhnya yang mungil membuatnya menolak tua. Memiliki kulit putih seperti susu, hidungnya yang kecil, bibir tipis, serta gigi gisul kalau dia tersenyum semakin terlihat manis.

Vania tinggal bersama oma dan opanya, kedua orang tua vania sudah meninggal saat umurnya masih 10 Tahun. Orang tuanya terbunuh oleh pembunuh bayaran dari perusahaan lawan.

Vania bangun lebih pagi karena hari ini ada pertemuan dengan calon modelnya, untuk pemasaran lebih bagus ia harus mencari model yang cocok dan profesional.

"Apa kamu nggak mau mengambil cuti dulu van?" kata Reina, Oma dari vania

Karena memang sudah setahun berjalan ini vania selalu saja sibuk tanpa ada waktu istirahat yang cukup. Reina mengkhawatirkan kesehatan vania jika terus-menerus seperti itu.

"Nggak oma, pemasaran brand zuva sekarang sedang naik drastis jadi harus aku yang menghandle semuanya"Jawab vania sambil menegukkan susu.

"Oma, opa aku berangkat ya"Vania bangkit berdiri dan menyalimi tangan Reina dan Rasyid.

"Biar pak toto saja yang mengatarkan kamu"Suruh Opa rasyid pada cucunya.

"Nggak perlu opa, vania bisa sendiri. Dahh"

Vania berjalan keluar rumah, sesampai di depan pintu ternyata Yona selaku sekretaris vania sudah menunggunya di sana.

"Selamat pagi bu" Sapa yona ketika pintu rumah sudah terbuka.

"Pagi, yon kamu yang bawa mobil saya ya"Kata Vania memberikan kunci mobil pada yona.

"Baik bu" yona mengangguk.

Di perjalanan masih terlihat baik-baik saja, tidak ada hambatan di pagi ini. Vania duduk di kursi depan di samping kemudi. Sampai di tengah-tengah perjalanan tiba-tiba saja mobil milik vania berhenti begitu saja.

"Kenapa yon?" Tanya vania

"Nggak tau nih bu tiba-tiba aja mobilnya berhenti"Jawab yona kembali menstaterkan mobilnya. Namun, percuma saja tetap tidak mau menyala.

"Yaudah, di cek dulu"

Mereka berdua keluar dari dalam mobil dan ingin melihat apa kerusakannya.

"Sepertinya aki mobil bu" Kata yona setelah selesai melihat.

"Haduh, di sini ada bengkel terdekat nggak ya"Kata vania sembari melihat kios-kios di jalannya.

"Nggak ada bu, ini masih jauh banget sama jalan raya"Ujar Yona.

"Ya sudah kita naik taxi saja"Kata vania sambil berjalan dengan sepatu hilsnya.

Baru beberapa langkah di persimpangan, vania melihat halte bus terdekat dan sebentar lagi busnya sudah mau berangkat.

"Yon kita naik itu saja"Kata vania menunjuk ke arah angkutan bus umum.

"Kita pesan grab saja bu, di dalam bus itu pasti pengap dan terlihat penuh" Saran yon.

"Kita tidak punya waktu lagi"Vania tetap kukuh dan melangkah lebar mendekati halte bus.

Dari kejauhan terlihat dua ank SMA laki-laki yang sedang berdebat sedari tadi. Sementara vania dan yona sudah sampai di halte.

"Bu, apa tidak sebaiknya kita pesan grab saja?" Kata yona sekali lagi, karena di lihat dari luar saja tidak memungkinkan dapat tempat duduk.

"Sebentar lagi ada pertemuan Yon, apa kamu tidak melihat waktu"Sahut Vania.

"Baik bu" yona menurut saja.

"Mas tujuan bus nya kemana?" Tanya vania.

"Cihampelas neng"

"Tapi, bayar dulu ya neng" Katanya.

Vania mengangguk, ia segera mengambil dompetnya di dalam tas. Dan mengambil selembaran uang ratusan ribu dan memberikanya pada mas kernet bus. Vania melirik ke arah anak SMA yang samar-samar ia mendengar perbincangan mereka tentang uang saku yang tertinggal.

