"Jadi, kalau kak Alvaro bukan pacar lo. Dia siapanya lo?" tanya Tamara seraya menatap Tiara dengan lekat.
"Kasih tahu gak ya?!" seru Tiara seraya tertawa.
"Kasih tahu sekarang, Tiara!" jawab Tamara dengan sebal.
"Gak mau! Mending gue ke kelas sekarang," jawab Tiara tersenyum. Kemudian, melangkahkan kaki ke dalam kelas.
***
Tiara masuk ke dalam kelas dengan riang, ini hari pertama ia dan teman-temannya benar-benar akan mengikuti semua mata pelajaran di Galaxy School setelah mengikuti kegiatan ospek dan sebagainya beberapa hari kemarin. Ia memilih untuk duduk di bangku no tiga barisan pertama sedangkan Nurul dan Tamara duduk di depannya, jadilah mereka bertiga menjadi teman akrab. Tiara baru saja sampai dan meletakkan tasnya di meja, tiba-tiba ada suara yang menyebut namanya membuat ia menoleh ke sumber suara dan menatapnya dengan datar.
"Jadi, lo kan yang namanya Tiara?" ungkap seseorang gadis yang memakai seragam yang sama dengan Tiara. Namun, di bajunya tertulis kelas 11.
"Iya, ada apa, Kak?" tanya Tiara dengan sopan.
"Lo jadi orang jangan merasa sok cantik ya!" ucap gadis itu lagi dengan sinis.
Tiara menautkan kedua alisnya karena tidak mengerti. "Maksudnya?"
"Intinya, gue cuma mau ingetin ke lo. Kalau di sekolah ini lo jangan pernah syok cantik!" seru kakak kelasnya ini memperingatkan.
Tiara menatap name tag yang tertera di baju gadis tersebut, tertera nama Keisha. "Maaf, ya, Kak Keisha gue benar-benar gak paham dengan maksud yang kakak bilang barusan," jawab Tiara dengan lembut.
"Lo jangan berpura-pura gak tahu ya!" ucap Keisha seraya menatap Tiara dengan lekat. "Lo kan orang yang kemarin berhasil duet romantis bareng Marvin dan Star Band! Jadi, gue ingetin sekali lagi, lo jangan ngerasa sok cantik. Hmm, hanya karena dipilih oleh Marvin dan yang lo harus tahu kalau Marvin itu punya gue! Oiya, dengan semua personil Star Band juga kayaknya lo harus tahu diri, jangan berharap untuk bisa dekat dengan mereka!" jelas Keisha dengan sinis.
Tiara menghela napas. "Jadi, ini alasannya? Oh, tenang saja, Kak Keisha gue sama sekali gak tertarik dengan semua personil Star Band apalagi dengan kak Marvin. Jadi, kayaknya, Kakak gak perlu terlalu takut dan khawatir deh dengan gue!" jawab Tiara seraya menatap Keisha dengan lekat.
Emosi Keisha menaik karena ternyata Tiara berani dengan dirinya, ia menatap tajam Tiara. "Bagus deh kalau lo tahu diri!" jawab Keisha seraya menggebrak meja. Lalu, meninggalkan kelas adik tingkatnya ini.
Tiara hanya menatap Keisha yang mulai menjauh, ia menghela napas. "Banyak banget sih yang membuat gue bingung pagi ini!" batin Tiara.
"Tiara, lo gak apa-apa?" tanya Nurul yang baru saja sampai ke kelas.
"Iya, Tir. Itu tadi siapa sih?" tambah Tamara seraya memastikan kalau Keisha sudah tidak ada lagi.
"Gak tahu juga sih. Namanya kak Keisha. Kayaknya pacar Kak Marvin deh soalnya dia bilang Marvin itu punya gue dan jangan dekati semua personil Star Band gitu!" jawab Tiara dengan datar.
"Hmm, ternyata kak Marvin sudah punya pacar!" gerutu Nurul tidak semangat.
"Kak Alvaro juga sudah punya Tiara!" ucap Tamara dengan datar. "Eh, bentar deh. Tadi kan lo bilang kalau kak Alvaro bukan pacar lo. Jadi, kak Alvaro itu siapanya lo, Tiara?" tanya Tamara penasaran.
"Iya, siapa sih, Tiara jangan main rahasia gitu deh dengan kita!" ucap Nurul seraya menatap Tiara. Kemudian, ia menatap Tamara. "Lo juga, Tam yang tadi itu siapa?"
