Chereads / Miss Ceo VS Cowok tengil [On going] / Chapter 11 - Di cium Angel jadi apes

Chapter 11 - Di cium Angel jadi apes

Setelah kepergian arga dan salsa, siswa siswi yang berkerumun itu satu- persatu pergi dan hanya angel yang tersisa.

Sejujurnya angel masih sangat penasaran ada hubungan apa arga dan salsa. Angel membuang pikiran kotornya, arga nggak mungkin berselingkuh di belakang angel. Angel sangat tau bahwa arga bisa di percaya.

Angel berbalik badan dan hendak pergi ke taman seperti yang di katakan Arga tadi. Tapi, langkahnya terhenti ketika melihat dua sahabat arga berdiri di belakangnya sejak tadi.

"Aa mm"Pandu mengalihkan pandanganya begitu juga dengan Angga.

"Lo berdua temennya arga?"Tanya angel mulai mendekati pandu dan juga angga.

Pandu mengangguk,"Iya"Jawabnya.

Angel beroria, ia kembali menatap mereka semua,"Hubungan arga sama salsa apa?"Tanya angel lagi.

Pandu dan angga saling menoleh satu sama lain, hanya kontak mata yang berbicara"Bilang aja nggak tau" Seolah mengatakan itu dan di mengerti oleh Keduanya.

"Gue nggak tau, kenapa emangnya?" Tanya pandu lagi.

"Oh, nggak papa. Makasih"Ujar angel dan melewati mereka berdua begitu saja.

Setelah kepergian angel yang sudah jauh dari pandangan, mereka berdua bernafas lega. Angga menoleh ke arah pandu dengan sorot mata banyak hal yang ingin di pertanyakan,"Emang lo tau pan?"tanya angga.

Pandu menggeleng.

"Gua cuma tau orang tua mereka sahabatan, kalau soal hubungan mereka gue nggak tau. Karena lo tau sendiri arga pacaran sama angel cuma karena duitnya"Ujar Pandu.

"Iya sih"

"Yaudah gue mau ke perpus bentar"

"Tumben, jangan sok belajar deh lo"Ledek angga.

"Sekali-sekali gue belajar biar pinter kayak davin"Ucap Pandu.

"Yaudah, kalau gitu gue ke kelas duluan"Pandu mengganguk.

***

Suara derap langkah kaki seseorang terdengar di sepanjang koridor, Arga sudah selesai dengan urusannya bersama Salsa kini ia ingin bertemu dengan angel. Untuk menyakinkan dirinya bahwa mereka tidak ada hubungan apa-apa.

Untuk merubah suasan hati angel karena, Arga tau pasti angel sangat kesal dan cemburu. Walaupun, sebenarnya juga nggak perduli sih dengan perasaan angel. Arga cuma takut kehilangan uangnya angel.

Arga berpas-pasan dengan seseorang yang sangat arga kenal. Davin yang berjalan berlawanan dengan Arga itu membawa Coklat dan bunga di tangannya.

Langkah arga terhenti sembari melihat sesuatu di tangan davin. Saat davin menyadari ia buru-buru menyembunyikannya dari arga tapi, tetap saja arga sudah tau apa yang davin bawa.

"Ciee buat siapa tuh?" Tanya Arga sedikit menggoda davin.

"Nggak ada. Bukan buat siapa-siapa"Jawab davin.

"Mas davin mau nembak cewe ya?"Terka Arga.

"N-nggak. Buat adek sepupu gue dia

Lagi sakit"Jawabnya sambil mengulum bibirnya yang kering.

"Masak buat sepupu romantis banget sih!! jujur aja lah, nggak papa lagi mas. Kalau emang lagi suka sama cewe mending lo cepet-cepet tembak deh sebelum di ambil sama orang"Saran arga.

"Hm"Sahutnya.

"Mau kemana?"Tanya davin mengalihkan pembicaraan.

"Mau ketemu angel"

"Oh, yaudah"

Setelah itu arga pergi dan melewati Davin, yang lagi arga pikirin sekarang ini adalah semoga saja angel cepat luluh dan nggak marah sama dia. Kalau sampe marah bisa runyam semuanya.

Akhirnya arga sampai di taman sekolah, arga menegarkan pandangannya di setiap taman yang sedikit luas. Sambil berjalan ia mencari angel dan dimana ia duduk. Atau semarah itu kah dia karena arga lebih memilih salsa dari pada dirinya. Nggak, kayaknya arga nggak perlu mikir sampe situ karena arga tau angel itu orangnya gimana. Anak nya mauan dan gampang di bujuk.

