Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

VinAra

🇮🇩Shara_Pradonna09
--
chs / week
--
NOT RATINGS
12.1k
Views
Synopsis
Tiara, salah satu murid kelas 10 di Galaxy School yang tidak mengidolakan Star Band, sebuah band pentolan sekolah. Apalagi dengan Marvin salah satu murid kelas 11 dan sang vokalis yang menjadi idola sekolah dan hampir semua gadis di sekolah ini mengidolakannya karena ketampanan dan suaranya yang bagus. Namun, bagi Tiara, Marvin hanyalah kakak kelasnya biasa saja yang sukanya tebar pesona ke sana dan kemari. Lambat laun, pertemuan antara Tiara dan Marvin semakin sering karena akan ada project bersama. Membuat mereka berdua menjadi dekat. Apakah kedekatan mereka akhirnya menimbulkan benih-benih cinta? Temukan kisah Tiara dan Marvin hanya di VinAra
VIEW MORE

Chapter 1 - Pentas Seni

Katakanlah sekarang

Bahwa kau tak bahagia

Aku punya ragamu

Tapi tidak hatimu

Kau tak perlu berbohong

Kau masih menginginkannya

Ku rela kau dengannya

Asalkan kau bahagia

Terdengar dengan jelas di telinga, sebuah lagu dari band terkenal Indonesia, Armada yang berjudul Asal Kau Bahagia sedang dinyanyikan oleh seseorang. Di Galaxy School sedang mengadakan pentas seni hari ini demi menyambut dan menghibur adik-adik kelas 10 yang baru saja masuk dan bergabung di sekolah ini. Sebuah band pentolan Galaxy School yaitu Star Band sedang beraksi di atas panggung, mereka semua menunjukkan keahlian di bidangnya. Seperti Marvin sebagai vokalis yang bernyanyi dengan merdunya seraya sesekali mengajak penonton untuk bernyanyi bersama, Bayu sebagai Bassis menunjukan kepiawaiannya bermain bass, Chiko dan Ferdi sebagai gitaris terkadang saling berhadapan menunjukan cara mereka bermain gitar yang sangat keren, Erick sebagai drummer yang memukul drum dengan ketukan yang membuat orang melihatnya takjub, dan Zafran sebagai pianis yang memainkan piano dengan lembut tetapi indah.

Sorak soraya terdengar dari para cewek yang mengidolakan Start Band, apalagi hari ini mungkin akan segera bertambah dengan cepat karena banyak cewek-cewek kelas 10 yang baru mengetahuinya. Mereka semua berdiri di lapangan seraya ikut bernyanyi. Dari kisaran ratusan murid di sini ada seorang cewek yang malas sekali menontonnya tetapi mau tidak mau wajib di tonton karena sudah sesuai jadwalnya. Bagi, Tiara ini hanyalah seperti konser biasa saja. Apalagi ia melihat sang vokalis yang terlihat sekali sedang tebar pesona, membuatnya jengah untuk berada di sini.

"Sampai kapan sih kita di sini?" gerutu cewek yang mempunyai rambut sebahu dengan poni depan, alis tebal, hidung mancung, kulit putih, dan bentuk wajah oval itu. Ia bertanya kepada Nurul dan Tamara, kedua sahabatnya yang baru saja dikenal beberapa hari lalu.

"Iya, gak tahu juga, Tiara. Mungkin sampai selesai kali!" jawab Nurul datar.

"Mungkin sampai sore kali ya. Kan kita hari ini jadwal pulang pukul 16.00 Wib," balas Tamara seraya menatap Tiara.

Tiara meniupkan poninya dengan sembarangan. "Masih lama banget! Kaki gue sudah pegel nih, berdiri di sini dari tadi," gerutunya kembali setelah melihat arloji di tangannya yang masih menunjukkan pukul 13.00 Wib.

"Iya sabar saja, Tir. Semua orang juga gitu, sama saja kayak kita. So, please jangan mengeluh," balas Tamara datar.

"Hmm, gue juga sebenarnya sudah capek sih. Sudah berdiri di sini sedari tadi mana panas lagi," ucap Nurul seraya menatap Tiara.

Tiara tersenyum, saat ini ia ada temannya. "Nah, Nurul saja setuju sama ucapan gue tuh!"

"Terserah lo berdua deh. Kalau mau ke kelas ya silakan tetapi kalau ketahuan guru dan kena hukum gue gak akan ikut-ikutan ya!" ucap Tamara pasrah.

"Kok lo gitu sih? Gak kompak banget sama kita. Iya gak, Tir?" protes Nurul seraya bertanya kepada Tiara.

"Iya, gak seru deh. Gak mungkin kita berdua doang!" jawab Tiara memasang wajah sedikit ditekuk.