Tiara menatap Tamara dan Nurul secara bergantian. "Kak Alvaro itu kakak gue!" jawab Tiara singkat.
"Whats?!" seru Tamara dan Nurul secara kompak. Mereka berdua pun saling menatap.
"Gue gak mimpi kan? Coba cubit gue Tamara!" seru Nurul dengan mata yang masih membulat karena terkejut seraya berusaha mengenggam tangan Tamara.
Tamara yang sama syoknya pun mengabaikan permintaan dari Nurul. "Coba deh cubit gue juga!"
Tiara menghela napas malas seraya menatap tingkah kedua sahabatnya itu, segitunya Nurul dan Tamara setelah tahu kalau Alvaro adalah kakak kandung Tiara. Kemudian, ia tersenyum dan ide jahil muncul di benaknya. Sesuai permintaan Nurul dan Tamara tadi, ia pun langsung mencubit keduanya dengan sangat keras. Lalu, tertawa terbahak-bahak karena Nurul dan Tamara merasakan kesakitan.
"Pelan-pelan kali cubit gue tuh!" protes Nurul menahan sakit seraya menatap Tiara dengan sinis.
"Duh!" rintih Tamara seraya memegang lengannya yang memerah setelah dicubit oleh Tiara. "Lo pasti sengaja kan?!" tanya Tamara seraya menatap Tiara dengan datar.
Tiara masih saja terbahak-bahak melihat kedua sahabatnya itu sibuk protes. "Iya! Gue sengaja! Lagian, kalian kagetnya lebay banget sih! Memangnya kenapa kalau gue adik dari Kak Alvaro? Perasaan biasa saja sih!"
"Tiara!!! Biasa saja dari mana? Jelas-jelas lo itu adik dari Kak Alvaro. Sang ketua osis dan termasuk salah satu idola sekolah," ucap Nurul seraya menatap Tiara.
"Lah? Terus? Memangnya gue harus gimana?" tanya Tiara datar.
"Ya ampun, Tir. Lo gitu saja gak ngerti. Harusnya lo itu bangga punya kakak seperti Kak Alvaro. Pasti kan banyak banget cewek-cewek yang dekati kakak lo itu. Nah, sedangkan lo bisa setiap saat dengan dirinya sesuka lo saja!" jelas Nurul. "Andai gue ya yang jadi adiknya kak Alvaro, pasti gue senang banget," lanjut Nurul lagi.
"Iya, Tir. Pasti banyak banget yang ingin ada di posisi lo itu," seru Tamara menambahkan.
"Kalian berdua pengen banget gitu bisa dekat dengan kakak gue?" tanya Tiara seraya menatap Nurul dan Tamara secara bergantian.
"Mau bangetlah!" jawab Nurul dan Tamara secara kompak.
Tiara menghela napas panjang seraya menatap Nurul dan Tamara dengan datar. "Kalau gue boleh milih ya. Gue sih gak mau jadi adiknya kak Alvaro. Kak Alvaro itu kelihatannya kayak baik, sopan, dan lain-lain yang baik-baik gitu. Padahal aslinya mah ngeselin banget. Seriusan gue kak Alvaro itu sangat menyebalkan!"
"Gue gak percaya sama sekali!" jawab Nurul dengan cepat. "Lo percaya dengan apa yang diomongin Tiara barusan, Tam?" tanya Nurul seraya menatap Tiara.
"Gak!" jawab Tamara singkat.
"Ih, kok malah gak ada yang percaya dengan gue sih?! Gue ngomong jujur kok!" ucap Tiara dengan sebal.
"Btw, bisa kali ya lo kenalin kita ke kakak lo itu!" pinta Tamara seraya tersenyum.
Tiara yang mulai sebal melirik ke arah Tamara sekilas. Kemudian, beralih menatap Nurul sekilas. "Segitu pengennya kenalan dengan kakak gue?"
"Boleh kali ya, Tir. Baik dikit gitu sama sahabat sendiri!" tambah Nurul seraya tersenyum.
"Hmm, gimana ya?!" seru Tiara bingung sendiri. Ia menghela napas kemudian menatap Nurul dan Tamara secara bergantian yang terlihat sangat antusias untuk berkenalan dengan kak Alvaro.
Next?