Saat arga menoleh ke samping ia melihat seorang gadis tengah duduk sendiri di bangku taman. Gadis itu sedang merenung sembari menatap air mancur di depannya. Dia adalah angel kekasih arga, arga berjalan mendekati Angel yang belum menyadari kehadiran Arga.

Sebelum bertemu arga memetik bunga mawar merah yang berada di taman sekolah. Niatnya sih mau di kasih sama Angel semoga aja dengan cara ini angel bisa baikan dan nggak marah lagi sama arga.

Arga memutar dan berjalan dari arah belakang angel, supaya angel tidak tau kalau arga sudah datang dan lagi di dekatnya.

Dengan langkah pelan, Arga mendekati angel lalu ia menutup mata angel dengan kedua tangannya. Angel sedikit terkejut, karena ini terjadi tiba-tiba. Tapi, saat menyadari orang itu siapa dia tersenyum. Memberikan senyum lebarnya, senyum yang hanya di berikan untuk arga.

"Tebak"kata arga.

"Suaranya arga, pastinya argalah"Jawab Angel, arga terkekeh pelan ia membuka tangannya dan beralih duduk di samping Angel.

"Nih"Arga memberikan bunga mawar yang ia petik di taman sekolah alias nyuri di pot besar.

Bibir angel tersenyum sembari menatap arga. Arga paling bisa ngebuat angel tersenyum kalau lagi ngambek.

"Ngambil dimana?"Tanya angel.

"Tuh"Tunjuk Arga pada pot besar.

Angel Refleks mencubit pinggang arga, walapun cubitannya pelan tapi kerasa banget,"Ih kamu, itu kan tanamanya guru. Nanti kalau ketahuan sama pak Narto kamu bisa di marahin lo sayang"Ucap Angel.

"Kan yang di marahin aku, kamunya jangan"Jawab Arga dengan senyum manis ia mendekatkan wajahnya dan menyentuh hidung angel.

"Semoga luluh, semoga luluh. Kalau sampe kagak, ancur hidup gue kalau kehilangan mata pencaharian berharga gue"Batin arga.

Pipi angel tiba-tiba saja memerah, ia langsung menjauh dari arga yang hampir saja menciumnya.

"S-sayang ini masih di sekolah"Kata angel gugup.

"Memangnya kenapa? Kan nggak ada siapa-siapa"Ujar Arga berhasil membuat Angel tegang.

"Hm, i-iya sih"

"Lagian gue juga ogah kali nyium lo, mauan banget si jadi cewe"Batin arga yang ingin memuntahkan semua isi perutnya.

Cup

Arga menegang ketika sebuah kecupan mendarat mulus di pipi kanannya, arga menoleh ke arah angel yang tersenyum malu dan langsung memalingkan wajahnya.

"S-sialan"Batin arga, arga membulat matanya lebar dan menatap tajam ke arah Angel.

Tubuh angel tiba-tiba saja gemetar ketika melihat tatapan membunuh dari Arga. Apa arga marah sama angel ? Kenapa arga menatap angel seperti itu ya.

"S-sayang ma-maaf, kamu marah ya?" Tanya angel hati-hati.

Arga tersadar ia menghela nafas pelan, dan menarik senyumnya.

"Nggak kok"Kata Arga.

"Tapi tadi wajah kamu—"

"Aku kaget aja, mau cium lagi?" Tanya arga dan sebuah anggukan dari angel.

Arga pasrah, sebenarnya jijik tapi itu semua demi uang. Biarlah orang berkata arga cowok nggak modal yang penting semua berkeuntungan.

Arga mendekatan wajahnya dan menunjuk ke arah pipinya pada angel yang di siap di cium kapan saja. Angel melihat kelilingnya dan memastikan bahwa sudah tidak ada siswa-siswi yang berkeliaran di taman. Kan bahaya kalau mereka sampi terciduk walapun cuma cium pipi.

"Kalau kamu nggak mau, aku yang cium nih"Kata arga sambil menatap bibir angel.

Angel buru-buru mencium arga sebelum arga melakukan aksinya. Arga tersenyum tipis,"Tahan ga tahan, demi uang"Arga mengingatkan dirinya sendiri.