"Sekalian bayarin dua anak ini ya" Ucap vania sembari menunjuk dua ank SMA itu.

"Baik neng"

Akhirnya vania dan yona masuk ke dalam bus, mereka berdiri karena tidak kebagian tempat duduk. Ini baru pertama kalinya buat Vania naik bus angkutan umum.

"Bu, kenapa bantuin dua anak itu"Kata yona sembari menunjuk Anak laki-laki yang baru saja masuk ke dalam bus.

"Mereka lagi nggak bawa uang, sekalian kita bayarin kan nggak papa yon" Jawabnya sembari memperlihatkan senyumnya yang manis.

"Bu vania masih saja baik" batin yona senang.

Mereka turun dari bus setelah sampai di tempat Tujuan, Vania dan yona turun sebelum gedung Zuvan terlihat. Karena mereka akan melewati jalan khusus masuk ke gedung itu.

Para karyawan yang melihat vania sudah datang, mereka semua menyapa dan di balas dengan senyuman.

"Selamat lagi bu vania"

"Pagi bu"Ucap mereka saat berjalan selintas melewati vania sembari menunduk,"Selamat pagi"Jawab vania satu-satu, ia berjalan anggun di depan semua karyawannya.

"Yona kita langsung masuk saja" Kata vania, vania membuka pintu dan segera masuk ke sana, tempat pertemuan peserta model.

Suara ketukan sepatu hils terdengar nyaring saat vania masuk ke dalam ruangan 3.

"Eh, serius itu CEO pemilik perusahaan Zuvan?"

"Cantik banget"

"Katanya sih umurnya sudah 35 tahun"

"Hah, 35 tahun. Tapi, masih secantik ini?"

Banyak bisikan-bisikan yang di lontarkan untuk Vania. Tetapi, vania tidak terlalu menghiraukan dan lebih sering mengabaikan.

"Jadi hanya 5 orang yang kamu undang yon?" Tanya vania mengambil tempat duduk yang sudah di sediakan.

"Ada 6 orang bu. Tapi, sepertinya belum datang"

"Diskualifikasi"

"belum menjadi model saja sudah telat"Sambung Vania.

"Baik b—"

Brakk

Suara pintu di gebrak terdengar sangat keras, Vania yang baru saja ingin menandatangani surat langsung tercoret begitu saja. Semua orang yang ada di dalam ruangan itu terperangah dan menatap dua anak bocah SMA tampak masuk dengan brutal.

***

"Tante manis!" Pekik arga keras ketika melihat sosok wanita mungil yang membantunya tadi.

"Tante manis?" Batin vania, vania bangkit berdiri dan mulai mendekati dua Ank SMA tersebut.

"Ini beneran si tante-tante itu bukan sih?"Tanya arga berbisik pada pandu.

"Iya ga, nggak salah lagi"Jawab pandu yang juga ikut memperhatikan wanita itu.

"Siapa tante manis?"Tanya vania yang kini sudah berdiri di hadapan Arga.

"Ya tante lah siapa lagi?! di sini, yang manis cuma tante doang"Kata Arga sedikit menggoda.

"Saya lagi serius!" Nada vania marah.

"Gue juga serius tante!!"Jawab arga.

Vania mengehela nafas kasar, ia menoleh ke arah yona,"Yona apa maksudnya ini? Kenapa bisa ada anak sekolah di kantor?"Tanya vania pada yona sekretarisnya.

"Saya juga tidak tau bu"

"Ibu?" kata arga masih bingung.

"Oh iya, Perkenalkan dia adalah Ibu Alvania povani Zulvan CEO di perusahaan Zulvan" Tutur Yona memperkenalkan vania.

"C-ceo?"Ulang Arga dan pandu bersamaan.

Arga benar-benar terkejut, ketika mendengar bahwa wanita itu adalah Ceo di perusahaan Zulvan. Pemilik brand terkenal, dan lagi wanita itulah yang menolong arga dan juga pandu.