"Iya, gak apa-apa kali ini gak kompak sama kalian. Daripada nanti gue dihukum. Lucu banget hidup gue kalau baru masuk sekolah saja sudah langsung dapat hukuman," jelas Tamara. Ia masih tetap dengan pendiriannya.

"Seru kali dihukum saat awal-awal masuk sekolah ini. Itu bakalan jadi kenangan tersendiri nantinya, yakin gue," ucap Nurul asal.

"Iya, gak gitu juga kali, Nurul. Jadi, kenangan yang sangat memalukan iya nantinya," balas Tiara seraya tertawa.

"Lah, kok malah gini sih," ucap Nurul dengan sewot.

"Coba untuk cewek yang berada di belakang itu, cewek yang memakai bandana warna pink sepertinya masih kelas 10 karena gue masih asing banget lihat wajahnya. Bisa naik ke atas panggung menemani gue nyanyi di sini?" Tiba-tiba Marvin mengajak seorang cewek untuk menemaninya. Sorak soraya dari yang lainnya terdengar dengan jelas bahkan terdengar banyak yang iri dengan cewek yang berhasil ditunjuk oleh Marvin.

"Lah, kenapa semua orang ngeliatin gue sih?" tanya Tiara bingung. Ia sekarang merasa seperti orang yang dijatuhkan hukuman karena bersalah, malu.

"Lo gak denger tuh vokalis manggil lo?" tanya Nurul tak percaya.

"Tir, lo itu diajak ke atas panggung sekarang!" tambah Tamara semangat.

"Lah, gue gak merasa nama gue dipanggil. Jadi, apa gue harus naik ke sana?" tanya Tiara polos.

Tamara menepuk dahinya sendiri. "Iya kali tuh vokalis sudah tahu nama lo tanpa kalian kenalan terlebih dahulu," cibir Tamara.

"Kan sudah dibilang cewek yang berada di belakang, kelas 10 memakai bandana warna pink dan itu semua mengarah ke lo, Tiara," jelas Nurul sebal.

"Jadi, gue harus naik ke sana sekarang?" tanya Tiara datar.

Nurul dan Tamara saling menatap, sebal karena tingkah Tiara yang seperti masih tidak mengerti.

"Iya. Buruan ke sana!" jawab Nurul dan Tamara kompak.

"Buruan dong naik ke atas panggung. Kalau gak mau, yaudah gue menerimanya dengan senang hati kok," celetuk seseorang.

"Dikasih hati kayaknya mau minta jantung nih. Masa' iya mau minta dijemput banget baru mau naik ke atas panggung!" timpal yang lainnya.

Samar-samar terdengar ocehan demi ocehan karena Tiara yang lama sekali naik ke atas panggung. Tiara menatap ke sekitar ternyata hampir semua orang yang berada di sini sudah menatapnya dengan tajam. Ia mendelik, kemudian langsung berjalan menuju ke atas panggung melewati semua orang yang terlihat masih iri dengannya.

"Wah, sudah ada di atas panggung nih, salah satu teman dari kita semua." Marvin memulai pembicaraannya lagi seraya menatap ke sekitar. Sedangkan, Tiara hanya tersenyum saja.

Marvin menatap Tiara. "Btw, namanya siapa nih?" tanya Marvin lembut. Ia tersenyum dengan begitu manis, senyuman yang membuat jantung Tiara berdegup dengan cepat.

"Nama aku Tiara," jawab Tiara malu-malu.

"Namanya Tiara! Oiya, kamu kelas berapa?" tanya Marvin lagi.

"Kelas 10 IPA 1," jawab Tiara singkat.

Marvin kembali menatap ke para penonton lagi. "Baiklah, teman-teman kita semua sudah tahu kalau cewek cantik yang sedang bersama saya ini bernama Tiara dari kelas 10 IPA 1."

Pipi Tiara bersemu menjadi merah tatkala kata cantik terkeluar begitu saja dari mulut sang vokalis. "Jantung gue makin berdegup kencang saja nih," batin Tiara.

"Sekarang kalian semua sudah siap untuk bernyanyi bersama lagi? Kali ini gue akan ditemani Tiara!" lanjut Marvin tersenyum.

"Tiara, sudah siap?" tanya Marvin lembut.

"Siap, Kak," balas Tiara tersenyum.

Walau kau menghapus menghempas diriku

Mengganti cintaku

Semua tak mampu hilangkan cinta

Yang telah kau beri

Walau kau berubah, aku kan bertahan

Di sepanjang waktuku

Biarkan aku mencintaimu dengan caraku

Marvin bersama dengan bandnya ditemani Tiara membawakan lagu Dengan Caraku yang dipopularkan oleh Arsy Widianto dan Brisia Jodie. Sesekali mereka bernyanyi seraya saling tatap satu sama lain.

"Terima kasih semuanya," ucap Marvin dan Tiara kepada penonton. Setelah mereka selesai bernyanyi.

Next?