Angel masih menatap Arga,"Aku udah nggak marah lagi kok sama kamu,"Sedikit tersenyum," Makasih sayang," katanya.

"Iya sayang"Balas arga mengelus rambutnya lembut.

***

Arga masuk ke dalam kelas setelah bertemu dengan Angel. Kayaknya hari ini hari sialnya arga mungkin ya,"Apess apesss" Kata Arga yang langsung duduk di samping trisal.

"Kenapa lu?" Tanya trisal.

Arga menoleh tersenyum kecut,"Di cium sama angel."

"Bukan apes lagi itu namanya"Jawab trisal sambil menertawakan arga.

"Sialan lo"Umpat Arga.

Pandu dan angga masuk ke dalam kelas arga, jam istirahat hanya tersisa beberapa menit saja. Seperti biasanya mereka ngumpul bareng.

"Eh vin, habis dari mana lo?" Tanya Pandu yang duduk di kursi davin. Davin baru saja masuk ke kelas kayaknya sih habis antar bunga sama coklat buat sepupunya.

"Abis antar buket buat cebarnya lah"Sahut arga.

Semua mata tertuju pada davin dan juga Arga,"Lo punya cewe vin?" Tanya trisal tiba-tiba.

"Habis dari kelas adek sepupu gue "Jawabnya,"Nggak lah, percaya aja sama arga"Sambungnya.

Tiba-tiba saja suara pandu memecah, menjadi heboh dan mendominasi ruangan kelas. Pandu berlonjak kegirangan setelah mendapat pesan baru dari email yang mendebarkan.

Pandu langsung memekik, sampai-sampai orang yang kagetan bisa jadi jantungan gara-gara dengar suara pandu yang kalau teriak kayak cewek. Trisal, angga, davin dan juga arga ikut tersentak.

"Eh, ngape lu? Menang give away? Atau menang lotre?" Tanya angga.

"Tau nih, di kira hutan kali teriak-teriak" ucap trisal.

"Lo kenapa sih anjing! Teriak-teriak nggak jelas" timpal arga yang juga kesal.

"Bukan menang give away lagi. tapi, lebih dari itu"Jawab pandu tak percaya.

"Ini adalah sebuah berita yang menggemparkan untuk seorang leader kita, beri tepuk tangan dulu untuk arga"Ujar pandu bertepuk tangan dan di ikuti oleh lainnya.

"Lu paham?" Trisal menggeleng," Kagak"sambil cengengesan.

"Cepet sini ga liat, penting banget" Arga mendekati pandu dan melihat ponselnya.

"Kyaaaaaa" Arga tak kalah heboh dari pandu setelah membaca pesan email di ponsel pandu.

Dan itu semakin membuat Angga, trisal dan juga davin penasaran. Sebenarnya apa yang membuat mereka sesenang itu!

Akhirnya mereka lihat pesan di ponsel pandu dan baru paham, mereka bertepuk tangan sembari menatap arga.

"Keren banget ya leader kita, parah-parah"

"Ikut seneng gue anjir"Kata trisal jingkrak/jingkrak di atas meja.

"Selamat ya ga"Ucap david, david emang orangnya agak tertutup dan irit kalau ngomong.

"Seriusan ini pan?" Tanya arga masih ragu.

"Seriuslah begok, besok bolos aja deh gue yang antarin"Ucap pandu.

"Ish jangan, entar kalau bokap nyokap gue tau gimana?"

"Lembek banget sih, yaudah besok kita semua masuk tapi bolosnya di kantin gimana? Kita harus urus kerja samanya arga"Katanya sambil berdiri.

"Gue ngikut aja yang penting dapat bagian"

"Lo ikut vin?"Tanya Pandu ke davin.

Davin menoleh ke arah arga dan kembali menatap pandu,"Yaudah, ikut" Jawabnya.

"Wih!! Jarang-jarang loh mas davin ikut bolos"Ujar Trisal.

"Yes, mas davin ikut"Kata arga girang, karena biasanya davin paling susah di ajak bolos. Walaupun termasuk geng simalakama bukan berarti kelakuannya harus mirip dengan mereka.

Davin tersenyum tipis.

"Seneng banget lo kayaknya kalau si davin ikut, pasti gara-gara davin sering bayarin utang lo kan?"

Arga melempar buku pada trisal,"Kagak lah" Katanya.

"Yaudah fix ya besok" Mereka semua mengangguk serentak.