"Iya benar sekali. Lalu, adek-adek ini siapa ya—"

"Tunggu yona" Vania memotong pembicaraan yona.

"Kalian anak SMA yang tadi di halte bus kan?"Tanya vania memastikan, ternyata dia baru ingat dengan wajahnya.

Arga tersenyum lebar,"Itu tante ingat"Katanya.

"Saya bukan tante kamu! Terus, apa yang kamu lakukan di kantor saya?"Tanya vania pada mereka.

"Oh, jadi tante yang ngundang gue buat jadi model?"

Kening vania tertaut,"mengundang? Saya tidak ada mengundang kamu. Apalagi, jadikan kamu model di perusahaan saya" Kata vania.

"Lah, buktinya gue dapat email" Arga tak mau kalah

"Email?"

"Iya tante gimana sih, Cantik-cantik udah pikun aja. Pantes jomblo! "Ucapan Arga membuat vania kesal.

"Maksud kamu apa? Ngatain saya jomblo!"

"Nggak papa tan, nggak papa. Nyamuk tadi lewat terus bilang katanya tante cantik" Goda Arga, bukanya bikin suasana membaik malah vania menjadi sangat kesal.

Bibir arga tertarik, ia gemas sekali saat melihat vania terlihat kesal seperti itu. Wajahnya menjadi sangat lucu.

"Kenapa kamu senyum? Tidak ada yang lucu di sini!" Kata vania, yang menyadari arga sedari tadi mesam-mesem melihatnya.

"Muka tante lucu"

"Sudah saya bilang, saya bukan tante kamu!"Vania memperingatkan.

"Yaelah, salah mulu gue tan"

"Silahkan kamu pergi, saya tidak membutuhkan model seperti kamu!"Ucap vania menunjuk ke arah Arga.

"Loh, nggak bisa gitu lah tan! Gue udah capek-capek datang ke sini. Masak di batalin gitu aja" Protes Arga.

"Banyak alasan yang saya ambil, untuk tidak bekerja sama dengan kamu"

"Ya, tetap aja gue nggak bisa terima"Ujar arga kesal.

"Itu bukan urusan saya, kamu boleh pergi dari sini"Usir vania.

"Bu"Panggil yona.

Vania menoleh,"Ada apa?" Yona mulai membisikkan sesuatu di telinga vania dan menjelaskan beberapa hal penting mengenai Arga.

Vania beralih menatap arga dari bawah sampai atas berulang-ulang kali,"Memang benar sih, tubuhnya ideal dan cocok banget jadi model Zuva"Batin vania.

"Masih ngeraguin gue buat jadi model"Kata arga, ketika tau vania sedang memperhatikanya.

"Bisa di bicarakan" Ucap vania membuat arga tersenyum kemenangan.

"Yon, tunda dulu pertemuanya"Ucap vania, yona mengangguk,"Baik bu."

"kamu ikut ke ruangan saya" Vania langsung berlalu melewati mereka.

"Oke tan" Jawab arga senang.

"Eh, kok lu bisa sesantai itu ga?"Tanya Pandu heran.

"Udah lo tenang aja, doain gue jadi model di sini" Arga menepuk bahu pandu sebelum pergi.

"Maaf, kalian bisa ikut ke ruangan ibu vania"Ujar Yona mengantarkan mereka.

Perdebatan antara Arga dan seorang Ceo di perusahaan zulvan selesai. Arga berjalan di belakang yona, sementara Vania sudah berada di ruanganya.

"Wahh!! Parah. Gue tebak pasti tuh tante-tante tajir banget!!"Seru Arga sembari melihat bangunan gedungnya yang terlapisi dengan emas pilihan.

"Gedung perusahaannya aja begini apalagi, rumahnya ga"Timpal Pandu ikut berseru.

"Udah pasti rumahnya kayak istana"Sambung Arga.

"Silahkan masuk" Ucap yona membuka pintu kaca untuk mereka berdua.

"Makasih mbak"